Pura Goa Gajah Gelar Karya 30 Tahun Sekali
Krama panyungsung Pura Goa Gajah di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, yang merupakan salah pura situs tua di Gianyar, menggelar upacara besar.
GIANYAR, NusaBalio
Puncak karya pada Redite Umanis Kelawu, Minggu (23/9). Karya Tawur Balik Sumpah dan Rsi Gana yang dirangkai Mamungkah Padudusan Agung dan Milik Padagingan itu digelar setiap 30 tahun sekali. Sekretaris Panitia Karya I Made Darma Putra mengatakan rangkaian karya ini sudah dimulai sejak Maret 2018, diawai Matur Piuning, Ngadegang Panyawangan, serta Ngaturang Guru Piduka. "Rangkaian karya terus berlanjut, hingga puncaknya pada Redite Umanis Kelawu," jelasnya.
Ia menambahkan, karya agung itu digelar setiap 30 tahun sekali. Selama karya berlangsung, ada lima sulinggih yang muput yakni Ida Pedanda Gede Buruan, Ida Pedanda Jelantik Giri, Ida Pedanda Gede Jungutan Manuaba, Ida Pedanda Manggis Putra, dan Ida Rsi Bhujangga Dharma Kerti.
Meski sedang melaksanakan upacara, pura tetap dikunjungi para wisatawan. Hanya saja, turis hanya bisa menyimak dari luar areal upacara. Turis pun tampak antusias menyaksikan prosesi upacara dengan berbagai sarana upakara yang digunakan pada pura tersebut, termasuk dua Barong Karya. Barong ini persembahan dari krama Banjar Pelan-pelan Bedulu, terbuat dari aneka palawija. Barong kedua persembahan krama Banjar Taman Bedulu, terbuat dari bahan aneka buah buahan lokal.
Prosesi karya ini disaksikan Bupati Gianyar Made Mahayastra didampingi sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Gianyar. Bupati Mahayastra berpesan agar masyarakat selalu menjaga persatuan dan kesatuan menyama braya dengan sebaik-baiknya. *nvi
Puncak karya pada Redite Umanis Kelawu, Minggu (23/9). Karya Tawur Balik Sumpah dan Rsi Gana yang dirangkai Mamungkah Padudusan Agung dan Milik Padagingan itu digelar setiap 30 tahun sekali. Sekretaris Panitia Karya I Made Darma Putra mengatakan rangkaian karya ini sudah dimulai sejak Maret 2018, diawai Matur Piuning, Ngadegang Panyawangan, serta Ngaturang Guru Piduka. "Rangkaian karya terus berlanjut, hingga puncaknya pada Redite Umanis Kelawu," jelasnya.
Ia menambahkan, karya agung itu digelar setiap 30 tahun sekali. Selama karya berlangsung, ada lima sulinggih yang muput yakni Ida Pedanda Gede Buruan, Ida Pedanda Jelantik Giri, Ida Pedanda Gede Jungutan Manuaba, Ida Pedanda Manggis Putra, dan Ida Rsi Bhujangga Dharma Kerti.
Meski sedang melaksanakan upacara, pura tetap dikunjungi para wisatawan. Hanya saja, turis hanya bisa menyimak dari luar areal upacara. Turis pun tampak antusias menyaksikan prosesi upacara dengan berbagai sarana upakara yang digunakan pada pura tersebut, termasuk dua Barong Karya. Barong ini persembahan dari krama Banjar Pelan-pelan Bedulu, terbuat dari aneka palawija. Barong kedua persembahan krama Banjar Taman Bedulu, terbuat dari bahan aneka buah buahan lokal.
Prosesi karya ini disaksikan Bupati Gianyar Made Mahayastra didampingi sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Gianyar. Bupati Mahayastra berpesan agar masyarakat selalu menjaga persatuan dan kesatuan menyama braya dengan sebaik-baiknya. *nvi
1
Komentar