Wakasek SMAN Rendang Dianugerahi Gelar ‘Tokoh Nasional’
Selain jadi Wakasek Kesiswaan SMAN Rendang, Komang Warsa saat ini juga menjabat Bendesa Pakraman Alasngandang (2017-2022) dan Ketua BPD Desa Pempatan (sejak 2015)
Konsisten dalam Berkarya dalam Bidang Kesusastraan, Punya Pengabdian Sosial di Masyarakat
AMLAPURA, NusaBali
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kesiswaan SMAN Rendang, Karangasem, I Komang Warsa SPd MSi MPd, 49, mencatat prestasi nasional. Guru asal Banjar Alasngandang, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem ini dinobatkan sebagai ‘Tokoh Nasional Bidang Kesusastraan dan Kebahasaan’ Tahun 2018.
Gelar sebagai ‘Tokoh Nasional Bidang Kesusastraan dan Kebahasaan’ tersebut di-anugerahkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan & Kebudayaan (Kemendikbud), berkat karya tulis Komang Warsa yang konsisten dan pengabdiannya di bidang kesusastraan. Selain itu, guru berusia 49 tahun ini juga memiliki pengabdian sosial di masyarakat.
Komang Warsa berhak atas predikat sebagai ‘Tokoh Nasional Bidang Kesusastraan dan Kebahasaan’, setelah tim dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendik-bud yang dipimpin Putu Ayu Widari tuntas melakukan penilaian, Senin (24/9). Sedangkan trofi penghargaan Tokoh Nasional Bidang Kesusastraan dan Kebahasaan’ rencananya akan diserahkan kepada Komang Warsa di Jakarta, 29 Oktober 2018 mendatang.
Kepada NusaBali, Selasaa (25/9), Komang Warsa menuturkan, mulanya Balai Bahasa Bali meminta dirinya untuk menyetorkan portofolio. Dari Bali terkumpul 10 portofolio yang diusulkan ke pusat, Juni 2018, termasuk portofolio Komang Warsa sendiri. Dalam seleksi tingkat nasional, dicari satu peserta terbaik dari perwakilan 34 provinsi. Ternyata, Komang Warsa terpilih menjadi yang terbaik se-Indonesia, melalui tiga kategori penilaian: portofolio, karya tulis, dan pengabdian sosial di masyarakat.
“Saya berhak dinobatkan sebagai ‘Tokoh Nasional Bidang Kesusastraan dan Kebahasaan’ Tahun 2018,” jelas Komang Warsa saat ditemui NusaBali di kediamannya kawasan Banjar Alasngandang, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Selasa kemarin.
Komang Warsa menyebutkan, sebelum gelar diserahkan, pihak Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, mengutus tim untuk melakukan visitasi yakni mengecek kondisi fisik di lapangan, mencocokkan portofolio milik Komang Warsa. Tim kemudian mendatangi SMAN Rendang, untuk mengecek sejauh mana eksistensi Komang Warsa dalam mengajar, juga memeriksa struktur Dewan Duru. Dari pengecekan itu, memang benar Komang Warsa menjabat sebagai Wakasek Kesiswaan SMAN Rendang.
Selanjutnya, sejumlah siswa dan guru di SMAN Rendang diinterview menyangkut kiprah Komang Warsa selama bertugas. Komang Warsa juga dipersilakan oleh tim visitasi untuk mengajar siswanya di kelas. "Semua kegiatan di sekolah, mulai dari mewawancarai siswa, guru, dan bagaimana saya saat mengajar, semuanya divideokan," papar ayah tiga anak dari pernikahannya dengan Ni Komang Tunas ini.
Menurut Komang Warsa, tim visitasi dari Kemendikbud juga melakukan kunjungan ke SMK Giri Pendawa di Banjar Bujaga, Desa Nongan, Kecamatan Rendang. Pasalnya, Komang Warsa adalah pendiri sekolah tersebut. Selain itu, Komang Warsa juga dipercaya sebagai Wakasek SMK Giri Pendawa. Di tempat ini juga dilakukan cross check dengan mewawancarai siswa, guru, dan mengecek struktur Dewan Guru SMK Giri Pendawa.
