Taman Budaya Rangkul Anak Disabilitas
UPT Taman Budaya Bali akan mendata dan menggali seni dari anak-anak disabilitas yang ada di sembilan kabupaten/kota.
Siapkan Grup Seni Disabilitas dalam Temu Budaya Nasional 2019
DENPASAR, NusaBali
Setelah empat program pelatihan seni budaya secara gratis yakni tari, tabuh, sastra Bali, dan seni rupa sukses digelar untuk anak usia dini dan anak tingkat sekolah, kini UPT Taman Budaya Provinsi Bali di awal tahun 2019 merancang tambahan tiga pelatihan lagi, yakni pedalangan, topeng, dan pesantian.
Menariknya, pelatihan seni ini tak hanya bagi anak-anak normal namun juga penyandang disabilitas atau anak berkebutuhan khusus seperti tuna rungu dan tuna netra. Pihak Taman Budaya tertarik melibatkan anak-anak berkebutuhan khusus ini, saat melihat penampilan luar biasa anak-anak difabel dalam pentas di Panggung Ardha Candra, beberapa waktu lalu. “Dari sana muncul dalam pemikiran saya, potensi disabilitas yang luar biasa ini harus dikembangkan,” kata Kepala UPT Taman Budaya Bali I Gusti Agung Ngurah Diputra, Selasa (19/9).
Menurut Agung Diputra, disamping penambahan tersebut, ke depannya di tahun 2019 pihaknya akan mendata dan menggali seni dari anak-anak disabilitas yang ada di sembilan kabupaten/kota yang ada di Bali. Dimana segala upaya tersebut, untuk mempersiapkan anak-anak kaum disabilitas untuk mengikuti ajang Temu Budaya Nasional di Palu, Sulawesi Utara pada tahun 2019 mendatang.
“Selama ini yang diangkat dalam ajang tersebut hanya penari normal saja. Nah kita mencoba mengangkat dari anak-anak disabilitas dengan menampilkan satu grup tari nanti. Jadi anak-anak berkebutuhan khusus ini bisa terangkat secara lokal maupun secara nasional,” ujarnya.
Lebih lanjut pria asal Desa Tegalcangkring, Mendoyo, Jembrana ini menambahkan, pendataan anak-anak disabilitas sendiri akan dimulai dari Kabupaten Jembrana, sehingga di Taman Budaya sendiri nanti akan menjadi pusat pelatihan bagi anak-anak tersebut. “Selama ini belum kita punya. Dan dengan pelatihan tersebut, anak-anak berkebutuhan khusus ini mempunyai kepercayaan diri serta tampil di depan orang banyak menjadi terbiasa,” katanya.
Taman Budaya pun akan mengajukan rancangan terkait program tersebut kepada Gubernur melalui Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. “Tujuan kami, anak-anak disabilitas ini memiliki ruang untuk mengekspresikan diri. Bukan saja menari saja, mungkin teater juga, sehingga Taman Budaya ini tidak hanya kawah candradimuka yang hanya menempa anak-anak normal saja, anak disabilitas pun akan kita godok nantinya menjadi seniman handal,” sebutnya.
Pihaknya pun telah menemukan pelatih untuk anak-anak disabilitas ini. “Ini adalah program baru dan mungkin satu-satunya. Semoga segera mendapat apresiasi seluruh komponen. Dan yang pasti, kita akan mengirim anak-anak berkebutuhan khusus ini dalam ajang Temu Budaya Nasional di Palu tahun 2019 mendatang,” tandas Agung Diputra seraya menyebut selama tiga tahun belakangan ini, Bali absen di ajang Temu Budaya Nasional. “Saya optimistis bapak gubernur kita akan mendukung apa yang kami usulkan dengan adanya pelatihan seni khsusus bagi anak difabel maupun menampilkan grup kesenian khsusus bagi anak-anak disabilitas atau difabel dalam Temu Budaya Nasional nanti,” imbuhnya. *isu
1
Komentar