Semua Barang Mewah Sudah Dikeluarkan
Lapas Sukamiskin Pasca Disidak
JAKARTA, NusaBali
Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Sri Puguh Budi Utami menjelaskan tentang lapas Sukamiskin yang sempat disidak oleh Ombudsman. Ia menyebut fasilitas 'mewah' di lapas itu sudah dikeluarkan.
"Sukamiskin jumlah kamar 566 diisi 430 (napi). Jenis kamar ada besar sedang kecil. Yang besar 52 (kamar), kecil 463 (kamar). Pada waktu ditemukan sebelum yang sekarang di kegiatan Mata Najwa ada beberapa barang mewah," ungkap Sri dalam diskusi bertajuk 'Dunia dibalik Lapas' di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (23/9) seperti dilansir detik.
Ia membenarkan sempat ada fasilitas mewah di lapas Sukamiskin. Ia menyebut fasilitas itu sudah dikeluarkan dari lapas itu. "Pada waktu ada kejadian beberapa waktu lalu ada barang mewah semua kita keluarkan. TV, kulkas semua kita keluarkan dan sudah nggak ada lagi itu di kamar," imbuhnya.
Mengenai saung yang ada di dalam lapas, Ia menyebut saung itu juga sudah dibongkar. Saat ini lapas Sukamiskin sedang memperbaiki tempat untuk pengunjung pengganti saung itu. "Teman-teman barang kali sudah bisa lihat di kamar sudah tidak ada lagi barang-barang mewah dan kemudian saung yang tadi saya sampaikan sudah dibongkar karena memang menyelesaikan dulu fasilitas yang menjadi kewajiban kami untuk ruang kunjungan," kata Sri.
Ia juga menyebut kamar dengan ukuran besar yang berada di lapas Sukamiskin itu sudah ada sejak lama. Disebutnya, tidak ada napi yang merenovasi ruangan lapas menjadi lebih besar. Ia juga mengatakan pihaknya sudah mengajukan dana untuk memperbaiki lapas Sukamiskin itu.
"Nggak besar memang kalau emang tidak disediakan sejak awal, kan memang tidak akan tersedia. Kami mengusulkan Rp 11 milliar itu untuk Sukamiskin saja (lapas) yang lainnya belum tersentuh," kata Sri.
Ditjen PAS juga akan merevitalisasi pengelolaan Lapas. Revitalisasi dilakukan guna mengurangi terjadinya penyimpangan yang selama ini terjadi dalam pengelolaan lapas. "Kami usul lakukan revitalisasi lapas," ujar Sri Puguh Utami seperti dilansir tempo.
Salah satu caranya adalah dengan memperbarui tiga tingkatan keamanan lapas, yakni lapas dengan pengamanan maksimal, pengamanan sedang, dan pengamanan rendah. Penanganan terhadap warga binaan di setiap tingkatan tersebut berbeda-beda.
Sri Puguh mengatakan, pada lapas pengamanan maksimal, warga binaan seperti teroris, bandar, atau pengedar akan dilakukan pembinaan kepribadian. Saat ini, baru ada lima lapas dengan pengamanan maksimal. "Sedang jalan 2, jadi nanti ada 7 lapas maximum security," kata dia. Nanti, jika warga binaan sudah menunjukkan perilaku positif, maka akan dipindahkan ke lapas medium security. Dalam tingkatan itu, titik tekannya ada pada latihan kemandirian.
Adapun untuk lapas dengan tingkat keamanan rendah, fokusnya hanya akan menghasilkan produk, barang dan jasa. Lapas tersebut telah disiapkan di Ciangir dan Rangkasbitung, Banten. "Minimum security aksesnya lebih longgar. Mereka (warga binaan) tidak harus di dalam lapas, bisa dipekerjakan di pabrik," ucap Sri Puguh. *
Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Sri Puguh Budi Utami menjelaskan tentang lapas Sukamiskin yang sempat disidak oleh Ombudsman. Ia menyebut fasilitas 'mewah' di lapas itu sudah dikeluarkan.
"Sukamiskin jumlah kamar 566 diisi 430 (napi). Jenis kamar ada besar sedang kecil. Yang besar 52 (kamar), kecil 463 (kamar). Pada waktu ditemukan sebelum yang sekarang di kegiatan Mata Najwa ada beberapa barang mewah," ungkap Sri dalam diskusi bertajuk 'Dunia dibalik Lapas' di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (23/9) seperti dilansir detik.
Ia membenarkan sempat ada fasilitas mewah di lapas Sukamiskin. Ia menyebut fasilitas itu sudah dikeluarkan dari lapas itu. "Pada waktu ada kejadian beberapa waktu lalu ada barang mewah semua kita keluarkan. TV, kulkas semua kita keluarkan dan sudah nggak ada lagi itu di kamar," imbuhnya.
Mengenai saung yang ada di dalam lapas, Ia menyebut saung itu juga sudah dibongkar. Saat ini lapas Sukamiskin sedang memperbaiki tempat untuk pengunjung pengganti saung itu. "Teman-teman barang kali sudah bisa lihat di kamar sudah tidak ada lagi barang-barang mewah dan kemudian saung yang tadi saya sampaikan sudah dibongkar karena memang menyelesaikan dulu fasilitas yang menjadi kewajiban kami untuk ruang kunjungan," kata Sri.
Ia juga menyebut kamar dengan ukuran besar yang berada di lapas Sukamiskin itu sudah ada sejak lama. Disebutnya, tidak ada napi yang merenovasi ruangan lapas menjadi lebih besar. Ia juga mengatakan pihaknya sudah mengajukan dana untuk memperbaiki lapas Sukamiskin itu.
"Nggak besar memang kalau emang tidak disediakan sejak awal, kan memang tidak akan tersedia. Kami mengusulkan Rp 11 milliar itu untuk Sukamiskin saja (lapas) yang lainnya belum tersentuh," kata Sri.
Ditjen PAS juga akan merevitalisasi pengelolaan Lapas. Revitalisasi dilakukan guna mengurangi terjadinya penyimpangan yang selama ini terjadi dalam pengelolaan lapas. "Kami usul lakukan revitalisasi lapas," ujar Sri Puguh Utami seperti dilansir tempo.
Salah satu caranya adalah dengan memperbarui tiga tingkatan keamanan lapas, yakni lapas dengan pengamanan maksimal, pengamanan sedang, dan pengamanan rendah. Penanganan terhadap warga binaan di setiap tingkatan tersebut berbeda-beda.
Sri Puguh mengatakan, pada lapas pengamanan maksimal, warga binaan seperti teroris, bandar, atau pengedar akan dilakukan pembinaan kepribadian. Saat ini, baru ada lima lapas dengan pengamanan maksimal. "Sedang jalan 2, jadi nanti ada 7 lapas maximum security," kata dia. Nanti, jika warga binaan sudah menunjukkan perilaku positif, maka akan dipindahkan ke lapas medium security. Dalam tingkatan itu, titik tekannya ada pada latihan kemandirian.
Adapun untuk lapas dengan tingkat keamanan rendah, fokusnya hanya akan menghasilkan produk, barang dan jasa. Lapas tersebut telah disiapkan di Ciangir dan Rangkasbitung, Banten. "Minimum security aksesnya lebih longgar. Mereka (warga binaan) tidak harus di dalam lapas, bisa dipekerjakan di pabrik," ucap Sri Puguh. *
Komentar