Jembatan Batukaru - Jatiluwih Jebol
Kendaraan sarat beban tak berani melewati jembatan karena kayu-kayunya mulai lapuk.
TABANAN, NusaBali
Jembatan penghubung Pura Luhur Batukaru, Desa Wangaya Gede dengan Daerah Tujuan Wisata (DTW) Jatiluwih, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan jebol.
Akibatnya, wisatawan yang hendak berkunjung dari Batukaru ke DTW Jatiluwih, begitu juga sebaliknya harus putar haluan sejauh 18 kilometer via Desa Penatahan, Kecamatan Penebel. Jembatan sepanjang 10 meter ini juga merupakan penghubung tiga desa di Kecamatan Penebel yakni Wangaya Gede, Jatiluwih, dan Mangesta.
Perbekel Desa Wangaya Gede, I Made Megayana mengatakan, jembatan jebol itu menjadi pembatas antara Banjar Bendul Desa Wangaya Gede dengan Banjar Kesambi Desa Jatiluwih. Jembatan tersebut terbuat dari kayu dan berulang kali mengalami kerusakan. “Penyebabnya mungkin karena kayunya kurang berkualitas,” duga Megayana, Selasa (5/4). Pihak desa telah sering mengajukan permohonan perbaikan ke Pemkab Tabanan termasuk ke anggota dewan. Namun perbaikan tak kunjung datang.
Megayana menambahkan, akibat jembatan jebol, wisatawan kerap batal berkunjung ke Jatiluwih. Pun sebaliknya dari DTW Jatiluwih tidak melanjutkan ke Batukaru. Penyebabnya mereka harus memutar sejauh 18 kilometer via Desa Penatahan. “Terlalu berisiko lewat jembatan sehingga wisatawan batalkan kunjungan,” ungkap Megayana. Dikatakan, jika jembatan itu tak segera diperbaiki maka akses menuju Desa Mangesta, Jatiluwih, dan Wangaya Gede akan terputus. Sehingga warga harus putar haluan sejauh 18 kilometer untuk bisa masuk wilayah ketiga desa bertetangga itu.
Megayana mengungkapkan, kendaraan sarat beban tidak berani lewati jembatan. Kayu-kayu penyangga jembatan itu mulai lapuk. Saat dilalui kendaraan roda dua, terdengar bunyi ‘krepet-krepet’. “Dinas PU pasang tulisan jembatan jebol, sopir yang melihat tulisan itu langsung putar haluan,” terangnya. Pada bulan Desember 2015, truk yang melintasi jembatan bannya nyungsep pada lubang dan nyaris terjatuh ke sungai.
Pantauan di lapangan, terdapat satu lubang menganga di jembatan berbahan kayu itu.
Lebar lubang diperkirakan 50 centimeter. Buat sementara lubang ditutup dengan drum aspal. Salah seorang penjual telor, Ni Wayan Antik Suantini, 55, mengaku terpaksa meski ketakutan melintasi jembatan agar cepat sampai di Wangaya Gede. “Saya komat kamit berdoa saat melintas agar tak terjatuh ke sungai sedalam 7 meter,” akunya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tabanan, I Gusti Ngurah Anom Anthara saat dikonfirmasi per telepon membenarkan jembatan penghubung 3 desa itu mengalami kerusakan. Ngurah Anom mengatakan, perbaikan jembatan di jalur objek wisata Batukaru dan DTW Jatiluwih telah menjadi skala prioritas di tahun 2016. Perbaikan tetap menggunakan kayu. “Anggaran sudah ada, bahan kayu pun sudah tersedia,” jelas Ngurah Anom. 7 cr61
1
Komentar