Dikhawatiri, Gepeng Hadang Tamu IMF
Aksi gepeng ini akan merusak citra Ubud, terutama saat Ubud dikunjungi tamu IMF World Bank, Okober 2018 nanti.
GIANYAR, NusaBali
Kawasan wisata Ubud, Gianyar, masih jadi ladang empuk para gepeng (gelandangan dan pengemis) asal Karangasem, untuk mengais rejeki. Namun warga mengkhawatiri aksi gepeng ini akan merusak citra Ubud, terutama saat Ubud dikunjungi tamu IMF World Bank, Okober 2018 nanti.
Kepada NusaBali, Selasa (11/9), kalangan warga di Ubud berpesan agar aparat terkait lebih serius menertibkan aksi gepeng di Ubud. ‘’Apalagi, akan ada kunjungan tamu IMF World Bank ke Ubud. Betapa malu kita kalau sampai tamu tamu penting bank dunia disuguhi pemandangan ada gepengnya,’’ ujar warga Ubud, Gusti Ketut Keramas.
Ia dan para tokoh pariwisata di Ubud sangat mendukung kunjungan tamu IMF Wolrd Bank ke Ubud. Karena kunjungan ini pasti akan jadi media promosi sangat efektif untuk Ubud, dan Bali umumnya. ‘’Tapi akan jadi lucu kalau sampai saat kunjungan tamu penting, di Ubud malah ada banyak gepeng,’’ ujar warga lainnya.
Kepala Satpol PP Gianyar Tjokorda Gde Agusnawa mengatakan, apalagi akan ada tamu IMF World Bank, pihaknya akan terus melakukan operasi penertiban gepeng tersebut. ‘’Kami akan intensifkan operasi penertiban gepeng ini dengan melibatkan Tim Kecamatan Ubud,’’ jelasnya.
Tokoh Puri Peliatan, Desa Peliatan, Ubud ini mengakui aksi gepeng ini pasti akan merusak citra Ubud secara keseluruhan, terutama bidang pariwisata. Pihaknya mengaku aksi gepeng ini sangat kontras dengan destinasi wisata Ubud yang dikenal asri dan berbudaya. ‘’Besok (Rabu ini, Red) tim kami akan turun ke lapangan terutama di kawasan Ubud untuk penertiban gepeng,’’ tegas Cok Agusnawa.
Dia mengakui, gepeng yang berkeliaran di seputaran Ubud kebanyakan gepeng wajah lama. Gepeng baru beroperasi di Ubud hanya ada sekitar lima orang. Sedangkan gepeng wajah lama tak pernah kapok jika ditertibkan. Jika ditertibkan, mereka lanjut dipulangkan oleh Dinas Sosial Gianyar ke asalnya di Karangasem. Jelasnya, para gepeng ini bertingkah unik. Karena mereka beroperasi dekat-dekat pos petugas, jika di kempungnya segara ada piodalan. Tunjuannya, agar mereka diamankan Satpol PP, lanjut ‘diantar’ pulang naik kendaraan ke Karangssem. ’’Jika mereka pulang sendiri, mereka kan kena ongkos angkutan. Selanjutnya, usai pioadalan, mereka datang lagi ke Gianyar,’’ jelasnya.
Cok Agusnawa mengakui sebagai aparat di Gianyar tak punya kewenangan untuk mencegat agar warga asal Karangasem ini tak menggepeng. ‘’Kami hanya bisa menertibkan, lanjut dipulangkan oleh Dinas Sosial. Tapi hepeng ini beberapa harinya, datang lagi ke Gianyar,’’ jelasnya. *lsa
Kawasan wisata Ubud, Gianyar, masih jadi ladang empuk para gepeng (gelandangan dan pengemis) asal Karangasem, untuk mengais rejeki. Namun warga mengkhawatiri aksi gepeng ini akan merusak citra Ubud, terutama saat Ubud dikunjungi tamu IMF World Bank, Okober 2018 nanti.
Kepada NusaBali, Selasa (11/9), kalangan warga di Ubud berpesan agar aparat terkait lebih serius menertibkan aksi gepeng di Ubud. ‘’Apalagi, akan ada kunjungan tamu IMF World Bank ke Ubud. Betapa malu kita kalau sampai tamu tamu penting bank dunia disuguhi pemandangan ada gepengnya,’’ ujar warga Ubud, Gusti Ketut Keramas.
Ia dan para tokoh pariwisata di Ubud sangat mendukung kunjungan tamu IMF Wolrd Bank ke Ubud. Karena kunjungan ini pasti akan jadi media promosi sangat efektif untuk Ubud, dan Bali umumnya. ‘’Tapi akan jadi lucu kalau sampai saat kunjungan tamu penting, di Ubud malah ada banyak gepeng,’’ ujar warga lainnya.
Kepala Satpol PP Gianyar Tjokorda Gde Agusnawa mengatakan, apalagi akan ada tamu IMF World Bank, pihaknya akan terus melakukan operasi penertiban gepeng tersebut. ‘’Kami akan intensifkan operasi penertiban gepeng ini dengan melibatkan Tim Kecamatan Ubud,’’ jelasnya.
Tokoh Puri Peliatan, Desa Peliatan, Ubud ini mengakui aksi gepeng ini pasti akan merusak citra Ubud secara keseluruhan, terutama bidang pariwisata. Pihaknya mengaku aksi gepeng ini sangat kontras dengan destinasi wisata Ubud yang dikenal asri dan berbudaya. ‘’Besok (Rabu ini, Red) tim kami akan turun ke lapangan terutama di kawasan Ubud untuk penertiban gepeng,’’ tegas Cok Agusnawa.
Dia mengakui, gepeng yang berkeliaran di seputaran Ubud kebanyakan gepeng wajah lama. Gepeng baru beroperasi di Ubud hanya ada sekitar lima orang. Sedangkan gepeng wajah lama tak pernah kapok jika ditertibkan. Jika ditertibkan, mereka lanjut dipulangkan oleh Dinas Sosial Gianyar ke asalnya di Karangasem. Jelasnya, para gepeng ini bertingkah unik. Karena mereka beroperasi dekat-dekat pos petugas, jika di kempungnya segara ada piodalan. Tunjuannya, agar mereka diamankan Satpol PP, lanjut ‘diantar’ pulang naik kendaraan ke Karangssem. ’’Jika mereka pulang sendiri, mereka kan kena ongkos angkutan. Selanjutnya, usai pioadalan, mereka datang lagi ke Gianyar,’’ jelasnya.
Cok Agusnawa mengakui sebagai aparat di Gianyar tak punya kewenangan untuk mencegat agar warga asal Karangasem ini tak menggepeng. ‘’Kami hanya bisa menertibkan, lanjut dipulangkan oleh Dinas Sosial. Tapi hepeng ini beberapa harinya, datang lagi ke Gianyar,’’ jelasnya. *lsa
1
Komentar