Bali Edukasi Tumbuhkan Tunas - Tunas Cerdas dan Berbudi
“Edukasi adalah investasi penting untuk 20 tahun ke depan,” ucap Hery.
BULELENG, NusaBali
Sadar akan era yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia, terutama Bali, Made Hery Santosa, seorang tenaga pengajar bidang Bahasa Inggris di salah satu universitas di Bali Utara ini, terpantik untuk mendirikan sebuah wadah dalam menumbuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul dan berkarakter, yang nantinya mampu bersaing di tingkat global. Organisasi nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan telah berdiri sejak 2 Mei 2015 di Buleleng itu bernama, Bali Edukasi. Ada pun 3 aspek yang menjadi sasaran utama Bali Edukasi, yaitu, pendidikan dan pengajaran, kesehatan, dan lingkungan.
Bersama Bali Edukasi, pria yang telah menyelesaikan program doktoralnya di La Trobe University, Australia, dalam bidang pendidikan dan pengajaran ini, ingin membuka peluang bagi siapa saja yang ingin belajar tumbuh dan menumbuhkan dirinya khususnya dalam bidang pendidikan. Lama belajar di negeri orang, Hery ingin menumbuhkan kesadarannya dan teman-teman yang lain untuk berguna di rumah sendiri.
“Bali Edukasi adalah sebuah wadah bagi siapa saja yang mau belajar tumbuh dan menumbuhkan dirinya. Jadi, orang perlu terus belajar. Itu juga ketika dia memiliki sesuatu, dalam hal ini, ilmu pengetahuan, dia bisa bagikan. Sehingga, dia juga bisa menumbuhkan orang lain. Kita boleh menjangkau langit, tapi harus tetap berpijak pada bumi,” papar Hery ketika ditemui NusaBali usai menjadi pembicara dalam sebuah acara di salah satu mall di Denpasar (02/09).
Untuk targetnya sendiri, Bali Edukasi bersifat umum. Dalam artian, siapa pun berhak bergabung dan belajar bersama, baik itu dalam hal ingin mengasah diri untuk mendaftar beasiswa di luar negeri, penulisan artikel, penerbitan karya, serta menjadi pengajar yang baik. Namun, setahun terakhir Bali Edukasi lebih banyak menyasar anak-anak di level usia dini karena dipercaya sebagai tunas-tunas bangsa yang nantinya mampu membawa Indonesia khususnya Bali ke arah yang lebih maju.
“Awal-awal masih memahami Bali dengan berkeliling, menyasar tempat-tempat mana yang memerlukan. Setelah menemukan target yang tepat, barulah selama 6 bulan kita datang ke lokasi secara periodik untuk melihat dampaknya,” lanjut pria yang juga merupakan pendiri Pejuang Beasiswa Bali dan beberpa organisasi yang bertujuan menginspirasi anak muda itu.
Anak-anak di sekolah dasar di tempat-tempat terpencil dan jarang terjamah bantuan, sering kali mendapat perhatian dari Bali Edukasi. Ada 10 tim inti – dibantu beberapa relawan – yang siap mengajar anak-anak untuk rajin membaca, belajar Bahasa Inggris, serta belajar memanfaatkan softskill-nya (red: kemampuan lunaknya) untuk dapat berpikir kritis dan berani menyampaikan pendapatnya di depan umum.
Foto: Tim Bali Edukasi - Dok. Bali Edukasi
PENDASBUDI (Pendirikan ke Generasi Cerdas dan Berbudi) merupakan nama program unggulan yang sedang digeluti Bali Edukasi setelah GEMASENI (Gemar Membaca Sejak Dini). PENDASBUDI sendiri adalah dukungan bagi program pemerintah tentang Penguatan Pembentukan Karakter (PPK) yang besumber pada Kurikulum 2013. Ada 18 karakter yang kini diciutkan menjadi 5 karakter bangsa. Bali Edukasi sendiri menyisipkan karakter Nasionalisme dan Cinta Tanah Air, yang mana, anak-anak belajar Bahasa Inggris dengan menggunakan tema karakter tersebut. Contohnya, baru-baru ini Bali Edukasi menyasar SDN 2 Bengkala di Buleleng untuk diajarkan Bahasa Inggris dengan tema ‘Cinta Tahan Air’.
Foto: Kegiatan PENDASBUDI (Pendidikan untuk Generasi Cerdas Berbudi) di SDN 2 Bengkala - Dok. Bali Edukasi
Aktivitas Bali Edukasi tidak hanya berhenti pada program pengajaran pada anak-anak di usia dini. Melainkan, para anak muda yang menjadi relawan juga belajar akan pentingnya menjalin komunikasi yang baik antar tim, serta belajar bagaimana membuat media pembelajaran yang menyenangkan untuk nantinya dipraktekkan pada anak-anak.
“Edukasi adalah investasi penting untuk 20 tahun ke depan. Maka, harus menyasar manusia dan sejak dini, juga menyasar anak muda, yang dalam hal ini, kakak-kakak yang mengajar,” ungkap Hery.
Foto: Kegiatan literasi di SDN 2 Bengkala tahun 2016-2017 - Dok. Bali Edukasi
Dari capaian-capaian tersebut, Bali Edukasi bahkan pernah dua kali mempresentasikan programnya dalam beberapa konferensi, diantaranya, CamTESOL, di Phnom Penh, Kamboja, dan dalam Konferensi Teknologi, di Solo, Jawa Tengah. Inti dari presentasi tersebut ialah, melalui pemanfaatan konten yang multi modal (audio, video, dan teks), mampu meningkatkan minat, waktu, serta kebiasaan membaca pada anak usia dini.
Di balik aktivitas-aktivitas mulia yang dilakukan Bali Edukasi yang notabene berlandaskan kesukarelaan, tentu hal tersebut tidak lepas dari berbagai kendala yang dihadapi. Beberapa di antaranya adalah, kendala waktu, yang mesti dikorbankan di tengah kesibukan masing-masing relawan, yang kedua adalah jarak, mengingat para relawan berasal dari berbagai daerah di Bali dan harus berjibaku dengan jarak untuk bertemu, yang terakhir yaitu komunikasi karena banyak juga tim yang akhirnya mundur dengan berbagai faktor tanpa adanya komunikasi yang jelas.
Sadar akan hal tersebut, Hery pun paham dan selalu menghimbau agar selalu membiasakan diri berkomunikasi yang baik karena jalan yang paling baik untuk meluruskan kendala adalah berkomunikasi yang akan menghasilkan solusi yang tepat.
Bali Edukasi sedang giat-giatnya membentangkan sayap melalui akun instagramnya (@baliedukasi). Berangkat dari hal tersebut, Hery pun berharap agar Bali Edukasi tetap menjadi wadah untuk menumbuhkan tunas-tunas SDM yang baik, sampai nantinya dirinya digantikan oleh tangan-tangan kebaikan lainnya.
“Saya tahu saya tidak bisa merubah dunia, tapi saya cukup merubah dunia satu orang saja dan saya sudah bahagia,” tutup Hery diselingi senyum simpul. *ph
Komentar