Cricket Terancam Dicoret di Porprov
PCI Bali berharap keputusan KONI tidak berdampak pada semua atlet cricket. Sebab imbasnya juga dirasakan semua. Baik organisasi dan atlet yang ingin membela Bali di PON 2020.
DENPASAR, NusaBali
KONI Bali mengancam menceoret dan tidak mempertandingkan cabang olahraga cricket pada Porprov Bali XIV/2019 di Tabanan. Hal itu dilakukan menyusul 10 atlet cricket andalan Bali yang mundur mendadak dari Pengprov Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Bali dan dikabarkan merapat ke Papua, yang menjadi tuan rumah PON XX/2020.
Pertimbangan mencoret cricket karena dinilai merugi. Toh, akhirnya atlet andalan Bali juga menyebrang membela Papua. Padahal Porprov jadi ajang seleksi tim Pra PON Bali. Cricket dicoret di Porprov, karena PCI Bali melepas 10 atletnya.
"Sebenarnya ini informasi rahasia dan jangan sampai keluar. Tapi situasinya jadi berkembang, sehingga ada disposisi dari Ketum KONI Bali agar tidak mempertandingkan cricket di Porprov Tabanan," ungkap nara sumber Nusa Bali, di KONI Bali, Jumat (7/9).
Bahkan tanpa sengaja surat disposisi itu diperiksa beberapa kali. Hal itu untuk memastikan apakah benar tulisan disposisi itu, yang tidak mempertandingkan cricket di Porprov Tabanan.
"Saya cek isi disposisi itu, detail bacanya. Memang seperti itu isinya. Pak Ketua KONI Bali menginginkan cricket tidak dipertandingkan di Porprov Tabanan. Namun sampai saat ini cabor cricket masih daftar cabor di Porprov 2019 Tabanan,” kata sumber itu, yang menolak disebutkan namanya. .
Dikonfirmasi terpisah Ketua Harian Pengprov PCI Bali Made Erawan berharap keputusan KONI Bali tidak berdampak pada semua atlet cricket Bali. Sebab, imbasnya juga dirasakan semua. Baik organisasi dan atlet yang ingin membela Bali di PON 2020. Bahkan kualitasnya jauh lebih bagus dan masih banyak atlet cricket Bali.
Bahkan, kata Erawan, cukup banyak atlet berkualitas dibandingkan jumlah mereka yang mutasi dan ingin pindah ke Papua. Di bagian putra itu masih banyak stok pemain di atas kualitas atlet yang ingin pindah ke Papua.
"Kalau untuk putri dikatakan yang pindah ke Papua itu lapis kedua. Lapis kedua di PON Jabar 2016. Sedangkan di putra memang ada atlet utama saat di PON Jabar ingin pindah membela Papua," terang Erawan.
Sebab batasan usia atlet cricket waktu PON Jabar usia maksimal 25 tahun. Sedangkan di Papua nanti bebas tanpa ada batasan usia atletdan terbuka untuk umum.
Tapi Erawan juga sadar akan kekecewaan Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi. Memang sejak awal menginginkan medali dari cricket di PON Papua.
"Yang jelas saya optimis masih mampu mengatasi. Tapi semua ini KONI terlanjur kecewa. Karena ada atlet minta mutasi dan ditandatangani Ketua Umum Pengprov PCI Bali, Tjokorda Raka Kerthiyasa atau Cok Ibah,”kata Erawan. *dek
Pertimbangan mencoret cricket karena dinilai merugi. Toh, akhirnya atlet andalan Bali juga menyebrang membela Papua. Padahal Porprov jadi ajang seleksi tim Pra PON Bali. Cricket dicoret di Porprov, karena PCI Bali melepas 10 atletnya.
"Sebenarnya ini informasi rahasia dan jangan sampai keluar. Tapi situasinya jadi berkembang, sehingga ada disposisi dari Ketum KONI Bali agar tidak mempertandingkan cricket di Porprov Tabanan," ungkap nara sumber Nusa Bali, di KONI Bali, Jumat (7/9).
Bahkan tanpa sengaja surat disposisi itu diperiksa beberapa kali. Hal itu untuk memastikan apakah benar tulisan disposisi itu, yang tidak mempertandingkan cricket di Porprov Tabanan.
"Saya cek isi disposisi itu, detail bacanya. Memang seperti itu isinya. Pak Ketua KONI Bali menginginkan cricket tidak dipertandingkan di Porprov Tabanan. Namun sampai saat ini cabor cricket masih daftar cabor di Porprov 2019 Tabanan,” kata sumber itu, yang menolak disebutkan namanya. .
Dikonfirmasi terpisah Ketua Harian Pengprov PCI Bali Made Erawan berharap keputusan KONI Bali tidak berdampak pada semua atlet cricket Bali. Sebab, imbasnya juga dirasakan semua. Baik organisasi dan atlet yang ingin membela Bali di PON 2020. Bahkan kualitasnya jauh lebih bagus dan masih banyak atlet cricket Bali.
Bahkan, kata Erawan, cukup banyak atlet berkualitas dibandingkan jumlah mereka yang mutasi dan ingin pindah ke Papua. Di bagian putra itu masih banyak stok pemain di atas kualitas atlet yang ingin pindah ke Papua.
"Kalau untuk putri dikatakan yang pindah ke Papua itu lapis kedua. Lapis kedua di PON Jabar 2016. Sedangkan di putra memang ada atlet utama saat di PON Jabar ingin pindah membela Papua," terang Erawan.
Sebab batasan usia atlet cricket waktu PON Jabar usia maksimal 25 tahun. Sedangkan di Papua nanti bebas tanpa ada batasan usia atletdan terbuka untuk umum.
Tapi Erawan juga sadar akan kekecewaan Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi. Memang sejak awal menginginkan medali dari cricket di PON Papua.
"Yang jelas saya optimis masih mampu mengatasi. Tapi semua ini KONI terlanjur kecewa. Karena ada atlet minta mutasi dan ditandatangani Ketua Umum Pengprov PCI Bali, Tjokorda Raka Kerthiyasa atau Cok Ibah,”kata Erawan. *dek
1
Komentar