Kapolda Temui Panitia AKPT Melawan Radikalisme
Kapolda Bali, Irjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose menerima kunjungan Ketua Yayasan Handayani Denpasar, Dr Ida Bagus Radendra Suastama selaku koordinator penyelenggara Rembuk Nasional Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi (AKPT) 2018, Selasa (25/9).
DENPASAR, NusaBali
Dalam pertemuan itu, Dr Radendra mengundang Kapolda Bali sebagai keynote speaker dalam acara rembuk nasional Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi (AKPT) yang akan digelar Hotel Grand Bali Beach Sanur, Denpasar dari tanggal 26-27 Oktober 2018.
Kegiatan ini akan dihadiri 100 orang pimpinan PT se-Indonesia yang terdiri dari para SC AKPT 2017 dan seluruh pimpinan PT se-Bali. Dr Radendra mengatakan, AKPT Melawan Radikalisme pertama kali digelar di Nusa Dua pada 26 September 2017 yang dihadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo dan ribuan pimpinan Perguruan Tinggi (PT) se-Indonesia.
Semangat pertemuan tersebut harus tetap tertanam karena memiliki makna yang sangat penting dan bersejarah bagi bangsa ini. Untuk itu diperlukan tindak lanjut berupa perumusan gagasan, pemikiran cerdas dan bebas dari pimpinan PT se-Indonesia tentang bagaimana menjaga Pancasila dan mencegah berkembangnya ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Terlebih bagi generasi muda Indonesia yang kelak akan menjadi pemimpin di masa depan.
Tujuan kegiatan ini adalah merumuskan langkah-langkah konkret dalam mencegah masuknya paham radikalisme ke dunia kampus, memperkuat pemahaman ideologi Pancasila dalam kurikulum pendidikan bagi mahasiswa dan pembinaan dosen pengajar dan merumuskan langkah-langkah pengawasan dan pengendalian organisasi kemahasiswaan dan unit kegiatan kemahasiswaan dari pengaruh radikalisme.
Selain itu, pihaknya juga akan merumuskan strategi penyampaian ideologi Pancasila yang efektif kepada generasi milenial dan menjaga kemandirian atau netralitas dunia akademik dalam konteks politik praktis.
“Rumusan-rumusan yang nanti dihasilkan akan disampaikan langsung kepada Presiden RI. Secara teknis, rumusan tersebut diharapkan menjadi rujukan Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi, Menteri Agama serta menteri-menteri lain penyelengara pendidikan kedinasan dalam penyusunan strategi dan kurikulum pendidikan Pancasila di kalangan PT,” kata Dr. Radendra.
Gagasan ini disambut baik karena mempertemukan kembali para pimpinan Pergururan Tinggi. Hal ini sangat perlu dilakukan, mengingat kompleksitas persoalan bangsa dan bahaya radikalisme serta intoleransi yang sedemikian nyata, maka andil civitas akademika merumuskan pokok-pokok pikiran pencegahan radikalisme dan penguatan ideologi Pancasila akan sangat vital, karena Pemerintah tidak mungkin bisa bekerja sendiri.
Menanggapi hal itu, Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose mengaku akan hadir sebagai keynote speaker. “Saya akan hadir dalam acara Rembuk Nasional Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi,” ucapnya. *rez
Kegiatan ini akan dihadiri 100 orang pimpinan PT se-Indonesia yang terdiri dari para SC AKPT 2017 dan seluruh pimpinan PT se-Bali. Dr Radendra mengatakan, AKPT Melawan Radikalisme pertama kali digelar di Nusa Dua pada 26 September 2017 yang dihadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo dan ribuan pimpinan Perguruan Tinggi (PT) se-Indonesia.
Semangat pertemuan tersebut harus tetap tertanam karena memiliki makna yang sangat penting dan bersejarah bagi bangsa ini. Untuk itu diperlukan tindak lanjut berupa perumusan gagasan, pemikiran cerdas dan bebas dari pimpinan PT se-Indonesia tentang bagaimana menjaga Pancasila dan mencegah berkembangnya ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Terlebih bagi generasi muda Indonesia yang kelak akan menjadi pemimpin di masa depan.
Tujuan kegiatan ini adalah merumuskan langkah-langkah konkret dalam mencegah masuknya paham radikalisme ke dunia kampus, memperkuat pemahaman ideologi Pancasila dalam kurikulum pendidikan bagi mahasiswa dan pembinaan dosen pengajar dan merumuskan langkah-langkah pengawasan dan pengendalian organisasi kemahasiswaan dan unit kegiatan kemahasiswaan dari pengaruh radikalisme.
Selain itu, pihaknya juga akan merumuskan strategi penyampaian ideologi Pancasila yang efektif kepada generasi milenial dan menjaga kemandirian atau netralitas dunia akademik dalam konteks politik praktis.
“Rumusan-rumusan yang nanti dihasilkan akan disampaikan langsung kepada Presiden RI. Secara teknis, rumusan tersebut diharapkan menjadi rujukan Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi, Menteri Agama serta menteri-menteri lain penyelengara pendidikan kedinasan dalam penyusunan strategi dan kurikulum pendidikan Pancasila di kalangan PT,” kata Dr. Radendra.
Gagasan ini disambut baik karena mempertemukan kembali para pimpinan Pergururan Tinggi. Hal ini sangat perlu dilakukan, mengingat kompleksitas persoalan bangsa dan bahaya radikalisme serta intoleransi yang sedemikian nyata, maka andil civitas akademika merumuskan pokok-pokok pikiran pencegahan radikalisme dan penguatan ideologi Pancasila akan sangat vital, karena Pemerintah tidak mungkin bisa bekerja sendiri.
Menanggapi hal itu, Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose mengaku akan hadir sebagai keynote speaker. “Saya akan hadir dalam acara Rembuk Nasional Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi,” ucapnya. *rez
1
Komentar