Aksi Penjarahan Mulai Marak di Palu
Diduga ada provokator, Polri kerahkan intelijen
JAKARTA, NusaBali
Polisi menangkap sejumlah pelaku aksi penjarahan di toko telepon seluler alias handphone bernama Makmur Jaya di Jalan Basuki Rahmat, Palu, Sulawesi Tengah pada Senin (1/10) pagi. "Benar. Tadi pagi kami berhasil mengamankan orang yang akan menjarah toko handphone," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Markas Polri, Senin (1/10) seperti dilansir cnnindonesia.
Jenderal bintang dua itu pun menunjukkan sebuah video yang memperlihatkan sejumlah pelaku dikondisikan dalam posisi tiarap setelah ditangkap polisi. Dalam video itu juga terlihat bahwa pintu toko telah berhasil dibobol oleh pelaku. Puluhan aparat kepolisian bersenjata lengkap pun meminta para pelaku untuk menyerah dan meletakkan barang-barang yang telah diambil dari dalam toko telepon seluler tersebut.
"Kami amankan dulu, kami lakukan pemeriksaan," ujarnya. Setyo menegaskan aksi penjarahan tak bisa dibenarkan. Ia memastikan polisi akan mengamankan seluruh toko-toko di Palu agar tidak terjadi penjarahan yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
Menurutnya, sebanyak 1.400 personel kepolisian tambahan diterjunkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di Palu pascainsiden gempa dan tsunami, Sabtu (29/9) pekan lalu. Aksi penjarahan toko di Palu diduga turut dipicu oleh aksi provokasi. Menurut Irjen Setyo Wasisto pihaknya akan menyelidiki provokator aksi penjarahan sejumlah toko yang terjadi usai gempa di Palu, Sulawesi Tengah.
Sejumlah orang telah ditangkap karena diduga melakukan aksi penjarahan di sejumlah toko pascabencana gempa bumi yang terjadi pada Jumat (28/9) silam. "Nanti intelijen akan melakukan penyelidikan," ucap Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan pada Senin (1/10).
Selain toko handphone, sejumlah minimarket menjadi sasaran aksi penjarahan masyarakat di Palu. Beberapa dari aksi penjarahan itu digagalkan oleh aparat kepolisian seperti di Transmart dan toko handphone.
"Tadi pagi saya dapat laporan ada yang mencoba menjarah toko handphone kemudian dapat diantisipasi. Ada Transmart di sana coba dimasuki orang-orang tidak bertanggung jawab, tapi bisa dikendalikan polisi," ujarnya. Jenderal bintang dua itu pun menyatakan bahwa pihaknya memaklumi penjarahan yang dilakukan di hari pertama dan kedua pascabencana gempa karena bantuan berupa makanan dan minuman belum tiba.
Namun, dia menegaskan, kepolisian tidak bisa mentolerir bila tindak penjarahan tersebut dilakukan dengan menyasar toko-toko yang menjual barang non kebutuhan pokok seperti telepon seluler, elektronik, hingga ban kendaraan bermotor.
"Kami memahami kalau itu yang diambil bahan makanan karena lapar, minuman, atau sandang. Tetapi yg tidak benar ketika mereka mengambil barang elektronik," ujarnya
Setyo meminta masyarakat menjaga situasi keamanan dan ketertiban di Palu dengan tidak melakukan penjarahan. Dia pun mengingatkan bahwa melakukan penjarahan di tengah situasi bencana dapat dijerat pidana lebih berat dibandingkan situasi biasa. *
Polisi menangkap sejumlah pelaku aksi penjarahan di toko telepon seluler alias handphone bernama Makmur Jaya di Jalan Basuki Rahmat, Palu, Sulawesi Tengah pada Senin (1/10) pagi. "Benar. Tadi pagi kami berhasil mengamankan orang yang akan menjarah toko handphone," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Markas Polri, Senin (1/10) seperti dilansir cnnindonesia.
Jenderal bintang dua itu pun menunjukkan sebuah video yang memperlihatkan sejumlah pelaku dikondisikan dalam posisi tiarap setelah ditangkap polisi. Dalam video itu juga terlihat bahwa pintu toko telah berhasil dibobol oleh pelaku. Puluhan aparat kepolisian bersenjata lengkap pun meminta para pelaku untuk menyerah dan meletakkan barang-barang yang telah diambil dari dalam toko telepon seluler tersebut.
"Kami amankan dulu, kami lakukan pemeriksaan," ujarnya. Setyo menegaskan aksi penjarahan tak bisa dibenarkan. Ia memastikan polisi akan mengamankan seluruh toko-toko di Palu agar tidak terjadi penjarahan yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
Menurutnya, sebanyak 1.400 personel kepolisian tambahan diterjunkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di Palu pascainsiden gempa dan tsunami, Sabtu (29/9) pekan lalu. Aksi penjarahan toko di Palu diduga turut dipicu oleh aksi provokasi. Menurut Irjen Setyo Wasisto pihaknya akan menyelidiki provokator aksi penjarahan sejumlah toko yang terjadi usai gempa di Palu, Sulawesi Tengah.
Sejumlah orang telah ditangkap karena diduga melakukan aksi penjarahan di sejumlah toko pascabencana gempa bumi yang terjadi pada Jumat (28/9) silam. "Nanti intelijen akan melakukan penyelidikan," ucap Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan pada Senin (1/10).
Selain toko handphone, sejumlah minimarket menjadi sasaran aksi penjarahan masyarakat di Palu. Beberapa dari aksi penjarahan itu digagalkan oleh aparat kepolisian seperti di Transmart dan toko handphone.
"Tadi pagi saya dapat laporan ada yang mencoba menjarah toko handphone kemudian dapat diantisipasi. Ada Transmart di sana coba dimasuki orang-orang tidak bertanggung jawab, tapi bisa dikendalikan polisi," ujarnya. Jenderal bintang dua itu pun menyatakan bahwa pihaknya memaklumi penjarahan yang dilakukan di hari pertama dan kedua pascabencana gempa karena bantuan berupa makanan dan minuman belum tiba.
Namun, dia menegaskan, kepolisian tidak bisa mentolerir bila tindak penjarahan tersebut dilakukan dengan menyasar toko-toko yang menjual barang non kebutuhan pokok seperti telepon seluler, elektronik, hingga ban kendaraan bermotor.
"Kami memahami kalau itu yang diambil bahan makanan karena lapar, minuman, atau sandang. Tetapi yg tidak benar ketika mereka mengambil barang elektronik," ujarnya
Setyo meminta masyarakat menjaga situasi keamanan dan ketertiban di Palu dengan tidak melakukan penjarahan. Dia pun mengingatkan bahwa melakukan penjarahan di tengah situasi bencana dapat dijerat pidana lebih berat dibandingkan situasi biasa. *
Komentar