Program Rehab Sasar 1.160 Rumah
Sebanyak 1.160 unit Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), diberikan kepada warga Buleleng di 18 desa 8 kecamatan.
SINGARAJA, NusaBali
Bantuan yang menyasar Masyarakat Berpenghasilan rendah (MBR) itu digelontor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), diberikan untuk pemenuhan rumah layak huni. Satuan Kerja Non-Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan Provinsi Bali, I Wayan Suardana, ST, MT, ditemui disela-sela penyerahan BSPS di Gedung Kesenian Gde Manik, Buleleng, Kamis (6/9) kemarin mengatakan Buleleng merupakan kabupaten yang mendapatkan jatah BSPS terbanyak di Bali. Dari total 3.200 unit jatah Provinsi Bali, 1.160 unitnya jatuh di Kabupaten Buleleng.
“Program ini tujuannya membantu masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendapat rumah layak huni. Sekarang perbaikan kualitas yang kami lakukan. Dana ini kan pancingan, mendorong masyarakat punya rumah layak dan ciptakan swadaya,” kata dia. Masing-masing penerima BSPS akan mendapatkan bantuan dana Rp 15 juta untuk biaya perehaban rumah yang dikelola secara swadaya.
Pihaknya pun mengaku tetap mengajukan BSPS ke pusat dengan jumlah terbanyak di Buleleng dengan sisa 6 ribu rumah tak layak huni yang masih tersisa. Ia pun tetap memperjuangkan supaya dapat jatah lebih baik. “Karena 6 ribu ini PRnya berta juga. Buleleng bahkan kami usulkan 3 ribu rumah tiap tahun. Tapi realisasinya berapa, ya tergantung dari kementerian. Selama serapan dananya bagus, realisasinya tinggi, mutu dan kualitasnya bagus, bisa dapat tambahan terus,” imbuh dia.
Selain itu program BSPS, sebanyak 326 unit perehaban rumah dan 136 unit bedah rumah juga diberikan kepada masyarakat Buleleng, yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Satker Strategis Kementerian PUPR.
Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra mengatakan Buleleng sudah menerima program BSPS sejak tahun 2012. Kini sudah ada 7.900 unit rehab dan bedah rumah yang tertangani. Ia menyebutkan, tahun 2018 ini ada usulan sebanyak 8.680 unit. Namun yang baru terpenuhi baru 2.073 unit. Pihaknya pun optimis dapat menuntaskan sisa sebanyak enam ribu lebih unit tiga tahun mendatang. “Masih kurang lagi 6 ribu. Harapan kami dalam tiga tahun, rumah tidak layak huni sudah tuntas. Ini penting sekali, karena dengan rumah ini mereka bisa tingkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan mereka,” kata dia. *k23
“Program ini tujuannya membantu masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendapat rumah layak huni. Sekarang perbaikan kualitas yang kami lakukan. Dana ini kan pancingan, mendorong masyarakat punya rumah layak dan ciptakan swadaya,” kata dia. Masing-masing penerima BSPS akan mendapatkan bantuan dana Rp 15 juta untuk biaya perehaban rumah yang dikelola secara swadaya.
Pihaknya pun mengaku tetap mengajukan BSPS ke pusat dengan jumlah terbanyak di Buleleng dengan sisa 6 ribu rumah tak layak huni yang masih tersisa. Ia pun tetap memperjuangkan supaya dapat jatah lebih baik. “Karena 6 ribu ini PRnya berta juga. Buleleng bahkan kami usulkan 3 ribu rumah tiap tahun. Tapi realisasinya berapa, ya tergantung dari kementerian. Selama serapan dananya bagus, realisasinya tinggi, mutu dan kualitasnya bagus, bisa dapat tambahan terus,” imbuh dia.
Selain itu program BSPS, sebanyak 326 unit perehaban rumah dan 136 unit bedah rumah juga diberikan kepada masyarakat Buleleng, yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Satker Strategis Kementerian PUPR.
Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra mengatakan Buleleng sudah menerima program BSPS sejak tahun 2012. Kini sudah ada 7.900 unit rehab dan bedah rumah yang tertangani. Ia menyebutkan, tahun 2018 ini ada usulan sebanyak 8.680 unit. Namun yang baru terpenuhi baru 2.073 unit. Pihaknya pun optimis dapat menuntaskan sisa sebanyak enam ribu lebih unit tiga tahun mendatang. “Masih kurang lagi 6 ribu. Harapan kami dalam tiga tahun, rumah tidak layak huni sudah tuntas. Ini penting sekali, karena dengan rumah ini mereka bisa tingkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan mereka,” kata dia. *k23
Komentar