Dicari, Dalang Pencemaran Pantai Lovina
Langkah mendorong Lovina sebagai destinasi unggulan dengan berbagai upaya, termasuk festival, belum diimbangi dengan kesadaran terhadap kesehatan lingkungan.
SINGARAJA, NusaBali
Polusi limbah cair di kawasan Pantai Lovina, Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng sampai saat ini sangat mengganggu. Selain merusak pemandangan indah Pantai Lovina, limbah cair yang menggenang di bawah jembatan kali di kawasan itu juga menebarkan bau tak sedap.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng bekerjasama dengan pemerintah desa setempat saat ini sedang melakukan pendataan siapa dalang yang mengakibatkan polusi limbah cair itu.
Kepala DLH Buleleng, Putu Ariadi Pribadi dihubungi Senin (8/10) kemarin tak menampik, jika masalah ini sudah mencuat lama. Hanya saja sejauh ini belum dapat tertangani dan menemukan jalan keluar. Genangan limbah cair yang berwarna hitam itu juga sempat surut usai disedot oleh instansi terkait beberapa bulan lalu. Hanya saja limbah cair dengan warna dan bau yang sangat pekat kembali menggenang hanya beberapa meter saja dari permukaan air laut.
Diduga, pencemaran polusi berupa limbah cair itu berasal dari sejumlah restoran, hotel bahkan hunian yang berada di pinggir kali tersebut. “Kami sedang melakukan pendataan dan pengecekan langsung bersama Pak Mekel Kalibukbuk, terkait restoran, hotel atau rumah tangga yang ada di pinggir kali. Jika kami temukan ada yang terbukti membuang limbah ke kali segera akan kami panggil dan bina,” kata dia soal kordinasi dengan Perbekel setempat.
Ariadi juga mengaku sedang melakukan pengecekan terhadap restoran dan juga pegusaha pariwisata di sekitar aliran kali itu soal pelaporan AMDAL setiap satu semester. Baik berupa Surat Pernyataan Pemantauan Lingkungan (SPPL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).
Ariadi pun mengaku setelah didapatkan data, ia segera akan memanggil pengusaha maupun rumah tangga yang bersangkutan untuk diberikan pembinaan. Namun jika tak juga diindahkan, mantan camat Gerokgak ini pun tak segan akan memberikan tindakan tegas melalui Bidang Penegakan Hukum. *k23
Polusi limbah cair di kawasan Pantai Lovina, Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng sampai saat ini sangat mengganggu. Selain merusak pemandangan indah Pantai Lovina, limbah cair yang menggenang di bawah jembatan kali di kawasan itu juga menebarkan bau tak sedap.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng bekerjasama dengan pemerintah desa setempat saat ini sedang melakukan pendataan siapa dalang yang mengakibatkan polusi limbah cair itu.
Kepala DLH Buleleng, Putu Ariadi Pribadi dihubungi Senin (8/10) kemarin tak menampik, jika masalah ini sudah mencuat lama. Hanya saja sejauh ini belum dapat tertangani dan menemukan jalan keluar. Genangan limbah cair yang berwarna hitam itu juga sempat surut usai disedot oleh instansi terkait beberapa bulan lalu. Hanya saja limbah cair dengan warna dan bau yang sangat pekat kembali menggenang hanya beberapa meter saja dari permukaan air laut.
Diduga, pencemaran polusi berupa limbah cair itu berasal dari sejumlah restoran, hotel bahkan hunian yang berada di pinggir kali tersebut. “Kami sedang melakukan pendataan dan pengecekan langsung bersama Pak Mekel Kalibukbuk, terkait restoran, hotel atau rumah tangga yang ada di pinggir kali. Jika kami temukan ada yang terbukti membuang limbah ke kali segera akan kami panggil dan bina,” kata dia soal kordinasi dengan Perbekel setempat.
Ariadi juga mengaku sedang melakukan pengecekan terhadap restoran dan juga pegusaha pariwisata di sekitar aliran kali itu soal pelaporan AMDAL setiap satu semester. Baik berupa Surat Pernyataan Pemantauan Lingkungan (SPPL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).
Ariadi pun mengaku setelah didapatkan data, ia segera akan memanggil pengusaha maupun rumah tangga yang bersangkutan untuk diberikan pembinaan. Namun jika tak juga diindahkan, mantan camat Gerokgak ini pun tak segan akan memberikan tindakan tegas melalui Bidang Penegakan Hukum. *k23
Komentar