Bupati : Jadilah Tuan Rumah yang Baik di Annual Meeting IMF–WB 2018
Kabupaten Badung sebagai tuan rumah Annual Meeting International Monetary Fund–World Bank (IMF–WB) 2018, bertekad menyukseskan hajatan akbar yang berlangsung di Nusa Dua, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan tersebut.
MANGUPURA, NusaBali
Suksesnya hajatan tersebut berkaitan dengan nama baik dan citra Indonesia di dunia internasional. Selain itu kegiatan yang diikuti delegasi dari 189 negara ini memberikan banyak dampak positif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Hal ini ditegaskan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta di rumah jabatan bupati di Puspem di Sempidi, KecamatanMengwi, Rabu (26/9). Dampak jangka pendek, menurutnya, sudah dirasakan berupa pembangunan infrastruktur penunjang. Di antaranya pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta. Proyek revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita, Suwung, Denpasar Selatan seluas 22,45 hektare, dilanjutkannya pembangunan monumen/patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Ungasan yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, dan terakhir proyek perluasan apron Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
“Kalau dihitung secara riil setidaknya Rp 5,9 triliun anggaran untuk pembangunan infrastruktur telah dikucurkan. Itu dampak langsung yang dirasakan di Bali,” katanya.
Penyelenggaraan Annual Meeting IMF-WB 2018, lanjut Bupati Giri Prasta, akan membuka peluang kerja, otomatis meningkatkan perekonomian Bali. “Akan ada delegasi dari 189 negara, yang jumlahnya sekitar 19.800 orang, sedangkan peserta dari dalam negeri sekitar 1.800 orang. Ini akan membuka peluang kerja,” ujarnya.
Namun terlepas dari itu semua, dampak jangka panjang adalah kegiatan ini menjadi promosi gratis bagi Indonesia, bagi Bali, dan bagi Kabupaten Badung. “Kita harus memberikan rasa aman dan nyaman, memberikan suguhan yang terbaik. Sehingga ketika mereka (delegasi) kembali ke negaranya masing-masing, akan memberikan informasi bagaimana keindahan dan keramah-tamahan negara kita Indonesia, Bali, dan Kabupaten Badung khususnya,” tandasnya.
Tak dipungkiri, kegiatan ini juga akan membawa dampak lainnya. Seperti akses ke kawasan ITDC Nusa Dua sebagai pusat kegiatan menjadi terbatas untuk masyarakat umum, pemberlakuan sistem kendaraan ganjil genap pada akses jalan tertentu menuju Nusa Dua, serta dampak lainnya. Akan tetapi, dampak-dampak tersebut, harus disikapi dengan arif oleh masyarakat, demi kepentingan yang lebih besar. Untuk itulah, Bupati Giri Prasta mengajak seluruh masyarakat Bali menjadi tuan rumah yang baik, melayani dengan senyum, tunjukkan kepada dunia bahwa Bali adalah The Last Paradise in The World (Surga Terakhir di Dunia), alamnya indah, kaya adat, seni, dan budayanya, ramah penduduknya, sehingga wajib dikunjungi. *asa
Hal ini ditegaskan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta di rumah jabatan bupati di Puspem di Sempidi, KecamatanMengwi, Rabu (26/9). Dampak jangka pendek, menurutnya, sudah dirasakan berupa pembangunan infrastruktur penunjang. Di antaranya pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta. Proyek revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita, Suwung, Denpasar Selatan seluas 22,45 hektare, dilanjutkannya pembangunan monumen/patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Ungasan yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, dan terakhir proyek perluasan apron Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
“Kalau dihitung secara riil setidaknya Rp 5,9 triliun anggaran untuk pembangunan infrastruktur telah dikucurkan. Itu dampak langsung yang dirasakan di Bali,” katanya.
Penyelenggaraan Annual Meeting IMF-WB 2018, lanjut Bupati Giri Prasta, akan membuka peluang kerja, otomatis meningkatkan perekonomian Bali. “Akan ada delegasi dari 189 negara, yang jumlahnya sekitar 19.800 orang, sedangkan peserta dari dalam negeri sekitar 1.800 orang. Ini akan membuka peluang kerja,” ujarnya.
Namun terlepas dari itu semua, dampak jangka panjang adalah kegiatan ini menjadi promosi gratis bagi Indonesia, bagi Bali, dan bagi Kabupaten Badung. “Kita harus memberikan rasa aman dan nyaman, memberikan suguhan yang terbaik. Sehingga ketika mereka (delegasi) kembali ke negaranya masing-masing, akan memberikan informasi bagaimana keindahan dan keramah-tamahan negara kita Indonesia, Bali, dan Kabupaten Badung khususnya,” tandasnya.
Tak dipungkiri, kegiatan ini juga akan membawa dampak lainnya. Seperti akses ke kawasan ITDC Nusa Dua sebagai pusat kegiatan menjadi terbatas untuk masyarakat umum, pemberlakuan sistem kendaraan ganjil genap pada akses jalan tertentu menuju Nusa Dua, serta dampak lainnya. Akan tetapi, dampak-dampak tersebut, harus disikapi dengan arif oleh masyarakat, demi kepentingan yang lebih besar. Untuk itulah, Bupati Giri Prasta mengajak seluruh masyarakat Bali menjadi tuan rumah yang baik, melayani dengan senyum, tunjukkan kepada dunia bahwa Bali adalah The Last Paradise in The World (Surga Terakhir di Dunia), alamnya indah, kaya adat, seni, dan budayanya, ramah penduduknya, sehingga wajib dikunjungi. *asa
Komentar