Tanpa CR7, Portugal Bungkam Italia
Portugal membuat pelatih anyar Italia, Roberto Mancini, belum bisa memetik kemenangan dalam dua laganya.
LISBON, NusaBali
Alih-alih menang atau seri seperti hasil 1-1 lawan Polandia pada pekan lalu, kali ini Italia kalah 1-0 pada pertandingan UEFA Nation League Liga A Grup 3 di Lisbon, Selasa (11/9) dinihari WITA. Kekalahan di Luz Stadium ini sekaligus membuat Italia, yang absen dari Piala Dunia tahun ini untuk pertama kalinya dalam 60 tahun, tanpa kemenangan dari empat pertandingan kompetitif.
Mancini, pada pertandingan kompetitif keduanya sebagai arsitek timnas Italia, melakukan sembilan perubahan dari tim yang bermain imbang 1-1 dengan Polandia pada Jumat lalu, namun timnya dipaksa bertahan pada sebagian besar jalannya pertandingan dan kesulitan untuk menciptakan bahaya nyata.
Penyerang Italia Mario Balotelli, yang mendapat banyak kritik setelah penampilannya saat melawan Polandia, bahkan tidak masuk bangku pemain cadangan dan menyaksikan laga dari tribun penonton.
Kemenangan atas Italia adalah yang pertama bagi Portugal dalam laga kompetitif sejak 1976, dan kemenangan ini langsung menenmpatkan Portugal di puncak klasemen Liga A Grup 3 Nation League dengan tiga poin, unggul atas Polandia dan Italia yang masing-masing baru memiliki satu poin. Portugal sendiri menang tanpa menurunkan Cristiano Ronaldo. Pemain yang masuk nominasi Pemain Terbaik FIFA ini diizinkan fokus beradaptasi menyusul kepindahannya dari Real Madrid ke Juventus.
Sang juara Eropa mendominasi pada babak pertama saat melawan Italia, namun gagal memaksimalkan peluang-peluangnya. Gol tunggal kemenangan Portugal ke gawang tim berjulukan Gli Azzurri diciptakan Andre Silva pada menit ke-48. Pelatih Portugal Fernando Santos mengaku sudah memprediksi strategi Italia sehingga ia menerapkan taktik bermain dengan mempertahankan tingginya tempo permainan.
Ia yakin taktik itu bisa membuat masalah bagi skuat asuhan Roberto Mancini dan akhirnya berhasil.
"Saya pikir, itu sedikit tidak adil karena kami masih tanpa gol di babak pertama. Jadi, di awal babak kedua mendesak pemain untuk mempertahankan kecepatan
Kemenangan Portugal berawal dari aksi Bruma. Pemain yang mengenakan kaus bernomor punggung tujuh yang biasanya dipakai oleh Ronaldo, merebut bola dari pemain debutan Italia Manuel Lazzari, menggebrak ke pertahanan lawan dan menyodorkan bola kepada Silva yang melepaskan sepakan melengkung tanpa dapat dihentikan Donnarumma dari jarak 12 meter.
Portugal kemudian bermain pragmatis, menarik diri ke belakang setelah gol itu, namun Italia tidak mampu berbuat banyak meski lebih mendominasi penguasaan bola. Peluang terbaik mereka dimiliki Simone Zaza yang mengalahkan Carvalho untuk menyambut bola tendangan sudut, namun tandukannya melambung dari jarak dekat.
"Sayangnya, kami membuat kesalahan dan harus menguranginya, namun para pemain melakukan segalanya. Kami harus mencetak gol untuk menang, jadi kami harus menemukan solusi baru dan melakukan banyak hal di depan," kata Mancini. "Di babak pertama, kami menguasai lebih banyak bola dengan dua penyerang, setidaknya mereka bisa saling mengoper di depan, jadi ini bisa jadi opsi yang penting."
