Gatao 2: Rise of the King Buat Penonton Berkali-Kali Tutup Mata di Ajang Balinale
Film tersebut terinspirasi dari sang sutradara sekaligus aktor yang semasa muda pernah menjadi seorang gangster.
BADUNG, NusaBali
Perhelatan film berskala internasional bertajuk Balinale (Bali International Film Festival), kembali diadakan dari tanggal 24 hingga 30 September 2018 di Cinemaxx Lippo Mall Kuta serta Plaza Renon. Menandai 12 tahun kariernya, tahun ini Balinale akan memutar lebih dari 100 film, mulai dari film dokumenter, film pendek, hingga film yang berdurasi cukup panjang. Selama seminggu penuh, Balinale menargetkan lebih dari 9000 penonton, termasuk di antaranya, para penikmat dan penggiat film, pemain, dan produser film.
Tepat kemarin (26/09/2018), bertempat di Cinemaxx Lippo Mall Kuta, TETO (Taipei Economic and Trade Office) dan Kementerian Kebudayaan Taiwan, bekerjasama dengan Balinale untuk memasarkan film Taiwan yang bertajuk ‘Gatao 2: Rise of the King’ garapan sutradara sekaligus aktor Cheng-Kou Yen, yang telah sukses mencapai jutaan tiket box office di Taiwan. Acara tersebut diawali dengan resepsi yang digelar di Aryaduta Bali, Kuta, yang dihadiri oleh Founder Balinale, Deborah Gabinetti, Juri Balinale Award, Jeane Huang, dan beberapa perwakilan dari TETO yaitu, Kendra Yung-Shoa Chen, selaku Direktur Press Information Division, dan Kim Cho, selaku Sekretaris Press Information Division.
Dalam sambutannya, Kendra menyampaikan bahwa, ini merupakan kali kedua TETO bekerja sama dengan Balinale. Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk membuka jalan ke arah saling pengertian buadaya antara Taiwan dan Indonesia, serta menjalin kerja sama yang baik dalam bidang bisnis dan perfilman.
Sebelumnya, film animasi Taiwan, ‘On Happiness Road’ juga telah diputar beberapa hari sebelumnya. Film animasi garapan sutradara Hsin Yin Sung tersebut lebih menonjolkan kesan lembut yang menekankan pada sejarah masyarakat dan humaniora Taiwan melalui kisah hidup pemeran utamanya yang seorang wanita. Film tersebut justru sangat berbeda bila dibandingkan dengan Gatao 2: Rise of the King yang lebih menonjolkan kesan sadis dan penuh dengan adegan perkelahian.
Menurut salah satu juri di Balinale Award, Jeane Huang, film Gatao 2 sendiri merupakan adaptasi dari kehidupan nyata salah satu tokoh yang juga sutradaranya yang semasa muda pernah bergabung dalam perkumpulan gangster. Lewat film tersebut, Cheng ingin menunjukkan bagaimana kehidupan para gangster yang kejam dan tidak patut untuk ditiru.
“Film ini digarap oleh sutradara sekaligus aktornya yang semasa muda pernah menjadi gangster. Judul Gatao berarti Penguasa Utara, yang mana di daerah Utara Taipei adalah daerah yang kaya dan para gangster berebut ingin berkuasa di sana. Dalam film, dipilih pula judul lagu ‘The Song of Sorrow’ yang menggambarkan kehidupan gangster itu sendiri. Cheng ingin menunjukkan pada kita semua bahwa kehidupan gangster itu kejam dan tidak patut untuk ditiru,” ungkap Jean dalam acara resepsi pemutaran film Gatao 2: Rise of the King (26/09) di Aryaduta Bali, Kuta. *ph
1
Komentar