Pipa DSDP Jebol, Limbah Ngalir ke Tukad Mati
Limbah cair mengalir ke Tukad Mati akibat pompa yang ada di Jalan Raya Dewi Sri Legian tak dioperasionalkan.
MANGUPURA, NusaBali
Limbah cari dari Denpasar Sewerage Development Project (DSDP) mengalir ke Tukad Mati, Jalan Raya Dewi Sri di dekat jembatan bersebelahan dengan Pura Penataran Desa Adat Legian, Kecamatan Kuta, Badung. Limbah cair ini mengalir ke media lingkungan Tukad Mati Legian diduga akibat gorong-gorong DSDP jebol.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan, membenarkan adanya limbah yang mengalir ke Tukad Mati, Legian. Dia mengaku mengetahui adanya limbah yang mengalir ke Tukada Mati setelah mendapat laporan dari Lurah Legian Made Madia Surya Natha.
Mendapat laporan tersebut pihak Dinas LHK Badung langsung menerjunkan tim URC Buru Sergap Perusak Lingkungan (Brusli) pada Selasa (4/9) siang sekitar pukul 14.00 Wita. Tim yang dipimpin oleh Ketua Tim Brusli LHK Badung Nengah Sukarta ini menemukan cairan limbah dengan volume cukup besar sehingga mengakibatkan sungainya bau busuk.
“Tim kami tadi (kemarin) sudah ke lokasi untuk mengecek keberadaan limbah yang mengalir ke media lingkungan itu. Setelah menemukan sumber limbahnya berasal dari gorong-gorong DSDP, langsung menemui pihak DSPDP Kuta. Kami meminta agar gorong-gorong yang mengalirkan limbah ke sungai itu segera ditutup,” ungkap Merthawan, Selasa kemarin.
Atas kejadian itu, Kadis LHK Badung memberikan peringatan keras kepada DSDP karena melanggar UU 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pasal 20 ayat b dan c. Sanksinya agar segera menormalisasi limbah yang sudah ke sungai apapun caranya agar limbah tersebut tidak merusak lingkungan.
“Jika tidak bisa ditangani dengan cepat atau tidak diindahkan, maka kami akan proses dengan jalur hukum dengan UU Lingkungan Hidup. Atas peristiwa ini tim Brusli Badung banjir laporan. Kami Dinas LHK Badung berterimakasih atas laporan masyarakat. Setelah laporan ini kami akan evaluasi, dan DSDP harus bertanggungjawab,” tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Seksi Pelaksana Teknis UPT PAL Dinas PUPR Provinsi Bali Putu Sujana membenarkan adanya limbah yang mengalir ke Tukad Mati. Sujana menjelaskan limbah tersebut mengalir ke Tukad Mati akibat pompa yang ada di Jalan Raya Dewi Sri tak dioperasionalkan.
“DSDP memiliki tiga pompa untuk wilyah Kuta pada tiga kelurahan, yakni Kelurahan Kuta, Legian, dan Seminyak. Ketiga kelurahan ini semua aliran air limbahnya menuju ke Jalan Raya Dewi Sri, Legian. Di sana terdapat rumah pompa. Pada rumah pompa itu pompanya tidak dioperasikan beberapa hari belakangan. Pompa itu tak dioperasikan karena ada pipa bertekanan tinggi yang bocor di Jalan Raya Kuta,” ungkapnya.
Terkait dengan limbah yang mengalir ke Tukad Mati, dia menjelaskan air dari Seminyak, Kuta, dan Legian, saat pompa tak dioperasionalkan terus mengalir secara grafitasi menuju ke Dewi Sri. Karena pompa tak dioperasionalkan akibat adanya pipa jebol di Jalan Raya Kuta air pun meluap dan mengalir secara grafitasi.
“Kalau air yang mengalir itu tak keluar dari pipa overflow, maka level air di Seminyak, Legian, dan Kuta akan meningkat. Daerah yang paling rendah adalah di Wana Segara. Jika volume air meningkat, di Wana Segara airnya meluap. Apa yang terjadi ini adalah jalan satu-satunya,” kata Sujana.
