Desa Ban Edukasi Warga Lewat Radio FM
Warga Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem yang berlokasi di kawasan rawan bencana (KRB III) akan diedukasi melalui radio bantuan relawan Jepang. Bantuan ini difasilitasi relawan Iman Amda dari Bandung dengan gelombang 107,9 FM.
AMLAPURA, NusaBali
Satu perangkat radio tengah dipasang untuk menjangkau Desa Ban dan sekitarnya. Calon penyiar nantinya dilatih oleh Iman Amda. Perangkat radio dipasang di lantai II Desa Ban. Perbekel Desa Ban, I Wayan Potag, bersyukur atas bantuan itu sehingga masyarakat lebih mudah diedukasi tentang kebencanaan. Penyiarnya nanti dari komunitas relawan yang peduli kebencanaan. Sebab, selama ini komunitas relawan melalui pesawat HT sering diganggu orang-orang usil, dijamer sehingga sering kali informasi terganggu. “Ini kan radio, tidak bisa dijamer,” katanya.
Hanya saja masalahnya kesulitan tempat perangkat radio untuk jangka panjang. Adanya Radio FM setidaknya warga di Desa Ban mewilayahi 15 banjar lebih optimal dapat informasi terutama perkembangan Gunung Agung. Ke-15 banjar itu yakni Ban, Belong, Bonyoh, Bunga, Cegi, Cutcut, Darmaji, Daya, Delundungan, Jatituhu, Manik Aji, Panek, Pengalusan, Pucang, dan Temakung, dengan penduduknya di desa itu mencapai 13.726 jiwa.
Bantuan itu diterima I Wayan Potag, Minggu (16/9). Disinggung belakangan ini masyarakat jarang memiliki radio. Hal itu dibenarkan I Wayan Potag. “Siaran itu nantinya bisa diakses lewat HP android, malah suaranya lebih jernih,” tambahnya. Ketua Komisi IV DPRD Karangasem, I Nyoman Musna Antara, mengapresiasi terobosan Desa Ban. Informasi yang disiarkan melalui radio, bebas hambatan, dan menggunakan gelombang ionosfer.
Terpisah, Sekretaris Relawan Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Agung Karangasem, I Wayan Suara, mengatakan Jepang membantu dua stasiun radio untuk di Sekretariat Pasebaya di Banjar Wates Tengah, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, dan di Desa Ban, Kecamatan Kubu. “Nantinya lebih memudahkan mengedukasi masyarakat Karangasem soal kebencaan,” kata Wayan Suara. *k16
Satu perangkat radio tengah dipasang untuk menjangkau Desa Ban dan sekitarnya. Calon penyiar nantinya dilatih oleh Iman Amda. Perangkat radio dipasang di lantai II Desa Ban. Perbekel Desa Ban, I Wayan Potag, bersyukur atas bantuan itu sehingga masyarakat lebih mudah diedukasi tentang kebencanaan. Penyiarnya nanti dari komunitas relawan yang peduli kebencanaan. Sebab, selama ini komunitas relawan melalui pesawat HT sering diganggu orang-orang usil, dijamer sehingga sering kali informasi terganggu. “Ini kan radio, tidak bisa dijamer,” katanya.
Hanya saja masalahnya kesulitan tempat perangkat radio untuk jangka panjang. Adanya Radio FM setidaknya warga di Desa Ban mewilayahi 15 banjar lebih optimal dapat informasi terutama perkembangan Gunung Agung. Ke-15 banjar itu yakni Ban, Belong, Bonyoh, Bunga, Cegi, Cutcut, Darmaji, Daya, Delundungan, Jatituhu, Manik Aji, Panek, Pengalusan, Pucang, dan Temakung, dengan penduduknya di desa itu mencapai 13.726 jiwa.
Bantuan itu diterima I Wayan Potag, Minggu (16/9). Disinggung belakangan ini masyarakat jarang memiliki radio. Hal itu dibenarkan I Wayan Potag. “Siaran itu nantinya bisa diakses lewat HP android, malah suaranya lebih jernih,” tambahnya. Ketua Komisi IV DPRD Karangasem, I Nyoman Musna Antara, mengapresiasi terobosan Desa Ban. Informasi yang disiarkan melalui radio, bebas hambatan, dan menggunakan gelombang ionosfer.
Terpisah, Sekretaris Relawan Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Agung Karangasem, I Wayan Suara, mengatakan Jepang membantu dua stasiun radio untuk di Sekretariat Pasebaya di Banjar Wates Tengah, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, dan di Desa Ban, Kecamatan Kubu. “Nantinya lebih memudahkan mengedukasi masyarakat Karangasem soal kebencaan,” kata Wayan Suara. *k16
Komentar