Soal pergantian sembilan pemain yang dilakukan, Mancini menjawab: "Kita harus membiarkan mereka tumbuh, tak ada hal lain yang perlu dilakukan. Ketika seorang pemain masih muda dan memulai di level ini, ia akan menghadapi masalah. Kita tahu hal itu akan terjadi. Ketika tingkat kebugaran kami meningkat, itu akan jadi hal positif, namun masalah utama yang harus kami selesaikan adalah kami tidak mencetak gol," tandasnya.*
Alih-alih menang atau seri seperti hasil 1-1 lawan Polandia pada pekan lalu, kali ini Italia kalah 1-0 pada pertandingan UEFA Nation League Liga A Grup 3 di Lisbon, Selasa (11/9) dinihari WITA. Kekalahan di Luz Stadium ini sekaligus membuat Italia, yang absen dari Piala Dunia tahun ini untuk pertama kalinya dalam 60 tahun, tanpa kemenangan dari empat pertandingan kompetitif.
Mancini, pada pertandingan kompetitif keduanya sebagai arsitek timnas Italia, melakukan sembilan perubahan dari tim yang bermain imbang 1-1 dengan Polandia pada Jumat lalu, namun timnya dipaksa bertahan pada sebagian besar jalannya pertandingan dan kesulitan untuk menciptakan bahaya nyata.
Penyerang Italia Mario Balotelli, yang mendapat banyak kritik setelah penampilannya saat melawan Polandia, bahkan tidak masuk bangku pemain cadangan dan menyaksikan laga dari tribun penonton.
Kemenangan atas Italia adalah yang pertama bagi Portugal dalam laga kompetitif sejak 1976, dan kemenangan ini langsung menenmpatkan Portugal di puncak klasemen Liga A Grup 3 Nation League dengan tiga poin, unggul atas Polandia dan Italia yang masing-masing baru memiliki satu poin. Portugal sendiri menang tanpa menurunkan Cristiano Ronaldo. Pemain yang masuk nominasi Pemain Terbaik FIFA ini diizinkan fokus beradaptasi menyusul kepindahannya dari Real Madrid ke Juventus.
Sang juara Eropa mendominasi pada babak pertama saat melawan Italia, namun gagal memaksimalkan peluang-peluangnya. Gol tunggal kemenangan Portugal ke gawang tim berjulukan Gli Azzurri diciptakan Andre Silva pada menit ke-48. Pelatih Portugal Fernando Santos mengaku sudah memprediksi strategi Italia sehingga ia menerapkan taktik bermain dengan mempertahankan tingginya tempo permainan.
Ia yakin taktik itu bisa membuat masalah bagi skuat asuhan Roberto Mancini dan akhirnya berhasil.
"Saya pikir, itu sedikit tidak adil karena kami masih tanpa gol di babak pertama. Jadi, di awal babak kedua mendesak pemain untuk mempertahankan kecepatan
Kemenangan Portugal berawal dari aksi Bruma. Pemain yang mengenakan kaus bernomor punggung tujuh yang biasanya dipakai oleh Ronaldo, merebut bola dari pemain debutan Italia Manuel Lazzari, menggebrak ke pertahanan lawan dan menyodorkan bola kepada Silva yang melepaskan sepakan melengkung tanpa dapat dihentikan Donnarumma dari jarak 12 meter.
Portugal kemudian bermain pragmatis, menarik diri ke belakang setelah gol itu, namun Italia tidak mampu berbuat banyak meski lebih mendominasi penguasaan bola. Peluang terbaik mereka dimiliki Simone Zaza yang mengalahkan Carvalho untuk menyambut bola tendangan sudut, namun tandukannya melambung dari jarak dekat.
"Sayangnya, kami membuat kesalahan dan harus menguranginya, namun para pemain melakukan segalanya. Kami harus mencetak gol untuk menang, jadi kami harus menemukan solusi baru dan melakukan banyak hal di depan," kata Mancini. "Di babak pertama, kami menguasai lebih banyak bola dengan dua penyerang, setidaknya mereka bisa saling mengoper di depan, jadi ini bisa jadi opsi yang penting."
Soal pergantian sembilan pemain yang dilakukan, Mancini menjawab: "Kita harus membiarkan mereka tumbuh, tak ada hal lain yang perlu dilakukan. Ketika seorang pemain masih muda dan memulai di level ini, ia akan menghadapi masalah. Kita tahu hal itu akan terjadi. Ketika tingkat kebugaran kami meningkat, itu akan jadi hal positif, namun masalah utama yang harus kami selesaikan adalah kami tidak mencetak gol," tandasnya.*
Komentar