Selanjutnya, kata Komang Warsa, tim dari pusat mendatangi kediamannya di Banjar Alasngandang, Desa Pempatan untuk memvideokan kondisi rumah, serta mewawancarai sang istri, ketiga anaknya, keluarga terdekat, dan tokoh masyarakat setempat. Di sini tim dari pusat juga melakukan cross check eksistensi Komang Warsa selaku Bendesa Pak-raman Alasngandang dan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pempatan.
"Tim juga memeriksa ruang perpustakaan saya, untuk memastikan apakah benar saya memiliki perpustakaan. Dari situ, buku-buku yang saya tulis dibawa tim ke Jakarta, sebagai bukti bahwa saya telah menulis 5 buku," tutur anak bungsu dari 11 bersaudara keluarga pasangan I Made Tjanderi (almarhum) dan Ni Nyoman Canderi (almarhum) ini.
Setelah penilaian tuntas, Senin lalu, Komang Warsa dinyatakan berhak menerima gelar sebagai ‘Tokoh Nasional Bidang Kesusastraan dan Kebahasaan Tahun 2018’. Komang Warsa pun diundang menghadiri Kongres Bahasa Indonesia XI di Jakarta dan sekaligus untuk mengisi acara, 27-29 Oktober 2018 mendatang.
Menurut Komang Warsa, trofi penghargaan sebagai tokoh nasional nantinya akan diserahkan Kemendikbuf di akhir acara, 29 Oktober 2018. "Banyak penghargaan yang nanti diserahkan sesuai kategori masing-masing. Saya menerima penghargaan kategori kesusastraan dan kebahasaan," jelas guru berprestasi jebolan S1 FKIP Unud Singaraja (1993), Pascasarjana Unhi Denpasar (2009), dan Pascasarjana Undiksha Singaraja, Program Ilmu Pendidikan Bahasa Indonesia (2014) ini.
Komang Warsa sendiri dikenal sebagai guru yang aktif di berbagai kegiatan sosial, selaim rajin menulis buku. Salah satu buku yang ditulisnya berjudul ‘Membongkar Makna dan Menguak Implikatur Bahasa Politikus’. Saat ini, Komang Warsa juga menjabat sebagai Bendesa Pakraman Alasngandang periode 2017-2022. Selain itu, Wakasek SMAN Rendang ini juga menjabat Ketua BPD Desa Pempatan sejak tahun 2015. *k16
AMLAPURA, NusaBali
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kesiswaan SMAN Rendang, Karangasem, I Komang Warsa SPd MSi MPd, 49, mencatat prestasi nasional. Guru asal Banjar Alasngandang, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem ini dinobatkan sebagai ‘Tokoh Nasional Bidang Kesusastraan dan Kebahasaan’ Tahun 2018.
Gelar sebagai ‘Tokoh Nasional Bidang Kesusastraan dan Kebahasaan’ tersebut di-anugerahkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan & Kebudayaan (Kemendikbud), berkat karya tulis Komang Warsa yang konsisten dan pengabdiannya di bidang kesusastraan. Selain itu, guru berusia 49 tahun ini juga memiliki pengabdian sosial di masyarakat.
Komang Warsa berhak atas predikat sebagai ‘Tokoh Nasional Bidang Kesusastraan dan Kebahasaan’, setelah tim dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendik-bud yang dipimpin Putu Ayu Widari tuntas melakukan penilaian, Senin (24/9). Sedangkan trofi penghargaan Tokoh Nasional Bidang Kesusastraan dan Kebahasaan’ rencananya akan diserahkan kepada Komang Warsa di Jakarta, 29 Oktober 2018 mendatang.
Kepada NusaBali, Selasaa (25/9), Komang Warsa menuturkan, mulanya Balai Bahasa Bali meminta dirinya untuk menyetorkan portofolio. Dari Bali terkumpul 10 portofolio yang diusulkan ke pusat, Juni 2018, termasuk portofolio Komang Warsa sendiri. Dalam seleksi tingkat nasional, dicari satu peserta terbaik dari perwakilan 34 provinsi. Ternyata, Komang Warsa terpilih menjadi yang terbaik se-Indonesia, melalui tiga kategori penilaian: portofolio, karya tulis, dan pengabdian sosial di masyarakat.
