Ratusan Pelayat Iringi Upacara Ngaben Ibunda Bupati Tabanan
Jenazah ibunda Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, almarhum Ni Ketut Suprapti, 66, telah diaben di Setra Desa Pakraman Tegeh, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan pada Soma Wage Dukut, Senin (1/10) pagi sekitar pukul 09.00 Wita.
TABANAN, NusaBali
Ratusan krama dan pelayat mengantarkan jenazah almarhum menuju setra yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah duka. Sebelum diaben dengan prosesi upacara Ngaben Ngelanus, terlebih dahulu dilaksanakan rentetan upacara di rumah duka. Kemudian jenazah diturunkan dari bale dangin, dan beberapa menit kemudian dinaikkan ke bade. Jenazah langsung diantar menuju Setra Desa Pakraman Tegeh dengan diiringi angklung dan gambelan blaganjur.
Sesampainya di setra, jenazah langsung dimasukkan ke dalam lembu berwarna hitam. Tampak suami almarhum yang kini menjabat Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama, anak kedua I Gede Dedy Supratama, dan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti ikut dalam prosesi tersebut. Usai rentetan itu, jenazah almarhum langsung diaben.
Ratusan pelayat dari berbagai kalangan mengiringi jenazah almarhum menuju Setra Desa Pakraman Tegeh. Ratusan pelayat terdiri dari pejabat eksekutif kabupaten/kota, politisi, pengusaha, organisasi, kerabat hingga Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace).
Di sela upacara, Adi Wiryatama mengemukakan upacara istri tercinta dilaksanakan Ngaben Ngelanus tingkat utamaning madya. Artinya upacara dilaksanakan sehari sudah sampai upacara Nyekah (memutuskan ikatan roh dengan Panca Maha Buta dan Panca Tan Matra) dan langsung ngalinggihang (meletakkan di merajan).
“Usai pembakaran ini akan dilaksanakan nganyut di Sungai Panahan perbatasan dengan Desa Senganan atau berjarak sekitar 2 kilometer dari setra,” ujarnya.
Sedangkan untuk upacara Nyekah akan dilaksanakan pada Seninmalam, selanjutnya pada Selasa (2/10) dilakukan upacara nyegara gunung ke Pura Goa Lawah Kabupaten Klungkung, ke Pura Dalem Puri, Pedharman Pasek dan Pelinggih Ageng di Pura Besakih Kabupaten Karangasem. “Upacara sudah selesai, karena sesuai dengan tradisi di adat kami bisa melaksanakan Ngaben Ngelanus, terlebih di tetangga kami dalam waktu dekat melaksanakan karya ngenteg linggih,” tutur Adi Wiryatama.
Almarhum Ketut Suprapti sempat koma selama 10 hari di RSUP Sanglah Denpasar karena akibat penyakit komplikasi stroke dan gagal paru-paru. Almarhum menghembuskan napas terakhir pada Rabu (26/9) sekitar pukul 18.00 Wita di ruang ICU RSUP Sanglah. Semasa hidup selain dikenal telaten dalam merawat anak, almarhum juga mahir menjadi perancang rambut karena sempat menjadi direktur salon kecantikan ternama di Denpasar pada zamannya.
Istri pertama Nyoman Adi Wiryatama ini berdarah campuran Bali-Solo kelahiran 23 Maret 1952, bernama Raden Roro Ningrat Suprapti. Almarhum menikah dengan Nyoman Adi Wiryatama tahun 1975, menjadi orang Bali dan dikaruniai dua anak, Ni Putu Eka Wiryastuti dan Gede Dedy Supratama, serta memiliki dua orang cucu. *de
Ratusan krama dan pelayat mengantarkan jenazah almarhum menuju setra yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah duka. Sebelum diaben dengan prosesi upacara Ngaben Ngelanus, terlebih dahulu dilaksanakan rentetan upacara di rumah duka. Kemudian jenazah diturunkan dari bale dangin, dan beberapa menit kemudian dinaikkan ke bade. Jenazah langsung diantar menuju Setra Desa Pakraman Tegeh dengan diiringi angklung dan gambelan blaganjur.
Sesampainya di setra, jenazah langsung dimasukkan ke dalam lembu berwarna hitam. Tampak suami almarhum yang kini menjabat Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama, anak kedua I Gede Dedy Supratama, dan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti ikut dalam prosesi tersebut. Usai rentetan itu, jenazah almarhum langsung diaben.
Ratusan pelayat dari berbagai kalangan mengiringi jenazah almarhum menuju Setra Desa Pakraman Tegeh. Ratusan pelayat terdiri dari pejabat eksekutif kabupaten/kota, politisi, pengusaha, organisasi, kerabat hingga Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace).
Di sela upacara, Adi Wiryatama mengemukakan upacara istri tercinta dilaksanakan Ngaben Ngelanus tingkat utamaning madya. Artinya upacara dilaksanakan sehari sudah sampai upacara Nyekah (memutuskan ikatan roh dengan Panca Maha Buta dan Panca Tan Matra) dan langsung ngalinggihang (meletakkan di merajan).
“Usai pembakaran ini akan dilaksanakan nganyut di Sungai Panahan perbatasan dengan Desa Senganan atau berjarak sekitar 2 kilometer dari setra,” ujarnya.
Sedangkan untuk upacara Nyekah akan dilaksanakan pada Seninmalam, selanjutnya pada Selasa (2/10) dilakukan upacara nyegara gunung ke Pura Goa Lawah Kabupaten Klungkung, ke Pura Dalem Puri, Pedharman Pasek dan Pelinggih Ageng di Pura Besakih Kabupaten Karangasem. “Upacara sudah selesai, karena sesuai dengan tradisi di adat kami bisa melaksanakan Ngaben Ngelanus, terlebih di tetangga kami dalam waktu dekat melaksanakan karya ngenteg linggih,” tutur Adi Wiryatama.
Almarhum Ketut Suprapti sempat koma selama 10 hari di RSUP Sanglah Denpasar karena akibat penyakit komplikasi stroke dan gagal paru-paru. Almarhum menghembuskan napas terakhir pada Rabu (26/9) sekitar pukul 18.00 Wita di ruang ICU RSUP Sanglah. Semasa hidup selain dikenal telaten dalam merawat anak, almarhum juga mahir menjadi perancang rambut karena sempat menjadi direktur salon kecantikan ternama di Denpasar pada zamannya.
Istri pertama Nyoman Adi Wiryatama ini berdarah campuran Bali-Solo kelahiran 23 Maret 1952, bernama Raden Roro Ningrat Suprapti. Almarhum menikah dengan Nyoman Adi Wiryatama tahun 1975, menjadi orang Bali dan dikaruniai dua anak, Ni Putu Eka Wiryastuti dan Gede Dedy Supratama, serta memiliki dua orang cucu. *de
Komentar