Selalu Berombak Tiap Ada Gempa Besar
Kolam Renang Misterius di Lanudal Juanda
SURABAYA, NusaBali
Gelombang air laiknya lautan terjadi secara misterius di Kolam Renang Tirta Krida di kompleks Pusat Latihan dan Pendidikan Dasar Kemiliteran Pangkalan Udara Angkatan Laut Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Jumat sore (28/9), sesaat sebelum terjadi gempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Video peristiwa aneh itu jadi viral sejak kemarin.
Jaenudin Iksan, penjaga kolam renang yang dalam video terlihat berada di pinggir kolam, menerangkan bahwa fenomena air berombak itu bukan terjadi kali ini saja. Sebelumnya juga terjadi peristiwa serupa dan, entah bagaimana, hampir berbarengan dengan kejadian gempa di provinsi lain.
Iksan mengaku bekerja sebagai penjaga Kolam Renang Tirta Krida sejak 20 tahun lalu. "Setiap ada gempa airnya selalu bergerak, terutama kalau ada tsunami, pasti di atas satu meter," katanya kepada wartawan di Kolam Renang Tirta Krida pada Selasa (2/10) seperti dilansir vivanews.
"Kalau gempanya di bawah enam (skala richter), (air kolam bergerak) hanya ombak saja setengah keramik kolam. Kalau sampai keras (beriaknya air), biasanya itu tsunami seperti Aceh dulu. Waktu saya pikir, ini pasti ada tsunami, ternyata benar," ujar Iksan.
Saat kejadian tsunami Aceh, kata Iksan, dia tidak merekam pergerakan air kolam karena kala itu belum ada telepon genggam atau ponsel berkamera. Itu berbeda dengan kejadian pada Jumat sore pekan lalu saat air di kolam renang berombak dan beriak keras. "Berhubung kemarin saya punya HP terus banyak pengunjung, saya merekam," ujarnya.
Iksan merekam untuk dibuat sebagai laporan kepada pimpinannya. "Bukan saya yang meretas (mengunggah) ke media sosial, saya hanya merekam terus melapor ke Mayor Jumari. Mohon izin komandan, saya tidak tahu kalau kejadiannya sampai viral," katanya.
Komandan Lanudal Juanda, Kolonel (P) Bayu Alisyahbana mengatakan bahwa video yang viral itu benar-benar terjadi. Tetapi apakah itu berkaitan dengan gempa masih diteliti. "Menyikapi itu saya menjelaskan bahwa kejadian itu tidak ada rekayasa, bukan rekayasa dari alat apa pun. Kolam renang ini juga tidak punya alat pembuat gelombang atau apa pun," katanya.
Menurut Kepala Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Hary Tirto Djatmiko, gelombang air di kolam renang itu tidak ada hubungannya dengan aktivitas kegempaan. "Sejauh ini tidak ada hubungannya," kata Hary seperti dikutip kompas, Selasa (2/10).
Menurut dia, kolam renang di Puslatdiksarmil TNI AL Juanda memang sengaja dipasangi alat sejenis blower pengaduk air. Alat tersebut dipasang karena digunakan sebagai salah satu sarana Diklat Penanganan SAR Perairan (Laut dan Sungai).
Bayu Alisyabana menegaskan tidak ada peralatan pencipta gelombang buatan di kolam renang tersebut. "Hanya ada alat sirkulasi air," katanya kepada wartawan. *
Gelombang air laiknya lautan terjadi secara misterius di Kolam Renang Tirta Krida di kompleks Pusat Latihan dan Pendidikan Dasar Kemiliteran Pangkalan Udara Angkatan Laut Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Jumat sore (28/9), sesaat sebelum terjadi gempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Video peristiwa aneh itu jadi viral sejak kemarin.
Jaenudin Iksan, penjaga kolam renang yang dalam video terlihat berada di pinggir kolam, menerangkan bahwa fenomena air berombak itu bukan terjadi kali ini saja. Sebelumnya juga terjadi peristiwa serupa dan, entah bagaimana, hampir berbarengan dengan kejadian gempa di provinsi lain.
Iksan mengaku bekerja sebagai penjaga Kolam Renang Tirta Krida sejak 20 tahun lalu. "Setiap ada gempa airnya selalu bergerak, terutama kalau ada tsunami, pasti di atas satu meter," katanya kepada wartawan di Kolam Renang Tirta Krida pada Selasa (2/10) seperti dilansir vivanews.
"Kalau gempanya di bawah enam (skala richter), (air kolam bergerak) hanya ombak saja setengah keramik kolam. Kalau sampai keras (beriaknya air), biasanya itu tsunami seperti Aceh dulu. Waktu saya pikir, ini pasti ada tsunami, ternyata benar," ujar Iksan.
Saat kejadian tsunami Aceh, kata Iksan, dia tidak merekam pergerakan air kolam karena kala itu belum ada telepon genggam atau ponsel berkamera. Itu berbeda dengan kejadian pada Jumat sore pekan lalu saat air di kolam renang berombak dan beriak keras. "Berhubung kemarin saya punya HP terus banyak pengunjung, saya merekam," ujarnya.
Iksan merekam untuk dibuat sebagai laporan kepada pimpinannya. "Bukan saya yang meretas (mengunggah) ke media sosial, saya hanya merekam terus melapor ke Mayor Jumari. Mohon izin komandan, saya tidak tahu kalau kejadiannya sampai viral," katanya.
Komandan Lanudal Juanda, Kolonel (P) Bayu Alisyahbana mengatakan bahwa video yang viral itu benar-benar terjadi. Tetapi apakah itu berkaitan dengan gempa masih diteliti. "Menyikapi itu saya menjelaskan bahwa kejadian itu tidak ada rekayasa, bukan rekayasa dari alat apa pun. Kolam renang ini juga tidak punya alat pembuat gelombang atau apa pun," katanya.
Menurut Kepala Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Hary Tirto Djatmiko, gelombang air di kolam renang itu tidak ada hubungannya dengan aktivitas kegempaan. "Sejauh ini tidak ada hubungannya," kata Hary seperti dikutip kompas, Selasa (2/10).
Menurut dia, kolam renang di Puslatdiksarmil TNI AL Juanda memang sengaja dipasangi alat sejenis blower pengaduk air. Alat tersebut dipasang karena digunakan sebagai salah satu sarana Diklat Penanganan SAR Perairan (Laut dan Sungai).
Bayu Alisyabana menegaskan tidak ada peralatan pencipta gelombang buatan di kolam renang tersebut. "Hanya ada alat sirkulasi air," katanya kepada wartawan. *
1
Komentar