Atlet Para Cycling Bali Peringkat Tiga
Berada di posisi ketiga ITT (H2-4), namun Dewi tidak bisa membawa pulang medali perunggu lantaran di nomor itu hanya diikuti tiga atlet saja.
BOGOR, NusaBali
Keberhasilan atlet para cycling Ni Kadek Karya Dewi atau biasa disapa Dewi di kelas ITT (H2-4) pada Senin (8/10) lalu, tidak berhasil diulang kembali pada Selasa (9/10) di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat. Dewi yang turun di kelas road race Asian Para Games (APG) 2018 hanya berada di posisi tiga besar. Sementara Ida Ayu Ketut Kenari atau Dayu Kenari tidak ikut bertanding.
Padahal ia sudah berada di garis start. Namun perwakilan dari Federasi Olahraga Sepeda Internasional (ICU) memutuskan ia tidak bisa bertanding. Alhasil Indonesia hanya menyisakan Dewi di kelas road race putri. Dewi bersaing dengan dua atlet Korea, Lee Doyeon dan Wang Kea Hyun yang menempati posisi pertama dan kedua.
Catatan waktu mereka 1.15.16.713 dan 1.29.50.706. Sedangkan Dewi peringkat tiga dengan torehan waktu 1.29.53.338, tapi dia tidak mendapatkan medali perunggu. "Karena peserta tiga orang, medali perunggu tidak ada. Jadi atlet memperebutkan medali emas dan perak," ujar pelatih para cycling Puspita Mustika kepada NusaBali usai pertandingan, Selasa (9/10).
Kelas road race (H2-4) sendiri hanya ada tiga orang, karena Dayu Kenari tidak ikut serta. "Keputusan Chief Commisary ICU tidak memasukan dia di start, demi keamanan lantaran kakinya melebihi roda," ucap Puspita. Hal senada dikatakan Dayu Kenari. Ia tidak bisa ikut pertandingan, karena kaki kanannya bengkok sehingga mengarah keluar.
Demi keamanan dia tidak diperkenankan bertanding. Maklum start road race bersamaan dengan peserta lain sehingga dikhawatirkan tersenggol. "Beda dengan kelas ITT kemarin, start masing-masing dengan batas tiap peserta 10 menit. Untuk itu, tidak terlalu mengganggu," papar Dayu Kenari.
Dayu Kenari tidak kecewa dengan keputusan tersebut, lantaran itu demi keselamatannya. "Lagipula saya sudah bertanding di kelas ITT Senin kemarin. Saya sudah bersyukur bisa di panggil memperkuat tim Indonesia," kata anak ke empat dari enam bersaudara ini.
Sedangkan Dewi mengatakan, tidak ikutnya Dayu Kenari di kelas road race agak mempengaruhinya. Sebab, ia hanya turun sendiri melawan dua atlet Korea. Kedua atlet Korea itu juga yang mengalahkan istri dari pebasket kursi roda Lalu Idrus ini di kelas ITT.
"Tapi saya pasrah saja, walau hanya sendirian. Saya tetap bersyukur dengan hasil ini. Terlebih saya sudah mendapatkan perunggu kemarin. Hasil tersebut membuat saya bangga mewakili Indonesia," terang Dewi. Mengenai pertandingan, Dewi mengaku, ia mengalami kendala.
Terutama di jarak 20 km, ia merasa berat. Begitupula ketika mendekati finish. Ia merasa ngos-ngosan. "Road race jaraknya 40 km atau 10 lap. Beda dengan ITT yang hanya 12 km atau 3 lap. Tadi saya sudah ngos-ngosan. Dengan mengatur nafas, akhirnya saya bisa mengatasinya," papar Dewi. *k22
Keberhasilan atlet para cycling Ni Kadek Karya Dewi atau biasa disapa Dewi di kelas ITT (H2-4) pada Senin (8/10) lalu, tidak berhasil diulang kembali pada Selasa (9/10) di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat. Dewi yang turun di kelas road race Asian Para Games (APG) 2018 hanya berada di posisi tiga besar. Sementara Ida Ayu Ketut Kenari atau Dayu Kenari tidak ikut bertanding.
Padahal ia sudah berada di garis start. Namun perwakilan dari Federasi Olahraga Sepeda Internasional (ICU) memutuskan ia tidak bisa bertanding. Alhasil Indonesia hanya menyisakan Dewi di kelas road race putri. Dewi bersaing dengan dua atlet Korea, Lee Doyeon dan Wang Kea Hyun yang menempati posisi pertama dan kedua.
Catatan waktu mereka 1.15.16.713 dan 1.29.50.706. Sedangkan Dewi peringkat tiga dengan torehan waktu 1.29.53.338, tapi dia tidak mendapatkan medali perunggu. "Karena peserta tiga orang, medali perunggu tidak ada. Jadi atlet memperebutkan medali emas dan perak," ujar pelatih para cycling Puspita Mustika kepada NusaBali usai pertandingan, Selasa (9/10).
Kelas road race (H2-4) sendiri hanya ada tiga orang, karena Dayu Kenari tidak ikut serta. "Keputusan Chief Commisary ICU tidak memasukan dia di start, demi keamanan lantaran kakinya melebihi roda," ucap Puspita. Hal senada dikatakan Dayu Kenari. Ia tidak bisa ikut pertandingan, karena kaki kanannya bengkok sehingga mengarah keluar.
Demi keamanan dia tidak diperkenankan bertanding. Maklum start road race bersamaan dengan peserta lain sehingga dikhawatirkan tersenggol. "Beda dengan kelas ITT kemarin, start masing-masing dengan batas tiap peserta 10 menit. Untuk itu, tidak terlalu mengganggu," papar Dayu Kenari.
Dayu Kenari tidak kecewa dengan keputusan tersebut, lantaran itu demi keselamatannya. "Lagipula saya sudah bertanding di kelas ITT Senin kemarin. Saya sudah bersyukur bisa di panggil memperkuat tim Indonesia," kata anak ke empat dari enam bersaudara ini.
Sedangkan Dewi mengatakan, tidak ikutnya Dayu Kenari di kelas road race agak mempengaruhinya. Sebab, ia hanya turun sendiri melawan dua atlet Korea. Kedua atlet Korea itu juga yang mengalahkan istri dari pebasket kursi roda Lalu Idrus ini di kelas ITT.
"Tapi saya pasrah saja, walau hanya sendirian. Saya tetap bersyukur dengan hasil ini. Terlebih saya sudah mendapatkan perunggu kemarin. Hasil tersebut membuat saya bangga mewakili Indonesia," terang Dewi. Mengenai pertandingan, Dewi mengaku, ia mengalami kendala.
Terutama di jarak 20 km, ia merasa berat. Begitupula ketika mendekati finish. Ia merasa ngos-ngosan. "Road race jaraknya 40 km atau 10 lap. Beda dengan ITT yang hanya 12 km atau 3 lap. Tadi saya sudah ngos-ngosan. Dengan mengatur nafas, akhirnya saya bisa mengatasinya," papar Dewi. *k22
1
Komentar