Sementara terkait pipa yang jebol di Jalan Raya Kuta dia mengatakan akibat tegangan tinggi. Pihaknya menduga pipa itu jebol akibat proses pembentukan gas di dalam pipa yang mengalirkan cairan limbah. Disinyalir gas yang terbentuk ini yang membuat pipa menjadi keropos. “Nanti malam (Selasa malam) digali untuk dilakukan perbaikan dengan cara dilas. Perbaikan ini akan dilaksanakan sampai besok pagi (Rabu pagi),” ujarnya. *po
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan, membenarkan adanya limbah yang mengalir ke Tukad Mati, Legian. Dia mengaku mengetahui adanya limbah yang mengalir ke Tukada Mati setelah mendapat laporan dari Lurah Legian Made Madia Surya Natha.
Mendapat laporan tersebut pihak Dinas LHK Badung langsung menerjunkan tim URC Buru Sergap Perusak Lingkungan (Brusli) pada Selasa (4/9) siang sekitar pukul 14.00 Wita. Tim yang dipimpin oleh Ketua Tim Brusli LHK Badung Nengah Sukarta ini menemukan cairan limbah dengan volume cukup besar sehingga mengakibatkan sungainya bau busuk.
“Tim kami tadi (kemarin) sudah ke lokasi untuk mengecek keberadaan limbah yang mengalir ke media lingkungan itu. Setelah menemukan sumber limbahnya berasal dari gorong-gorong DSDP, langsung menemui pihak DSPDP Kuta. Kami meminta agar gorong-gorong yang mengalirkan limbah ke sungai itu segera ditutup,” ungkap Merthawan, Selasa kemarin.
Atas kejadian itu, Kadis LHK Badung memberikan peringatan keras kepada DSDP karena melanggar UU 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pasal 20 ayat b dan c. Sanksinya agar segera menormalisasi limbah yang sudah ke sungai apapun caranya agar limbah tersebut tidak merusak lingkungan.
“Jika tidak bisa ditangani dengan cepat atau tidak diindahkan, maka kami akan proses dengan jalur hukum dengan UU Lingkungan Hidup. Atas peristiwa ini tim Brusli Badung banjir laporan. Kami Dinas LHK Badung berterimakasih atas laporan masyarakat. Setelah laporan ini kami akan evaluasi, dan DSDP harus bertanggungjawab,” tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Seksi Pelaksana Teknis UPT PAL Dinas PUPR Provinsi Bali Putu Sujana membenarkan adanya limbah yang mengalir ke Tukad Mati. Sujana menjelaskan limbah tersebut mengalir ke Tukad Mati akibat pompa yang ada di Jalan Raya Dewi Sri tak dioperasionalkan.
“DSDP memiliki tiga pompa untuk wilyah Kuta pada tiga kelurahan, yakni Kelurahan Kuta, Legian, dan Seminyak. Ketiga kelurahan ini semua aliran air limbahnya menuju ke Jalan Raya Dewi Sri, Legian. Di sana terdapat rumah pompa. Pada rumah pompa itu pompanya tidak dioperasikan beberapa hari belakangan. Pompa itu tak dioperasikan karena ada pipa bertekanan tinggi yang bocor di Jalan Raya Kuta,” ungkapnya.
Terkait dengan limbah yang mengalir ke Tukad Mati, dia menjelaskan air dari Seminyak, Kuta, dan Legian, saat pompa tak dioperasionalkan terus mengalir secara grafitasi menuju ke Dewi Sri. Karena pompa tak dioperasionalkan akibat adanya pipa jebol di Jalan Raya Kuta air pun meluap dan mengalir secara grafitasi.
“Kalau air yang mengalir itu tak keluar dari pipa overflow, maka level air di Seminyak, Legian, dan Kuta akan meningkat. Daerah yang paling rendah adalah di Wana Segara. Jika volume air meningkat, di Wana Segara airnya meluap. Apa yang terjadi ini adalah jalan satu-satunya,” kata Sujana.
Sementara terkait pipa yang jebol di Jalan Raya Kuta dia mengatakan akibat tegangan tinggi. Pihaknya menduga pipa itu jebol akibat proses pembentukan gas di dalam pipa yang mengalirkan cairan limbah. Disinyalir gas yang terbentuk ini yang membuat pipa menjadi keropos. “Nanti malam (Selasa malam) digali untuk dilakukan perbaikan dengan cara dilas. Perbaikan ini akan dilaksanakan sampai besok pagi (Rabu pagi),” ujarnya. *po
Komentar