KPPI Ingin Jatah Perempuan Maksimal
Kalau sudah di kelembagaan keterwakilan perempuan tidak ada, siapa yang akan mengawal keterwakilan perempuan di politik
Dalam Seleksi KPU Kabupaten/Kota Se Bali
DENPASAR, NusaBali
Keterwakilan perempuan nyaris ludes di KPU Bali periode 2018-2023 yang sudah dilantik di KPU RI. Lolosnya 1 perempuan saja di KPU Bali ini disorot Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali. KPPI Bali mendorong dalam seleksi komisioner KPU di 8 kabupaten/kota nanti keterwakilan perempuan bisa maksimal.
Seleksi menentukan 5 besar ini ada di tangan KPU Bali periode 2018-2023 yang akan melaksanakan fit and proper test pada Oktober 2018 mendatang. Ketua KPPI Bali, Dewa Ayu Sri Wigunawati di Denpasar, Selasa (25/9) siang mengatakan keterwakilan perempuan di KPU Bali yang nyaris ludes sangat memprihatinkan. Keterwakilan perempuan di lembaga penyelenggara ini juga penting. “Saya khawatir hulunya dijegal, bagaimana hilirnya? Kalau sudah di kelembagaan keterwakilan perempuan tidak ada, siapa yang akan mengawal keterwakilan perempuan di politik, di pengurusan partai, keterwakilan di parlemen. Ini sangat memprihatinkan bagi KPPI Bali,” kata Sri Wigunawati.
Calon DPD RI Dapil Bali di Pileg 2019 ini mendorong Komisioner KPU Bali periode 2018-2023 dalam melaksanakan fit and proper test nanti supaya memberikan peluang dan kesempatan kepada perempuan. “Proses seleksi yang harus transparan dan objektif tetap terjaga, tetapi semangat untuk mengawal bahwa keterwakilan perempuan itu penting juga harus dikawal bersama-sama,” tegas alumni Fakultas Hukum Universitas Udayana (FH Unud) ini.
Sri Wigunawati mengatakan soal keterwakilan perempuan jelas ada payung hukumnya, tetapi kadang political will pelaku yang tidak ada. Sehingga menghambat pembayaran utang peradaban negara kepada perempuan.”Jadi perempuan di KPU Bali lenyap sebuah kemunduran yang sangat kita khawatirkan. Sangat kita sayangkan,” tegasnya.
Apakah dengan Komisioner KPU Bali yang sekarang minim perempuan dipastikan perempuan akan dilibas dalam seleksi Komisioner KPU kabupaten/kota? Sri Wigunawati mengatakan harapan perempuan bisa tembus di 5 besar untuk Komisioner KPU kabupaten/kota. Namun kembali kepada kebijakan dan sentifitas KPU Bali yang akan melakukan seleksi nanti.
“Ya kita berharap KPU Bali lebih sensitif dengan perempuan. Sehingga keterwakilan perempuan di KPU kabupaten/kota nanti bisa terselamatkan,” ungkap Sri Wigunawati.
Pada periode 2013-2018 komposisi perempuan di KPU Bali justru mendominasi. Dari 5 Komisioner KPU Bali yang lolos saat itu ada 3 perempuan. Mereka adalah Ni Putu Winariati, Ni Kadek Wirathi dan Ni Wayan Widhiasthini. Sementara komisioner lainnya adalah Dewa Kade Wiarsa Raka Sandhi dan I Wayan Jondra. Untuk Komisioner KPU Bali periode 2018-2023 selain meludeskan incumbent, juga nyaris meludeskan perempuan. Mereka yang dilantik adalah I Dewa Agung Gede Lidartawan, Anak Agung Raka Nakula, I Gusti Ngurah Agus Dharmasanjaya, I Gede John Darmawan dan Luh Putu Sri Widyastini. Widyastini menjadi satu-satunya perempuan yang lolos di KPU Bali. Sementara incumbent yang gagal lolos adalah I Wayan Jondra dan Ni Kadek Wirathi.
Minimnya perempuan di KPU Bali ini juga disayangkan Ketua Bali Sruti Provinsi Bali, Luh Riniti Rahayu. Riniti yang bertindak sebagai Ketua Timsel KPU Bali periode 2018-2023 mengatakan saat seleksi menghasilkan 10 besar keberimbangan komposisi perempuan dan laki-laki sudah terjadi.
