Perajin Perak Bali Waspadai China
Perajin perak Bali masih optimis menghadapi persaingan industri kerajinan perak.
DENPASAR, NusaBali
Walau diakui, hal itu tidak gampang karena persaingan yang semakin sengit. Salah satunya produk perak dari China. “Produk-produk perak dari China menjadi pesaing Bali di luar,” ungkap I Kadek Mustika, perajin perak dari Celuk Sukawati, Gianyar, Minggu (30/9).
Kadek Romo, sapaan Kadek Mustika menyebut produk kerajinan perak dari China dibuat massal, sehingga harganya kadang lebih murah. “Untuk menanggulangi itulah, kami perajin membuat produk dan desain yang orisinil dan limited,” kata Kadek Romo.
Karena itulah dari pengalamannya, sejauh ini pasar kerajinan perak, termasuk untuk ekspor masih jalan. “Kami bersyukur perak, mampu memberi sumbangan lumayan signifikan terhadap ekspor,” ujar Mustika. Dikatakan besarannya kontribusi perak, rata- rata 30 persen dari total nilai ekspor kerajinan selama ini. Pasaran ekspor perak Bali, menurut Mustika dominan negara-negara di kawasan Pasifik. “Pasar terbesar masih Amerika Serikat, selain pasar lain dan dalam negeri tentunya,” ujar Mustika yang juga pengurus Asosiasi Pelaku Usaha Handicraft Indonesia (Aspehi) Bali.
Pelaku usaha lain juga menyampaikan hal senada. “Pasaran kerajinan perak masih lumayan ramai,” ujar I Nyoman Sudira, salah seorang pelaku UMKM asal Gelgel, Klungkung. *k17
Walau diakui, hal itu tidak gampang karena persaingan yang semakin sengit. Salah satunya produk perak dari China. “Produk-produk perak dari China menjadi pesaing Bali di luar,” ungkap I Kadek Mustika, perajin perak dari Celuk Sukawati, Gianyar, Minggu (30/9).
Kadek Romo, sapaan Kadek Mustika menyebut produk kerajinan perak dari China dibuat massal, sehingga harganya kadang lebih murah. “Untuk menanggulangi itulah, kami perajin membuat produk dan desain yang orisinil dan limited,” kata Kadek Romo.
Karena itulah dari pengalamannya, sejauh ini pasar kerajinan perak, termasuk untuk ekspor masih jalan. “Kami bersyukur perak, mampu memberi sumbangan lumayan signifikan terhadap ekspor,” ujar Mustika. Dikatakan besarannya kontribusi perak, rata- rata 30 persen dari total nilai ekspor kerajinan selama ini. Pasaran ekspor perak Bali, menurut Mustika dominan negara-negara di kawasan Pasifik. “Pasar terbesar masih Amerika Serikat, selain pasar lain dan dalam negeri tentunya,” ujar Mustika yang juga pengurus Asosiasi Pelaku Usaha Handicraft Indonesia (Aspehi) Bali.
Pelaku usaha lain juga menyampaikan hal senada. “Pasaran kerajinan perak masih lumayan ramai,” ujar I Nyoman Sudira, salah seorang pelaku UMKM asal Gelgel, Klungkung. *k17
Komentar