Indonesia Dinilai Rentan Terbelah oleh Hoax
Kasus hoaks Ratna Sarumpaet menjadi perhatian publik. Putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid menilai Indonesia rentan terbelah oleh berita hoax seperti dalam kasus Ratna.
SOLO, NusaBali
Menurutnya, kebiasaan masyarakat yang menelan berita mentah-mentah dapat menjadi faktor penyebab tersebarnya hoaks. Dikhawatirkan hoaks dapat membuat situasi masyarakat menjadi panas.
"Indonesia punya potensi, rentan digoyang kasus hoaks karena masyarakatnya instan. Kadang enggak mau membaca lebih mendalam, tidak mau mendalami suatu masalah, tidak mencoba berpikir kritis. Kalau dicekoki info ditelan mentah-mentah. Itu berbahaya sekali," kata Yenny usai menghadiri Konferensi Desa Damai di Karanganyar, Selasa (9/10).
Apalagi saat ini Indonesia tengah berada di tahun politik. Dia tidak ingin kondisi Indonesia menjadi terpecah seperti Amerika Serikat. "Amerika itu sekarang demo tiap hari, sampai capek. Ada distrust dari dua kubu. Kalau sudah 'pokoknya', pasti masyarakat terbelah. Apa kita mau masyarakat kita mengarah ke situasi seperti itu," ujarnya dilansir detik.com.
Dia berharap kasus Ratna Sarumpaet menjadi pelajaran bagi masyarakat Indonesia. Seluruh pihak juga diharapkan menahan diri sebelum melontarkan pernyataan. "Kita jadikan kasus Ratna Sarumpaet jadi pelajaran. Kalau ada isu dikroscek dulu, jangan langsung dikomentari. Kita juga imbau, bagaimanapun proses hukum kita hargai, namun juga berharap bahwa proses politik juga berjalan dengan baik," tutupnya. *
Menurutnya, kebiasaan masyarakat yang menelan berita mentah-mentah dapat menjadi faktor penyebab tersebarnya hoaks. Dikhawatirkan hoaks dapat membuat situasi masyarakat menjadi panas.
"Indonesia punya potensi, rentan digoyang kasus hoaks karena masyarakatnya instan. Kadang enggak mau membaca lebih mendalam, tidak mau mendalami suatu masalah, tidak mencoba berpikir kritis. Kalau dicekoki info ditelan mentah-mentah. Itu berbahaya sekali," kata Yenny usai menghadiri Konferensi Desa Damai di Karanganyar, Selasa (9/10).
Apalagi saat ini Indonesia tengah berada di tahun politik. Dia tidak ingin kondisi Indonesia menjadi terpecah seperti Amerika Serikat. "Amerika itu sekarang demo tiap hari, sampai capek. Ada distrust dari dua kubu. Kalau sudah 'pokoknya', pasti masyarakat terbelah. Apa kita mau masyarakat kita mengarah ke situasi seperti itu," ujarnya dilansir detik.com.
Dia berharap kasus Ratna Sarumpaet menjadi pelajaran bagi masyarakat Indonesia. Seluruh pihak juga diharapkan menahan diri sebelum melontarkan pernyataan. "Kita jadikan kasus Ratna Sarumpaet jadi pelajaran. Kalau ada isu dikroscek dulu, jangan langsung dikomentari. Kita juga imbau, bagaimanapun proses hukum kita hargai, namun juga berharap bahwa proses politik juga berjalan dengan baik," tutupnya. *
Komentar