Epilepsi Kumat Saat Mandi, Bocah SD Tewas di Telabah
Seorang bocah perempuan Kelas III SD, Ni Kadek Reni, 9, ditemukan tewas mengenaskan di telabah (saluran irigasi) Subak Kesian, Banjar Kesian, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, Minggu (10/4) sore.
GIANYAR, NusaBali
Diduga kuat, bocah malang ini tewas tenggelam karena penyakit epoilepsinya kambuh saat mandi di telabah tak jauh dari rumahnya.
Korban Ni Kadek Reni, siswi Kelas III SDN 1 Lebih, Desa Lebih, ditemukan nyangkut di tepi telabah Subak Kesian, Minggu sore sekitar pukul 17.15 Wita. Sebelum tewas mengenaskan, bocah berusia 9 tahun ini diketahui mandi di lokasi TKP sejak pukul 17.00 Wita. Seperti biasa, bocah Kadek Reni selalu mandi di telabah yang berlokasi hanya beberapa meter sebelh barat rumahnya bersama anak-anak tetangga, setiap sore.
Saat musibah maut sore itu, bocah Kadek Reni diketahui mandi sambil bermain ban bekas bersama seorang anak tetangganya yang berusia sekitar 5 tahun. Namun, temannya itu lebih dulu selesai mandi, kemudian mendahului pulang dari telabah maut tersebut.
Setelah teman bermainnya pulang, korban Kadek Reni tiba-tiba menghilang dari posisi semula di mana dia mandi. Sekitar pukul 17.15 Wita, beberapa warga yang sedang berbelanja di sebuah warung tak jauh dari lokasi TKP, melihat ada sosok mengambang di tepi telabah. Setelah didekati, sosok yang mengambang nyangkit di tebi telabah itu ternyata bocah perempuan yang kemudian diketahui beranama Kadek Reni, anak dari pasangan I Wayan Pasek Widia, 40, dan Ni Ketut Suarti, 36.
Warga pun langsung mengevakuasi korban Kadek Reni yang ditemukan dalam posisi telungkup dan mengambang nyangkut di tepi telabah. Setelah dievakuasi, beberapa warga sempat mencoba menolong dengan menekan-nekan dada korban. Namun, korban tidak bereaksi.
Selanjutnya, pihak keluarga dengan dibantu warga, melarikan korban Kadek Reni ke RSUD Sanjiwani Gianyar. Tapi, tim medis RSUD Sanjiwani menyatakan bocah malang ini sudah meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Akhirnya, pihak keluarga membawa jenazah korban pulang ke rumah duka Banjar Kesian, Desa Lebih.
Sempat disemayamkan semalaman di rumah duka, jenazah bocah korban tenggelam ini kemudian dimakamkan keluarganya di Setra Desa Pakraman Kesian, Desa Lebih pada Soma Umanis Medangkungan, Senin (11/4). Pemakaman bocah Kadek Reni kemarin diantar pula sejumlah guru dan para murid SDN 1 Lebih.
Kapolsek Gianyar, Kompol Made Oka SH, menyatakan kasus kematian tragis bocah Kadek Reni baru dilaporkan ke kantor polisi, Minggu malam sekitar pukul 22.00 Wita. Saat laporan masuk ke kantor polisi, jenazah bocah Kadek Reni sudah dibawa pulang keluarganya dari RSUD Sanjiwani Gianyar ke rumah duka.
Begitu dapat laporan, kata Kompol Made Oka, jajaran Polsek Gianyar pun langsung terjun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan mengumpulkan keterangan saksi-saksi. Berdasarkan olah TKP dan identifikasi, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Ini juga dikuatkan dengan keterangan saksi-saksi.
Menurut Kompol Made Oka, bocah Kadek Reni diduga terpeleset jatuh dan tenggelam saat mandi, karena penyakit epilepsi (ayan)-nya kumat saat mandi di telabah. "Korban diketahui memang memiliki riwayat penyakit epilepsi," jelas Made Oka saat dikonfirmasi, Senin kemarin.
Pihak keluarga, kata Made Oka, menolah dilakukan otopsi terhadap jenazah bocah Kadek Reni. Pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian bocah SD ini sebagai musibah. Korban Kadek Reni merupakan anak bungsu dari dua bersaudara keluarga pasangan Wayan Pasek Widia dan Ni Ketut Suarti. Bocah malang ini memiliki kakak lelaki atas nama I Wayan Mega Putra, 12.
Ibunda korban, Ni Ketut Suarti, kesehariannya bekerja sebagai pegawai lepas di Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Gianyar. Sedangkan ayah korban, Wayan Pasek Widia, bekerja sebagai buruh serabutan. Pasutri Wayan Pasek Widia-Ketut Suarti sangat terpukul atas kematian tragis anak bungsunya.
Menurut Ketut Suarti, putri ciliknya yang masih duduk di bangki Kelas III SD memang mengidap penyakit epilepsi. Namun, sudah lama penyakitnya tidak pernah kambuh. Sebelum ditemukan tewas nyangkut di telabah pun, bocah Kadek Reni dalam kondisi sehat. “Tidak ada sesuatu yang janggal. Kami tak menyangka akan ditinggalkan begini,” keluh wanita berusia 36 tahun ini, Senin kemarin. 7 cr62,lsa
Komentar