Dari 10 besar yang lolos ke KPU RI ada 3 orang perempuan. Namun keputusan untuk menetapkan 5 orang Komisioner KPU Bali ada ditangan KPU RI. “Keputusan ada di KPU RI. Sebenarnya juga sangat kita sayangkan perempuan yang lolos hanya 1. Tetapi itulah keputusan final KPU RI yang tidak bisa diganggu gugat,” ujar Riniti Rahayu. *nat
DENPASAR, NusaBali
Keterwakilan perempuan nyaris ludes di KPU Bali periode 2018-2023 yang sudah dilantik di KPU RI. Lolosnya 1 perempuan saja di KPU Bali ini disorot Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali. KPPI Bali mendorong dalam seleksi komisioner KPU di 8 kabupaten/kota nanti keterwakilan perempuan bisa maksimal.
Seleksi menentukan 5 besar ini ada di tangan KPU Bali periode 2018-2023 yang akan melaksanakan fit and proper test pada Oktober 2018 mendatang. Ketua KPPI Bali, Dewa Ayu Sri Wigunawati di Denpasar, Selasa (25/9) siang mengatakan keterwakilan perempuan di KPU Bali yang nyaris ludes sangat memprihatinkan. Keterwakilan perempuan di lembaga penyelenggara ini juga penting. “Saya khawatir hulunya dijegal, bagaimana hilirnya? Kalau sudah di kelembagaan keterwakilan perempuan tidak ada, siapa yang akan mengawal keterwakilan perempuan di politik, di pengurusan partai, keterwakilan di parlemen. Ini sangat memprihatinkan bagi KPPI Bali,” kata Sri Wigunawati.
Calon DPD RI Dapil Bali di Pileg 2019 ini mendorong Komisioner KPU Bali periode 2018-2023 dalam melaksanakan fit and proper test nanti supaya memberikan peluang dan kesempatan kepada perempuan. “Proses seleksi yang harus transparan dan objektif tetap terjaga, tetapi semangat untuk mengawal bahwa keterwakilan perempuan itu penting juga harus dikawal bersama-sama,” tegas alumni Fakultas Hukum Universitas Udayana (FH Unud) ini.
Sri Wigunawati mengatakan soal keterwakilan perempuan jelas ada payung hukumnya, tetapi kadang political will pelaku yang tidak ada. Sehingga menghambat pembayaran utang peradaban negara kepada perempuan.”Jadi perempuan di KPU Bali lenyap sebuah kemunduran yang sangat kita khawatirkan. Sangat kita sayangkan,” tegasnya.
Apakah dengan Komisioner KPU Bali yang sekarang minim perempuan dipastikan perempuan akan dilibas dalam seleksi Komisioner KPU kabupaten/kota? Sri Wigunawati mengatakan harapan perempuan bisa tembus di 5 besar untuk Komisioner KPU kabupaten/kota. Namun kembali kepada kebijakan dan sentifitas KPU Bali yang akan melakukan seleksi nanti.
“Ya kita berharap KPU Bali lebih sensitif dengan perempuan. Sehingga keterwakilan perempuan di KPU kabupaten/kota nanti bisa terselamatkan,” ungkap Sri Wigunawati.
Pada periode 2013-2018 komposisi perempuan di KPU Bali justru mendominasi. Dari 5 Komisioner KPU Bali yang lolos saat itu ada 3 perempuan. Mereka adalah Ni Putu Winariati, Ni Kadek Wirathi dan Ni Wayan Widhiasthini. Sementara komisioner lainnya adalah Dewa Kade Wiarsa Raka Sandhi dan I Wayan Jondra. Untuk Komisioner KPU Bali periode 2018-2023 selain meludeskan incumbent, juga nyaris meludeskan perempuan. Mereka yang dilantik adalah I Dewa Agung Gede Lidartawan, Anak Agung Raka Nakula, I Gusti Ngurah Agus Dharmasanjaya, I Gede John Darmawan dan Luh Putu Sri Widyastini. Widyastini menjadi satu-satunya perempuan yang lolos di KPU Bali. Sementara incumbent yang gagal lolos adalah I Wayan Jondra dan Ni Kadek Wirathi.
Minimnya perempuan di KPU Bali ini juga disayangkan Ketua Bali Sruti Provinsi Bali, Luh Riniti Rahayu. Riniti yang bertindak sebagai Ketua Timsel KPU Bali periode 2018-2023 mengatakan saat seleksi menghasilkan 10 besar keberimbangan komposisi perempuan dan laki-laki sudah terjadi.
Dari 10 besar yang lolos ke KPU RI ada 3 orang perempuan. Namun keputusan untuk menetapkan 5 orang Komisioner KPU Bali ada ditangan KPU RI. “Keputusan ada di KPU RI. Sebenarnya juga sangat kita sayangkan perempuan yang lolos hanya 1. Tetapi itulah keputusan final KPU RI yang tidak bisa diganggu gugat,” ujar Riniti Rahayu. *nat
1
Komentar