Pembangunan Penyosohan Beras Ditunda
Tahun 2018, Pemkab Tabanan akan membangun gedung tempat penyosohan beras atau rice milling unit (RMU).
TABANAN, NusaBali
Rencana ini menyusul adanya bantuan RMU dari Toyama Jepang. Namun pembangunan RMU ditunda karena proses penerimaan RMU belum selesai.
Kepala Dinas Pertanian Tabanan Nyoman Budana menjelaskan, saat ini RMU yang diberikan masih disesuaikan dengan hasil beras yang dihasilkan oleh Kabupaten Tabanan. "Sehingga perlu penyesuaian," ujarnya, Jumat (7/9).
Dikatakan Budana, sebelumnya pembangunan RMU sudah dianggarkan Rp 650 juta. Namun karena pembangunan ditunda maka dana belum bisa dicairkan."Tetapi, anggaran ini tetap akan dipasang kembali di tahun 2019," tegasnya.
Jika proses berjalan lancar, jelas Budana, Pemerintah Toyama Jepang akan memberikan Kabupaten Tabanan enam unit RMU. Pembagiannya dua unit untuk pusat sebagai percontohan, dua dialokasikan ke Desa Jatiluwih, 1 unit untuk Perpadi dan 1 unit untuk BUMda. "Rencananya seperti ini, namun tentu ini masih proses," imbuhnya.
Untuk tahap awal RMU ini memang nantinya akan fokuskan ke Desa Jatiluwih. Dengan harapan petani bisa langsung menyosoh gabahnya dan langsung menjual ke BUMda tanpa melalui pihak ketiga. "Untuk petani di Desa Jatiluwih sudah siap untuk pengoperasian namun pengelolaanya dilakukan pihak DTW Jatiluwih karena subak sudah setuju," tandas Budana.*de
Rencana ini menyusul adanya bantuan RMU dari Toyama Jepang. Namun pembangunan RMU ditunda karena proses penerimaan RMU belum selesai.
Kepala Dinas Pertanian Tabanan Nyoman Budana menjelaskan, saat ini RMU yang diberikan masih disesuaikan dengan hasil beras yang dihasilkan oleh Kabupaten Tabanan. "Sehingga perlu penyesuaian," ujarnya, Jumat (7/9).
Dikatakan Budana, sebelumnya pembangunan RMU sudah dianggarkan Rp 650 juta. Namun karena pembangunan ditunda maka dana belum bisa dicairkan."Tetapi, anggaran ini tetap akan dipasang kembali di tahun 2019," tegasnya.
Jika proses berjalan lancar, jelas Budana, Pemerintah Toyama Jepang akan memberikan Kabupaten Tabanan enam unit RMU. Pembagiannya dua unit untuk pusat sebagai percontohan, dua dialokasikan ke Desa Jatiluwih, 1 unit untuk Perpadi dan 1 unit untuk BUMda. "Rencananya seperti ini, namun tentu ini masih proses," imbuhnya.
Untuk tahap awal RMU ini memang nantinya akan fokuskan ke Desa Jatiluwih. Dengan harapan petani bisa langsung menyosoh gabahnya dan langsung menjual ke BUMda tanpa melalui pihak ketiga. "Untuk petani di Desa Jatiluwih sudah siap untuk pengoperasian namun pengelolaanya dilakukan pihak DTW Jatiluwih karena subak sudah setuju," tandas Budana.*de
Komentar