Desa Paksebali Kembangkan Kolam Pancing
Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung, menggarap potensi wisata memancing di wilayah Tukad Unda, Klungkung.
SEMARAPURA, NusaBali
Pihak desa membuat sebuah kolam pancing ukuran 20 meter x 8 meter. Karena selama ini, khususnya wilayah Klungkung timur, belum ada tempat berwisata untuk memancing.
Ikan yang dipancing dijadikan satu paket dengan wisata kuliner di sebuah restoran di Tukad Unda. Harganya Rp35.000/paket. Jadi ikan yang didapat itu langsung dimasak. Perbekel Desa Paksebali I Putu Ariadi mengatakan, wahana tempat mancing ini sudah selesai sejak sebulan lalu. Pengunjung yang menikmati pemandangan Tukad Unda pun mulai tertarik untuk mancing. “Rata-rata pengunjung yang mancing setiap harinya saat ini sebanyak 3 - 4 orang,” ujarnya, Minggu (23/9).
Ke depannya jumlah kolam pancing pun akan ditambah di areal Tukad Unda. Hanya saja, kata Perbekel Ariadi, belum berani menggarap muara Tukad Unda untuk dijadikan sedikit sebagai wahana memancing. Karena ikan terbawa arus saat arus deras. Bagitu pula becermin dari pengalaman saat terjadi banjir lumpur erupsi Gunung Agung, ikan-ikan pada mati karacunan. “Kami melirik potensi ini, karena sejauh ini belum ada wisata memancing khususnya di Klungkung timur,” ujar Ariadi.
Untuk memberi nuansa estetis di kolam pancing itu juga dipasang sebuah ikon patung ikan air tawar (sejenis nila) yang dilengkapi dengan air menyembur dari mulut ikan tersebut. Diharapkan dengan ikon tersebut, wisatawan yang tidak bisa turun ke Tukad Unda karena air tinggi pasca hujan, mereka tidak kecewa. Karena sudah terbayarkan dengan keindahan alam di areal objek wisata Tukad Unda. “Jadi dengan keberadaan ikon patung ikan sejenis nila berukuran 3,5 meter ini, bisa dijadikan sebagai objek berfoto selfie,” ujarnya.
Dipilihnya patung ikan air tawar sebagai ikon karena di sepanjang Tukad Unda, kaya akan berbagai jenis ikan air tawar. Pembuatan patung ini sudah termasuk dengan pembuatan kolam ikan, tugu pintu masuk, gazebo, dan lainnya dengan anggaran dana desa sekitar Rp 170 juta.
Dijelaskan, objek wisata Tukad Unda, Klungkung, sangat bergantung dengan situasi air untuk menarik wisatawan untuk rekreasi. Ketika air tinggi akibat hujan deras, maka wisatawan pun tidak bisa menikmati panorama alam berada di bawah Tukad Unda. Bagitupula saat terjadi banjir lumpur erupsi Gunung Agung, kunjungan wisatawan menurun drastis selama beberapa bulan. Bercermin dari peristiwa tersebut, Desa Paksebali, terus berinovasi dengan mengkemas objek tersebut. *wan
Ikan yang dipancing dijadikan satu paket dengan wisata kuliner di sebuah restoran di Tukad Unda. Harganya Rp35.000/paket. Jadi ikan yang didapat itu langsung dimasak. Perbekel Desa Paksebali I Putu Ariadi mengatakan, wahana tempat mancing ini sudah selesai sejak sebulan lalu. Pengunjung yang menikmati pemandangan Tukad Unda pun mulai tertarik untuk mancing. “Rata-rata pengunjung yang mancing setiap harinya saat ini sebanyak 3 - 4 orang,” ujarnya, Minggu (23/9).
Ke depannya jumlah kolam pancing pun akan ditambah di areal Tukad Unda. Hanya saja, kata Perbekel Ariadi, belum berani menggarap muara Tukad Unda untuk dijadikan sedikit sebagai wahana memancing. Karena ikan terbawa arus saat arus deras. Bagitu pula becermin dari pengalaman saat terjadi banjir lumpur erupsi Gunung Agung, ikan-ikan pada mati karacunan. “Kami melirik potensi ini, karena sejauh ini belum ada wisata memancing khususnya di Klungkung timur,” ujar Ariadi.
Untuk memberi nuansa estetis di kolam pancing itu juga dipasang sebuah ikon patung ikan air tawar (sejenis nila) yang dilengkapi dengan air menyembur dari mulut ikan tersebut. Diharapkan dengan ikon tersebut, wisatawan yang tidak bisa turun ke Tukad Unda karena air tinggi pasca hujan, mereka tidak kecewa. Karena sudah terbayarkan dengan keindahan alam di areal objek wisata Tukad Unda. “Jadi dengan keberadaan ikon patung ikan sejenis nila berukuran 3,5 meter ini, bisa dijadikan sebagai objek berfoto selfie,” ujarnya.
Dipilihnya patung ikan air tawar sebagai ikon karena di sepanjang Tukad Unda, kaya akan berbagai jenis ikan air tawar. Pembuatan patung ini sudah termasuk dengan pembuatan kolam ikan, tugu pintu masuk, gazebo, dan lainnya dengan anggaran dana desa sekitar Rp 170 juta.
Dijelaskan, objek wisata Tukad Unda, Klungkung, sangat bergantung dengan situasi air untuk menarik wisatawan untuk rekreasi. Ketika air tinggi akibat hujan deras, maka wisatawan pun tidak bisa menikmati panorama alam berada di bawah Tukad Unda. Bagitupula saat terjadi banjir lumpur erupsi Gunung Agung, kunjungan wisatawan menurun drastis selama beberapa bulan. Bercermin dari peristiwa tersebut, Desa Paksebali, terus berinovasi dengan mengkemas objek tersebut. *wan
Komentar