Dua Ekor Bangkai Penyu Terdampar di Perancak
Penyu berkelamin betina diperkirakan usia 20 tahun, yang jantan umur 30 tahun. Saat terdampar kondisinya sudah membusuk sehingga langsung dikubur.
NEGARA, NusaBali
Dua ekor bangkai penyu lekang kembali ditemukan terdampar di Pantai Perancak, Desa Perancak, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Rabu (5/9) sore. Belum diketahui penyebab kematian dua ekor penyu yang masing-masing berjenis kelamin betina dengan usia sekitar 20 tahun, dan jantan dengan usia sekitar 30 tahun tersebut.
Berdasar informasi, kedua ekor bangkai penyu itu ditemukan berdekatan dengan jarak sekitar 30 meter di Pantai Perancak, antara wilayah perbatasan Banjar Perancak dengan Banjar Mekar Sari, pada sekitar pukul 16.00 Wita. Temuan kedua ekor bangkai penyu oleh sejumlah anak-anak yang sedang bermain di sekitar pantai, itu langsung dilaporkan ke Kelompok Pelestari Penyu (KKP) Kurma Asih di desa setempat.
Koordinator KPP Kurma Asih I Wayan Anom Astika Jaya, Kamis (6/9), mengatakan setelah menerima laporan temuan dua ekor bangkai penyu tersebut, pihaknya bersama warga sekitar memutuskan untuk langsung mengubur kedua bangkai penyu itu. Tindakan tersebut dilakukan karena kedua bangkai penyu itu sudah dalam keadaan membusuk.
“Perkiraan saya, matinya kemungkinan sudah beberapa hari sebelum terdampar. Karena waktu baru ditemukan, kondisinya sudah membusuk,” katanya.
Dia tidak berani memastikan penyebab kematian dua ekor penyu tersebut. Namun, diperkirakan kedua ekor penyu itu mati akibat pencemaran maupun cuaca di lautan, sehingga terdampar di Pantai Perancak. “Kebetulan waktu ditemukan sore kemarin, airnya sedang surut. Untuk memastikan penyebab kematian, sebenarnya harus dilakukan penelitian dengan pembedahan. Tetapi untuk penelitian, tidak memungkinkan karena kondisi membusuk, kecuali baru mati,” ujarnya.
Menurut Anom, temuan bangkai penyu di pesisir sepanjang pantai se-Kabupaten Jembrana, terjadi hampir setiap tahun. Hingga awal September 2018 ini, seingatnya juga ditemukan lebih dari 10 ekor bangkai penyu. Dia berharap di kemudian hari apabila masyarakat kembali menemukan bangkai penyu dengan kondisi masih segar, masyarakat diharapkan segera melapor ke pemerhati penyu maupun pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dengan harapan dapat diteliti untuk memastikan penyebab kematiannya.
“Yang pasti, memang kematian penyu-penyu selama ini termasuk tidak wajar kalau dari sisi usia. Karena penyu bisa hidup sampai usia ratusan tahun,” tutur Anom. *ode
Dua ekor bangkai penyu lekang kembali ditemukan terdampar di Pantai Perancak, Desa Perancak, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Rabu (5/9) sore. Belum diketahui penyebab kematian dua ekor penyu yang masing-masing berjenis kelamin betina dengan usia sekitar 20 tahun, dan jantan dengan usia sekitar 30 tahun tersebut.
Berdasar informasi, kedua ekor bangkai penyu itu ditemukan berdekatan dengan jarak sekitar 30 meter di Pantai Perancak, antara wilayah perbatasan Banjar Perancak dengan Banjar Mekar Sari, pada sekitar pukul 16.00 Wita. Temuan kedua ekor bangkai penyu oleh sejumlah anak-anak yang sedang bermain di sekitar pantai, itu langsung dilaporkan ke Kelompok Pelestari Penyu (KKP) Kurma Asih di desa setempat.
Koordinator KPP Kurma Asih I Wayan Anom Astika Jaya, Kamis (6/9), mengatakan setelah menerima laporan temuan dua ekor bangkai penyu tersebut, pihaknya bersama warga sekitar memutuskan untuk langsung mengubur kedua bangkai penyu itu. Tindakan tersebut dilakukan karena kedua bangkai penyu itu sudah dalam keadaan membusuk.
“Perkiraan saya, matinya kemungkinan sudah beberapa hari sebelum terdampar. Karena waktu baru ditemukan, kondisinya sudah membusuk,” katanya.
Dia tidak berani memastikan penyebab kematian dua ekor penyu tersebut. Namun, diperkirakan kedua ekor penyu itu mati akibat pencemaran maupun cuaca di lautan, sehingga terdampar di Pantai Perancak. “Kebetulan waktu ditemukan sore kemarin, airnya sedang surut. Untuk memastikan penyebab kematian, sebenarnya harus dilakukan penelitian dengan pembedahan. Tetapi untuk penelitian, tidak memungkinkan karena kondisi membusuk, kecuali baru mati,” ujarnya.
Menurut Anom, temuan bangkai penyu di pesisir sepanjang pantai se-Kabupaten Jembrana, terjadi hampir setiap tahun. Hingga awal September 2018 ini, seingatnya juga ditemukan lebih dari 10 ekor bangkai penyu. Dia berharap di kemudian hari apabila masyarakat kembali menemukan bangkai penyu dengan kondisi masih segar, masyarakat diharapkan segera melapor ke pemerhati penyu maupun pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dengan harapan dapat diteliti untuk memastikan penyebab kematiannya.
“Yang pasti, memang kematian penyu-penyu selama ini termasuk tidak wajar kalau dari sisi usia. Karena penyu bisa hidup sampai usia ratusan tahun,” tutur Anom. *ode
1
Komentar