12 Sekolah Tanpa Guru Bersertifikasi
Hasil Sensus Pendidikan tahun 2015 terungkap 12 sekolah di Karangasem tanpa guru bersertifikasi. Kondisi ini masih bertahan hingga tahun 2018.
AMLAPURA, NusaBali
Salah satunya di SMP Negeri Satu Atap, tenaga guru dirangkap guru SD. Rata-rata guru SD di SMPN Satu Atap status honorer dan sebagian guru pengabdi.
Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, I Made Rangkep, mengatakan SMPN Satu Atap tidak memiliki tenaga guru bersertifikasi karena guru yang bertugas rata-rata guru kontrak dan guru pengabdi. “Para guru itu bertugas di SD, karena SMPN Satu Atap kekurangan guru, maka diperbantukan,” ungkap Made Rangkep, Jumat (28/9). Dikatakan, terungkapnya 12 sekolah tanpa guru bersertifikasi berdasarkan hasil Sensus Pendidikan Karangasem Tahun 2015.
Kepala Disdikpora Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika, mengungkapkan sejak mendirikan SMPN Satu Atap pada tahun 2018, di 12 sekolah itu tanpa guru bersertifikasi. “Kami kekurangan banyak tenaga guru, makanya lebih banyak memanfaatkan tenaga guru honorer dan guru pengabdi,” katanya. Sesuai amanat UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, perlunya pengembangan kompetensi, karir, dan peningkatan program pelatihan. Kenyataannya masih kurang tenaga pendidikan sehingga belum semua sekolah memiliki guru bersertifikasi.
Sebanyak 12 sekolah tanpa guru bersertifikasi itu masing-masing 5 SMP dan 7 SMA/SMK. Kelima SMP itu yakni SMP PGRI 6 Amlapura, SMP Satu Atap Ban Kecamatan Kubu, SMP Satu Atap Tianyar Barat Kecamatan Kubu, SMP Satu Atap 7 Ban Kecamatan Kubu, dan SMP Satu Atap Besakih Kecamatan Rendang. Sedangkan tujuh SMA/SMK yakni SMA Pariwisata Mahardika Abang, SMA Pariwisata Kerta Wisata Amlapura, SMA Jagadhita Amlapura, SMK Nusa Dua Toya Anyar Kecamatan Kubu, SMA Suastiastu Abang, SMKN Bebandem, dan SMA Dharma Kirti Desa Sengkidu Kecamatan Manggis. *k16
Salah satunya di SMP Negeri Satu Atap, tenaga guru dirangkap guru SD. Rata-rata guru SD di SMPN Satu Atap status honorer dan sebagian guru pengabdi.
Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, I Made Rangkep, mengatakan SMPN Satu Atap tidak memiliki tenaga guru bersertifikasi karena guru yang bertugas rata-rata guru kontrak dan guru pengabdi. “Para guru itu bertugas di SD, karena SMPN Satu Atap kekurangan guru, maka diperbantukan,” ungkap Made Rangkep, Jumat (28/9). Dikatakan, terungkapnya 12 sekolah tanpa guru bersertifikasi berdasarkan hasil Sensus Pendidikan Karangasem Tahun 2015.
Kepala Disdikpora Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika, mengungkapkan sejak mendirikan SMPN Satu Atap pada tahun 2018, di 12 sekolah itu tanpa guru bersertifikasi. “Kami kekurangan banyak tenaga guru, makanya lebih banyak memanfaatkan tenaga guru honorer dan guru pengabdi,” katanya. Sesuai amanat UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, perlunya pengembangan kompetensi, karir, dan peningkatan program pelatihan. Kenyataannya masih kurang tenaga pendidikan sehingga belum semua sekolah memiliki guru bersertifikasi.
Sebanyak 12 sekolah tanpa guru bersertifikasi itu masing-masing 5 SMP dan 7 SMA/SMK. Kelima SMP itu yakni SMP PGRI 6 Amlapura, SMP Satu Atap Ban Kecamatan Kubu, SMP Satu Atap Tianyar Barat Kecamatan Kubu, SMP Satu Atap 7 Ban Kecamatan Kubu, dan SMP Satu Atap Besakih Kecamatan Rendang. Sedangkan tujuh SMA/SMK yakni SMA Pariwisata Mahardika Abang, SMA Pariwisata Kerta Wisata Amlapura, SMA Jagadhita Amlapura, SMK Nusa Dua Toya Anyar Kecamatan Kubu, SMA Suastiastu Abang, SMKN Bebandem, dan SMA Dharma Kirti Desa Sengkidu Kecamatan Manggis. *k16
1
Komentar