“Saya berhak dinobatkan sebagai ‘Tokoh Nasional Bidang Kesusastraan dan Kebahasaan’ Tahun 2018,” jelas Komang Warsa saat ditemui NusaBali di kediamannya kawasan Banjar Alasngandang, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Selasa kemarin.
Komang Warsa menyebutkan, sebelum gelar diserahkan, pihak Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, mengutus tim untuk melakukan visitasi yakni mengecek kondisi fisik di lapangan, mencocokkan portofolio milik Komang Warsa. Tim kemudian mendatangi SMAN Rendang, untuk mengecek sejauh mana eksistensi Komang Warsa dalam mengajar, juga memeriksa struktur Dewan Duru. Dari pengecekan itu, memang benar Komang Warsa menjabat sebagai Wakasek Kesiswaan SMAN Rendang.
Selanjutnya, sejumlah siswa dan guru di SMAN Rendang diinterview menyangkut kiprah Komang Warsa selama bertugas. Komang Warsa juga dipersilakan oleh tim visitasi untuk mengajar siswanya di kelas. "Semua kegiatan di sekolah, mulai dari mewawancarai siswa, guru, dan bagaimana saya saat mengajar, semuanya divideokan," papar ayah tiga anak dari pernikahannya dengan Ni Komang Tunas ini.
Menurut Komang Warsa, tim visitasi dari Kemendikbud juga melakukan kunjungan ke SMK Giri Pendawa di Banjar Bujaga, Desa Nongan, Kecamatan Rendang. Pasalnya, Komang Warsa adalah pendiri sekolah tersebut. Selain itu, Komang Warsa juga dipercaya sebagai Wakasek SMK Giri Pendawa. Di tempat ini juga dilakukan cross check dengan mewawancarai siswa, guru, dan mengecek struktur Dewan Guru SMK Giri Pendawa.
Selanjutnya, kata Komang Warsa, tim dari pusat mendatangi kediamannya di Banjar Alasngandang, Desa Pempatan untuk memvideokan kondisi rumah, serta mewawancarai sang istri, ketiga anaknya, keluarga terdekat, dan tokoh masyarakat setempat. Di sini tim dari pusat juga melakukan cross check eksistensi Komang Warsa selaku Bendesa Pak-raman Alasngandang dan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pempatan.
"Tim juga memeriksa ruang perpustakaan saya, untuk memastikan apakah benar saya memiliki perpustakaan. Dari situ, buku-buku yang saya tulis dibawa tim ke Jakarta, sebagai bukti bahwa saya telah menulis 5 buku," tutur anak bungsu dari 11 bersaudara keluarga pasangan I Made Tjanderi (almarhum) dan Ni Nyoman Canderi (almarhum) ini.
Setelah penilaian tuntas, Senin lalu, Komang Warsa dinyatakan berhak menerima gelar sebagai ‘Tokoh Nasional Bidang Kesusastraan dan Kebahasaan Tahun 2018’. Komang Warsa pun diundang menghadiri Kongres Bahasa Indonesia XI di Jakarta dan sekaligus untuk mengisi acara, 27-29 Oktober 2018 mendatang.
Menurut Komang Warsa, trofi penghargaan sebagai tokoh nasional nantinya akan diserahkan Kemendikbuf di akhir acara, 29 Oktober 2018. "Banyak penghargaan yang nanti diserahkan sesuai kategori masing-masing. Saya menerima penghargaan kategori kesusastraan dan kebahasaan," jelas guru berprestasi jebolan S1 FKIP Unud Singaraja (1993), Pascasarjana Unhi Denpasar (2009), dan Pascasarjana Undiksha Singaraja, Program Ilmu Pendidikan Bahasa Indonesia (2014) ini.
Komang Warsa sendiri dikenal sebagai guru yang aktif di berbagai kegiatan sosial, selaim rajin menulis buku. Salah satu buku yang ditulisnya berjudul ‘Membongkar Makna dan Menguak Implikatur Bahasa Politikus’. Saat ini, Komang Warsa juga menjabat sebagai Bendesa Pakraman Alasngandang periode 2017-2022. Selain itu, Wakasek SMAN Rendang ini juga menjabat Ketua BPD Desa Pempatan sejak tahun 2015. *k16
1
Komentar