Shortcut Bajera-Antosari Segera Dibangun
Shortcut keempat di Tabanan ini akan dimulai dari pertigaan Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat, hingga sebelah barat masjid di Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg.
TABANAN, NusaBali
Jalur Denpasar–Gilimanuk tepatnya di wilayah Kabupaten Tabanan segera dibangun shortcut (jalan pintas) kembali. Rencana pembangunan shortcut di sungai Yeh Otan menghubungkan Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg dengan Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat. Saat ini masyarakat yang terdampak telah siap melakukan pembebasan lahan. Diharapkan shortcut terealisasi tahun 2019.
Ketua Tim Persiapan I Wayan Yatnanadi sekaligus Asisten I Setda Tabanan, menjelaskan telah dilakukan konsultasi publik pembebasan lahan dalam rangka persiapan pembangunan shortcut keempat di Kabupaten Tabanan. Konsultasi tersebut dilakukan pada Selasa (2/10) di Kantor Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan. “Ini adalah rapat keempat yang kami gelar bersama satuan kerja dari provinsi,” ujarnya, Selasa (2/10).
Dikatakan dari dua desa tersebut ada 12 lahan milik masyarakat yang terdampak. Sebanyak 4 orang di Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, dengan lahan seluas 4.976,06 meter persegi dan 8 orang di Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat dengan total lahan seluas 3.110,32 meter persegi. “Dari luasnya tersebut ada lahan perkebunan, toko, merajan, dan lahan kosong,” tutur Yatnanadi.
Meskipun demikian pembebasan lahan khusus bagi warga yang lahannya kena dampak, mereka telah setuju. Karena telah adanya kesepakatan dan dibuatkan berita acara terdiri dari lima poin. Salah satu poinnya adalah ganti rugi diberikan terhadap tanah dan bangunan serta tanaman yang ada di atasnya, termasuk perhitungan untuk biaya upakara.
Yatnanadi menjelaskan, untuk proses pembangunan shortcut ini ada dua proses yang dilalui. Persiapan dan proses pengadaan tanah. Dan hasil dari tim proses persiapan telah menghasilkan berita acara kesepakatan pembebasan lahan. Nantinya hasil kesepakatan tersebut dilaporkan ke Bupati Tabanan untuk selanjutnya menetapkan Surat Persetujuan Penetapan Lokasi Pembangunan (SP2LP). “Setelah itu baru dibentuk panitia pengadaan yang ketuanya kepala BPN Tabanan, karena luas lahannya di bawah 1 hektare,” beber Yatnanadi.
Menurut Yatnanadi, shortcut ini adalah proyek pusat yang sepenuhnya akan dibiayai oleh APBN melalui DIPA Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 1 Provinsi Bali. Nantinya shortcut ini akan dimulai dari pertigaan Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat, sampai dengan sebelah barat masjid yang ada di Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg. “Untuk panjangnya kami masih koordinasikan,” tegasnya.
Shortcut dibuat guna mengurai kemacetan. Pasalnya kondisi jalan saat ini adalah melingkar tajam. Dengan adanya shortcut otomatis jalur tengkorak terpotong. “Harapan kami setelah tahap selesai, tahun 2019 bisa mulai terealisasi,” tandas Yatnanadi.
Sebelumnya diberitakan, tiga titik shortcut (jalan layang) dibangun di Jalur Denpasar–Gilimanuk wilayah Tabanan, masing-masing di Desa Samsam (Kecamatan Kerambitan), Sungai Yeh Ho menghubungkan Desa Meliling (Kecamatan Kerambitan) – Desa Bantas (Kecamatan Selemadeg Timur), serta di Tikungan Kresek Megati (Kecamatan Selemadeg Timur). Pengerjaan proyek shortcut ini tidak mengganggu arus lalu lintas, karena berada di atas jalan raya dan di atas sungai. *de
Jalur Denpasar–Gilimanuk tepatnya di wilayah Kabupaten Tabanan segera dibangun shortcut (jalan pintas) kembali. Rencana pembangunan shortcut di sungai Yeh Otan menghubungkan Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg dengan Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat. Saat ini masyarakat yang terdampak telah siap melakukan pembebasan lahan. Diharapkan shortcut terealisasi tahun 2019.
Ketua Tim Persiapan I Wayan Yatnanadi sekaligus Asisten I Setda Tabanan, menjelaskan telah dilakukan konsultasi publik pembebasan lahan dalam rangka persiapan pembangunan shortcut keempat di Kabupaten Tabanan. Konsultasi tersebut dilakukan pada Selasa (2/10) di Kantor Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan. “Ini adalah rapat keempat yang kami gelar bersama satuan kerja dari provinsi,” ujarnya, Selasa (2/10).
Dikatakan dari dua desa tersebut ada 12 lahan milik masyarakat yang terdampak. Sebanyak 4 orang di Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, dengan lahan seluas 4.976,06 meter persegi dan 8 orang di Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat dengan total lahan seluas 3.110,32 meter persegi. “Dari luasnya tersebut ada lahan perkebunan, toko, merajan, dan lahan kosong,” tutur Yatnanadi.
Meskipun demikian pembebasan lahan khusus bagi warga yang lahannya kena dampak, mereka telah setuju. Karena telah adanya kesepakatan dan dibuatkan berita acara terdiri dari lima poin. Salah satu poinnya adalah ganti rugi diberikan terhadap tanah dan bangunan serta tanaman yang ada di atasnya, termasuk perhitungan untuk biaya upakara.
Yatnanadi menjelaskan, untuk proses pembangunan shortcut ini ada dua proses yang dilalui. Persiapan dan proses pengadaan tanah. Dan hasil dari tim proses persiapan telah menghasilkan berita acara kesepakatan pembebasan lahan. Nantinya hasil kesepakatan tersebut dilaporkan ke Bupati Tabanan untuk selanjutnya menetapkan Surat Persetujuan Penetapan Lokasi Pembangunan (SP2LP). “Setelah itu baru dibentuk panitia pengadaan yang ketuanya kepala BPN Tabanan, karena luas lahannya di bawah 1 hektare,” beber Yatnanadi.
Menurut Yatnanadi, shortcut ini adalah proyek pusat yang sepenuhnya akan dibiayai oleh APBN melalui DIPA Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 1 Provinsi Bali. Nantinya shortcut ini akan dimulai dari pertigaan Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat, sampai dengan sebelah barat masjid yang ada di Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg. “Untuk panjangnya kami masih koordinasikan,” tegasnya.
Shortcut dibuat guna mengurai kemacetan. Pasalnya kondisi jalan saat ini adalah melingkar tajam. Dengan adanya shortcut otomatis jalur tengkorak terpotong. “Harapan kami setelah tahap selesai, tahun 2019 bisa mulai terealisasi,” tandas Yatnanadi.
Sebelumnya diberitakan, tiga titik shortcut (jalan layang) dibangun di Jalur Denpasar–Gilimanuk wilayah Tabanan, masing-masing di Desa Samsam (Kecamatan Kerambitan), Sungai Yeh Ho menghubungkan Desa Meliling (Kecamatan Kerambitan) – Desa Bantas (Kecamatan Selemadeg Timur), serta di Tikungan Kresek Megati (Kecamatan Selemadeg Timur). Pengerjaan proyek shortcut ini tidak mengganggu arus lalu lintas, karena berada di atas jalan raya dan di atas sungai. *de
1
Komentar