Desa Pakraman Kertha Jaya Ngelungah Jasad Orok Temuan 3 Tahun Lalu
Desa Pakraman Kertha Jaya, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Jembrana, Jumat (21/9), melakukan prosesi ngangkid watang (mengangkat jasad atau roh) orok perempuan tanpa kepala yang sebelumnya ditemukan terbuang di Lingkungan Dewasana, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Januari 2015.
NEGARA, NusaBali
Prosesi ngangkid watang terhadap orok yang juga belum jelas pemiliknya itu, dilakukan serangkaian kesiapan untuk diikutkan upakara ngelungah (pengabenan untuk bayi) oleh Desa Pakraman setempat. Prosesi ngangkid watang itu, dilakukan di tempat kuburan orok tersebut, di Setra (kuburan) Desa Pakraman Kerta jaya. Dalam serangkaian prosesi ngangkid watang itu, orok malang berjenis kelamin perempuan itu diberi nama Mawar. "Ngangkid watang kami laksanakan tadi pagi, persiapakan untuk kami ikutkan ngelungah dalam ngaben massal di Kelurahan Sangkaragung (Kecamatan Jembrana) tanggal 25 September nanti," ujar Bendesa Pakraman Kertha Jaya, I Wayan Diandra, Jumat kemarin.
Menurut Diandra, prosesi ngangkid watang Jumat kemarin pagi, juga langsung dilanjutkan membawa jasad Mawar untuk dititip di Setra (kuburan) Desa Pakraman Sangkaragung. Nantinya pada Senin (24/9), dilanjutkan dengan prosesi penjemputan di Setra Sangkaragung untuk dibawa ke lokasi ngaben massal. Namun dalam serentetan ngelungah nanti, hanya akan dilakukan prosesi sampai nganyud (menghanyutkan) jasad ke pantai. Tidak dilakukan lanjutan sampai prosesi ngelinggihan, yang menjadi rangkaian prosesi ngaben paling terakhir. "Jadi kami selesaikan sampai nganyud, menitipkan rohnya di pantai. Untuk prosesi selanjutnya, kami harap oarantuanya yang bisa melanjutkan. Mungkin nanti, orangtuanya bisa sembunyi-sembunyi melanjutkan prosesinya, karena tidak mungkin orantunya berani muncul terang-terangan, karena pasti takut ditangkap Polisi," pungkasnya
Yang pasti, menurut Deandra, upakara ngelungah yang difasilitasi oleh Dese Pakraman Kertha Jaya, itu dilakukan serangkakan pembersihan menjelang upacara Ngenteg Linggih yang akan dilaksanakan Desa Pakraman setempat pada Oktober 2019 nanti. "Sesuai hasil paruman (rapat) desa, disepakati untuk ngelungahin orok yang dulu ditemukan dalam kondisi mengenaskan itu, karena Desa Pakraman Kertha Jaya mau ada upacara Ngenteg Linggih. Selain untuk pembersihan desa, ngelungah untuk bayi itu, kami lakukan untuk membantu bayi malang itu, agar rohnya mendapat tempat yang layak," ujar Diandra. *ode
Prosesi ngangkid watang terhadap orok yang juga belum jelas pemiliknya itu, dilakukan serangkaian kesiapan untuk diikutkan upakara ngelungah (pengabenan untuk bayi) oleh Desa Pakraman setempat. Prosesi ngangkid watang itu, dilakukan di tempat kuburan orok tersebut, di Setra (kuburan) Desa Pakraman Kerta jaya. Dalam serangkaian prosesi ngangkid watang itu, orok malang berjenis kelamin perempuan itu diberi nama Mawar. "Ngangkid watang kami laksanakan tadi pagi, persiapakan untuk kami ikutkan ngelungah dalam ngaben massal di Kelurahan Sangkaragung (Kecamatan Jembrana) tanggal 25 September nanti," ujar Bendesa Pakraman Kertha Jaya, I Wayan Diandra, Jumat kemarin.
Menurut Diandra, prosesi ngangkid watang Jumat kemarin pagi, juga langsung dilanjutkan membawa jasad Mawar untuk dititip di Setra (kuburan) Desa Pakraman Sangkaragung. Nantinya pada Senin (24/9), dilanjutkan dengan prosesi penjemputan di Setra Sangkaragung untuk dibawa ke lokasi ngaben massal. Namun dalam serentetan ngelungah nanti, hanya akan dilakukan prosesi sampai nganyud (menghanyutkan) jasad ke pantai. Tidak dilakukan lanjutan sampai prosesi ngelinggihan, yang menjadi rangkaian prosesi ngaben paling terakhir. "Jadi kami selesaikan sampai nganyud, menitipkan rohnya di pantai. Untuk prosesi selanjutnya, kami harap oarantuanya yang bisa melanjutkan. Mungkin nanti, orangtuanya bisa sembunyi-sembunyi melanjutkan prosesinya, karena tidak mungkin orantunya berani muncul terang-terangan, karena pasti takut ditangkap Polisi," pungkasnya
Yang pasti, menurut Deandra, upakara ngelungah yang difasilitasi oleh Dese Pakraman Kertha Jaya, itu dilakukan serangkakan pembersihan menjelang upacara Ngenteg Linggih yang akan dilaksanakan Desa Pakraman setempat pada Oktober 2019 nanti. "Sesuai hasil paruman (rapat) desa, disepakati untuk ngelungahin orok yang dulu ditemukan dalam kondisi mengenaskan itu, karena Desa Pakraman Kertha Jaya mau ada upacara Ngenteg Linggih. Selain untuk pembersihan desa, ngelungah untuk bayi itu, kami lakukan untuk membantu bayi malang itu, agar rohnya mendapat tempat yang layak," ujar Diandra. *ode
Komentar