Bakar Sampah, Bale Sakapat Terbakar
Salah seorang warga Banjar Labuan Sari, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem, Ni Luh Urip,61, membakar sampah, Rabu (5/9) sore.
AMLAPURA, NusaBali
Meski usai membakar sampah, pembakaran itu menyisakan bara api hingga memercik ke lahan lain dan membakar bangunan sakapat (empat tiang), Kamis (6/9) pukul 11.30 Wita.
Bangunan sakapat dan lahan seluas sekitar 10 are yang terbakar milik warga Banjar Labuan Sari, I Made Oka,57. Ni Luh Urip yang kebetulan melintas ke lokasi pembakaran sampah menyaksikan kobaran api membakar sakapat dan lahan. Ni Luh Urip memberitahukan hal itu kepada adiknya, I Made Oka.
I Made Oka kewalahan menangani kebakaran tersebut, maka meminta bantuan kepada kerabatnya I Made Sumadi, pukul 12.15 Wita. Selanjutnya kerabatnya memanfaatkan mobil tanki milik I Made Oka mengangkut air untuk memadamkan kobaran api. Pemadaman secara swadaya dilakukan hingga api benar-benar padam pukul 12.45 Wita.
Korban I Made Oka memilih menangani sendiri, enggan meminta bantuan petugas Dinas Pemadam Kebakaran, karena tanggung. Sebab, api keburu menjalar. "Dari pada minta bantuan petugas, cukup lama menunggu lebih baik tangani sendiri dibantu warga masyarakat," jelas I Made Oka. Kebakaran pun tak meluas.
Cepatnya kebakaran yang terjadi, jelas dia, karena angin bertiup kencang, dan banyak semak-semak kering di lahan milik korban. "Kerugian sekitar Rp 6 juta, berupa bangunan sekahapat dan tanaman di tegalan," tambahnya.*k16
Meski usai membakar sampah, pembakaran itu menyisakan bara api hingga memercik ke lahan lain dan membakar bangunan sakapat (empat tiang), Kamis (6/9) pukul 11.30 Wita.
Bangunan sakapat dan lahan seluas sekitar 10 are yang terbakar milik warga Banjar Labuan Sari, I Made Oka,57. Ni Luh Urip yang kebetulan melintas ke lokasi pembakaran sampah menyaksikan kobaran api membakar sakapat dan lahan. Ni Luh Urip memberitahukan hal itu kepada adiknya, I Made Oka.
I Made Oka kewalahan menangani kebakaran tersebut, maka meminta bantuan kepada kerabatnya I Made Sumadi, pukul 12.15 Wita. Selanjutnya kerabatnya memanfaatkan mobil tanki milik I Made Oka mengangkut air untuk memadamkan kobaran api. Pemadaman secara swadaya dilakukan hingga api benar-benar padam pukul 12.45 Wita.
Korban I Made Oka memilih menangani sendiri, enggan meminta bantuan petugas Dinas Pemadam Kebakaran, karena tanggung. Sebab, api keburu menjalar. "Dari pada minta bantuan petugas, cukup lama menunggu lebih baik tangani sendiri dibantu warga masyarakat," jelas I Made Oka. Kebakaran pun tak meluas.
Cepatnya kebakaran yang terjadi, jelas dia, karena angin bertiup kencang, dan banyak semak-semak kering di lahan milik korban. "Kerugian sekitar Rp 6 juta, berupa bangunan sekahapat dan tanaman di tegalan," tambahnya.*k16
1
Komentar