Belasan Orangtua Siswa Nyaris Kena Tipu
Para orangtua murid menanyakan kepada pihak sekolah kenapa si penipu bisa mengetahui secara lengkap identitas murid, mulai dari nomor ponsel orangtua, nama lengkap siswa, panggilan, hingga alamat rumah.
"Iya mbak, tadi sempat panik. Namanya juga orangtua pasti panik denger anak kena musibah. Saya lalu ke sekolah, dan alhamdulilah putri saya baik-baik saja," ujar Ayu, lega.
Begitu pula dengan Lulu Farida. Dengan emosi yang meluap-luap ia menceritakan, anaknya yang terjadwal masuk siang dikatakan juga mengalami kecelakaan jatuh dari tangga lantai 3, dan saat itu tengah dalam perawatan di ICU RS Sanglah. "Waktu tadi pagi (kemarin, red) ada yang nelepon suami saya bilang kalau anak saya jatuh dari lantai 3. Suami saya sudah tahu itu penipuan. Wong anak saya masih sama saya kok waktu itu, kan dia masuk siang," katanya.
Tidak jauh berbeda dengan yang dialami Fenty Rahajeng. Bahkan dia mengalami 2 kali penipuan yang mengatasnamakan kedua anaknya. Beruntung Fenty menyadari bahwa ia menjadi korban penipuan, saat anak keduanya tengah berada di sampingnya dikatakan juga mengalami kecelakaan yang sama dengan anaknya yang masuk pagi. "Pertama anak saya dibilang jatuh dari lantai 3. Sempet waktu itu panik namun saya berusaha tenang. Saya terus tanya sama dia, dirawat dimana sekarang anak saya? Nah saat itu teleponnya langsung terputus," ujarnya.
"Dari sana saya mulai curiga. Nah, yang kedua anak saya juga dibilang begitu. Jelas-jelas anak saya posisinya sedang di samping saya, mau sekolah siang. Wah, waktu itu saya emosi sekali dan marah-marah sama orang yang nelepon itu," ujarnya, geram.
Sementara itu, Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Wisnu Wardana yang ditemui di PN Denpasar, siang kemarin, mengaku belum mengetahui laporan terkait aksi percobaan penipuan melalui telpon yang menimpa belasan orangtua murid di SD Muhammadiah 3 Denpasar. “Saya belum monitor. Tapi saya sudah perintahkan anggota ngecek ke TKP,” ujarnya.
Kompol Wisnu mengatakan aksi penipuan melalui telpon dengan meminta sejumlah uang untuk operasi keluarga korban yang kritis karena mengalami kecelakaan sudah sering terjadi. Ia meminta masyarakat lebih waspada terkait penipuan ini. “Kami imbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya dengan modus penipuan seperti ini,” ujarnya.
Komentar