Museum Subak Masceti Dirancang Berbasis IT
Museum Subak Gianyar di kawasan Pura Masceti, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, akan dirancang berbasis IT (informasi dan teknologi).
GIANYAR, NusaBali
Pembangunan dan kelengkapan museum ini pun kian sempurna dengan total dengan biaya Pusat sekitar Rp 30 miliar. Kepala Dinas Kebudayaan Gianyar I Gusti Ngurah Wijana menjelaskan, museum ini akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2019. "Museum akan diresmikan, bersamaan dengan penyerahan sertifikat tahun 2019 nanti," jelasnya, Rabu (26/9).
Dikatakan, saat ini progres Museum Subak Masceti masih tahap pembuatan terasering. "Akan ada sawah abadi, dibuat semacam areal live subak. Ada orang metekap, memula, mejukut, merabuk, manyi, dan lainnya. Ada prosesnya, ada petani," jelasnya.
Meski masih dalam proses penyempurnaan, Museum Subak saat ini sudah memadai untuk dikunjungi. Termasuk cukup sering menjadi lokasi pertemuan penting baik skala nasional maupun internasional. Di dalam museum, sudah dipasang diorama persawahan dan persubakan di Bali, khususnya Gianyar. "Pengunjung bisa melihat tampilannya secara IT. Nanti juga kami kemas setiap lini secara online," jelasnya.
Untuk mengelola itu, Disbud pun akan membentuk kepala UPT pengelola. "Nanti mereka fokus ngurus museum termasuk promosi dan kerjasama," imbuhnya.
Untuk diketahui, tahun ini, pemerintah Pusat kucurkan dana Rp 3 miliar untuk pembangunan lanskap dan permainan anak-anak. Lanskap ini nantinya akan menggambarkan miniatur sawah dan subak di Bali, khususnya di Gianyar. "Lokasinya di luar museum, sebelah rumah tradisional Bali," terangnya.
Setelah Museum Subak Gianyar di Masceti ini kelar utuh, Ngurah Wijana mengatakan, Gianyar akan punya destinasi wisata baru. "DAS (Daerah Aliran Sungai) Pakerisan sudah diakui Unesco dari hulu ke hilir, termasuk museum subak ini," terangnya.
Beberapa objek wisata yang dilalui seperti Pura Tirta Empul, Pura Mengening, dan Pura Gunung Kawi. "Sepanjang itu punya potensi situs cagar budaya," imbuhnya. Museum subak yang berada di Pantai Masceti ini akan menjadi persinggahan pertama. Konsepnya, mengusung program one day river tour atau one day culture tour. "Jadi, seharian wisatawan akan berwisata di sepanjang DAS Pakerisan," terangnya.
Untuk membuat para wisatawan terkesan, di museum subak pun akan disajikan panorama pantai dan aktivitas live para petani. "Kami kerjasama dengan petani, dari pagi sampai jam 10, para petani akan beraktivitas biasa di sawah. Jadi wisatawan bisa melihat langsung, mulai dari membajak sawah, menanam bibit hingga panen," jelasnya.
Dari museum subak, lanjut Wijana, wisatawan akan diajak ke Catus Pata Kota Gianyar, melihat sisi luar Puri Gianyar, Pasar Umum Gianyar, Lapangan Astina, makan siang. Lanjut, ke Pura Samuantiga, kemudian ke utara mengunjungi Pura Pengukur-ukuran, Gunung Kawi, Mengening, terakhir Pura Tirta Empul, Tampaksiring.*nvi
Dikatakan, saat ini progres Museum Subak Masceti masih tahap pembuatan terasering. "Akan ada sawah abadi, dibuat semacam areal live subak. Ada orang metekap, memula, mejukut, merabuk, manyi, dan lainnya. Ada prosesnya, ada petani," jelasnya.
Meski masih dalam proses penyempurnaan, Museum Subak saat ini sudah memadai untuk dikunjungi. Termasuk cukup sering menjadi lokasi pertemuan penting baik skala nasional maupun internasional. Di dalam museum, sudah dipasang diorama persawahan dan persubakan di Bali, khususnya Gianyar. "Pengunjung bisa melihat tampilannya secara IT. Nanti juga kami kemas setiap lini secara online," jelasnya.
Untuk mengelola itu, Disbud pun akan membentuk kepala UPT pengelola. "Nanti mereka fokus ngurus museum termasuk promosi dan kerjasama," imbuhnya.
Untuk diketahui, tahun ini, pemerintah Pusat kucurkan dana Rp 3 miliar untuk pembangunan lanskap dan permainan anak-anak. Lanskap ini nantinya akan menggambarkan miniatur sawah dan subak di Bali, khususnya di Gianyar. "Lokasinya di luar museum, sebelah rumah tradisional Bali," terangnya.
Setelah Museum Subak Gianyar di Masceti ini kelar utuh, Ngurah Wijana mengatakan, Gianyar akan punya destinasi wisata baru. "DAS (Daerah Aliran Sungai) Pakerisan sudah diakui Unesco dari hulu ke hilir, termasuk museum subak ini," terangnya.
Beberapa objek wisata yang dilalui seperti Pura Tirta Empul, Pura Mengening, dan Pura Gunung Kawi. "Sepanjang itu punya potensi situs cagar budaya," imbuhnya. Museum subak yang berada di Pantai Masceti ini akan menjadi persinggahan pertama. Konsepnya, mengusung program one day river tour atau one day culture tour. "Jadi, seharian wisatawan akan berwisata di sepanjang DAS Pakerisan," terangnya.
Untuk membuat para wisatawan terkesan, di museum subak pun akan disajikan panorama pantai dan aktivitas live para petani. "Kami kerjasama dengan petani, dari pagi sampai jam 10, para petani akan beraktivitas biasa di sawah. Jadi wisatawan bisa melihat langsung, mulai dari membajak sawah, menanam bibit hingga panen," jelasnya.
Dari museum subak, lanjut Wijana, wisatawan akan diajak ke Catus Pata Kota Gianyar, melihat sisi luar Puri Gianyar, Pasar Umum Gianyar, Lapangan Astina, makan siang. Lanjut, ke Pura Samuantiga, kemudian ke utara mengunjungi Pura Pengukur-ukuran, Gunung Kawi, Mengening, terakhir Pura Tirta Empul, Tampaksiring.*nvi
Komentar