Siswa SMKN 2 Singaraja Karauhan Masal
Puluhan siswa SMKN 2 Singaraja, Minggu (16/9) petang mengalami karauhan massal. Peristiwa itu terjadi saat siswa kelas X sedang mengikuti ujian pelantikan Pramuka.
SINGARAJA, NusaBali
Karauhan masal itu awalnya dipicu oleh seorang siswa yang berteriak histeris dan menular ke siswa lainnya. Takl ayal Jalan Srikandi tepat di depan SMKN 2 Singaraja petang kemarin mendadak tersendat. Sejumlah siswi digotong dan dipapah. Beberapa juga ada yang dipangku dan dibaringkan di trotoar. Sejumlah anak lainnya juga terdengar berteriak-teriak histeris sambil menangis seperti orang kesakitan.
Peristiwa kerauhan masal itu diterangkan Kepala SMKN 2 Singaraja, Dr I Komang Sudi Mahayasa MPd ditemui di sekolah petang kemarin mengatakan, siswa kelas sepuluhnya memang mengikuti acara pelantikan pramuka sejak Minggu (16/9) pagi. Sesuai jadwal ratusan siswa itu menjalani proses pelatikan hingga pukul 17.00 WITA. Total ada 497 dari 503 orang siswa kelas X yang mengikuti kegiatan itu.
Kejadian mistis itu disebut terjadi sekitar pukul 18.00 WITA, saat seluruh siswa sudah dibubarkan dan akan pulang ke rumah masing-masing. “Tadi sudah bubaran mereka, acaranya sudah selesai, tiba-tiba satu orang siswa teriak histeris, dan menular kepada siswa lainnya,” kata dia. Satu persatu siswa pun berjatuhan dan berteriak-teriak histeris sambil menangis silih berganti.
Situasi pun mendadak ramai. Bahkan siswa lainnya yang sudah pulang ke rumah dan kos masing-masing, beberapa sempat mengalami kecelakaan karena panik dan ketakutan di sepanjang jalan Srikandi. Sejumlah siswi yang mengalami kerauhan massal pun dimintakan tirta dari padmasana dan palinggih Ganesha sekolah setempat.
Beberapa orangtua siswa juga berdatangan menjemput anak-anak mereka yang mendapatkan kabar lebih awal. Dari peristiwa itu Kasek Sudi pun menduga siswinya yang mengalami kerauhan dipicu karena kelelahan setelah seharian penuh beraktivitas. “Ya mereka pasti kelelahan setelah seharian berkegiatan, lebih pada faktor psikologis anak saja,” ujarnya.
Kasek yang baru menyelesaikan pendidikan S3nya pertengahan tahun lalu juga mengatakan pembina Pramuka yang mendampingi siswa berkegiatan, sudah melangsungkan piuning sebelum kegiatan. Sehingga ia meyakini tak ada yang salah secara niskala.
Sementara pihak sekolah hingga pukul 21.00 WITA masih menangani beberapa siswanya yang masih dibawah alam bawah sadar. “Sebagian sudah dijemput orangtua, ada juga yang dihantarkan pembina dan satpam kami ke rumahnya, tingga ada beberapa yang masih di sekolah, sementara kami tangani semampunya dulu sambil menunggu perkembangannya besok,” jelas Sudi.
Pendidik asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan Buleleng ini mengaku memberikan dispensasi kepada siswi kelas X yang mengalami karauhan untuk tidak mengikuti pelajaran hari ini, Senin (17/9) hari ini.*k23
Karauhan masal itu awalnya dipicu oleh seorang siswa yang berteriak histeris dan menular ke siswa lainnya. Takl ayal Jalan Srikandi tepat di depan SMKN 2 Singaraja petang kemarin mendadak tersendat. Sejumlah siswi digotong dan dipapah. Beberapa juga ada yang dipangku dan dibaringkan di trotoar. Sejumlah anak lainnya juga terdengar berteriak-teriak histeris sambil menangis seperti orang kesakitan.
Peristiwa kerauhan masal itu diterangkan Kepala SMKN 2 Singaraja, Dr I Komang Sudi Mahayasa MPd ditemui di sekolah petang kemarin mengatakan, siswa kelas sepuluhnya memang mengikuti acara pelantikan pramuka sejak Minggu (16/9) pagi. Sesuai jadwal ratusan siswa itu menjalani proses pelatikan hingga pukul 17.00 WITA. Total ada 497 dari 503 orang siswa kelas X yang mengikuti kegiatan itu.
Kejadian mistis itu disebut terjadi sekitar pukul 18.00 WITA, saat seluruh siswa sudah dibubarkan dan akan pulang ke rumah masing-masing. “Tadi sudah bubaran mereka, acaranya sudah selesai, tiba-tiba satu orang siswa teriak histeris, dan menular kepada siswa lainnya,” kata dia. Satu persatu siswa pun berjatuhan dan berteriak-teriak histeris sambil menangis silih berganti.
Situasi pun mendadak ramai. Bahkan siswa lainnya yang sudah pulang ke rumah dan kos masing-masing, beberapa sempat mengalami kecelakaan karena panik dan ketakutan di sepanjang jalan Srikandi. Sejumlah siswi yang mengalami kerauhan massal pun dimintakan tirta dari padmasana dan palinggih Ganesha sekolah setempat.
Beberapa orangtua siswa juga berdatangan menjemput anak-anak mereka yang mendapatkan kabar lebih awal. Dari peristiwa itu Kasek Sudi pun menduga siswinya yang mengalami kerauhan dipicu karena kelelahan setelah seharian penuh beraktivitas. “Ya mereka pasti kelelahan setelah seharian berkegiatan, lebih pada faktor psikologis anak saja,” ujarnya.
Kasek yang baru menyelesaikan pendidikan S3nya pertengahan tahun lalu juga mengatakan pembina Pramuka yang mendampingi siswa berkegiatan, sudah melangsungkan piuning sebelum kegiatan. Sehingga ia meyakini tak ada yang salah secara niskala.
Sementara pihak sekolah hingga pukul 21.00 WITA masih menangani beberapa siswanya yang masih dibawah alam bawah sadar. “Sebagian sudah dijemput orangtua, ada juga yang dihantarkan pembina dan satpam kami ke rumahnya, tingga ada beberapa yang masih di sekolah, sementara kami tangani semampunya dulu sambil menunggu perkembangannya besok,” jelas Sudi.
Pendidik asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan Buleleng ini mengaku memberikan dispensasi kepada siswi kelas X yang mengalami karauhan untuk tidak mengikuti pelajaran hari ini, Senin (17/9) hari ini.*k23
Komentar