SLUA Saraswati Selat Gelar Guru Piduka
Sesuai keputusan rapat komite, SLUA (Sekolah Lanjutan Umum Atas) Saraswati Selat di Banjar Bambang Biaung, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, menggelar guru piduka, Soma Kliwon Wayang, Senin (17/9).
AMLAPURA, NusaBali
Tujuannya mengakhiri kerauhan beruntun yang menimpa para siswi. Guru piduka dipuput Jro Tapakan Werdi dari Banjar Pakudansih, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem.
Upacara guru piduka itu terdiri dari pacaruan dengan kurban lima ekor ayam manca warna dan upacara untuk di palinggih padmasana. Sebelum memulai upacara guru piduka, Jro Tapakan Werdi mengingatkan kerauhan beruntun yang terjadi selama ini karena faktor alam. “Mari bersama-sama nunas (mohon) kepada Ida Bhatara Bhatari gangguan ini berkesudahan,” ajaknya. Prosesi diawali menggelar pembersihan di palinggih padmasana, kemudian keliling ke seluruh ruangan kelas dengan memerciki tirtha, dan terakhir pacaruan.
Kasek SLUA Saraswati Selat, I Nengah Mertayasa, mengatakan menggelar upacara guru piduka atas petunjuk orang pintar dan kesepakatan orangtua siswa. Salah seorang guru menyebutkan, awal mula penyebab terjadinya kerauhan karena sekolah berdampingan dengan setra Banjar Adat Bambang Biaung dan hanya dibatasi sungai Panti. Di setra tersebut ada pohon besar, setelah pohon ditebang oleh warga, pengaruhnya ke SLUA Saraswati Selat. Apalagi antara SLUA Saraswati Selat dengan sungai tanpa tembok panyengker. *k16
Upacara guru piduka itu terdiri dari pacaruan dengan kurban lima ekor ayam manca warna dan upacara untuk di palinggih padmasana. Sebelum memulai upacara guru piduka, Jro Tapakan Werdi mengingatkan kerauhan beruntun yang terjadi selama ini karena faktor alam. “Mari bersama-sama nunas (mohon) kepada Ida Bhatara Bhatari gangguan ini berkesudahan,” ajaknya. Prosesi diawali menggelar pembersihan di palinggih padmasana, kemudian keliling ke seluruh ruangan kelas dengan memerciki tirtha, dan terakhir pacaruan.
Kasek SLUA Saraswati Selat, I Nengah Mertayasa, mengatakan menggelar upacara guru piduka atas petunjuk orang pintar dan kesepakatan orangtua siswa. Salah seorang guru menyebutkan, awal mula penyebab terjadinya kerauhan karena sekolah berdampingan dengan setra Banjar Adat Bambang Biaung dan hanya dibatasi sungai Panti. Di setra tersebut ada pohon besar, setelah pohon ditebang oleh warga, pengaruhnya ke SLUA Saraswati Selat. Apalagi antara SLUA Saraswati Selat dengan sungai tanpa tembok panyengker. *k16
1
Komentar