Diperiksa Polisi, Amien Rais Minta Jokowi Copot Kapolri
Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais, penuhi panggilan Polda Metro Jaya untuk diperiksa terkait hoax Ratna Sarumpaet, Rabu (10/10).
JAKARTA, NusaBali
Amien Rais diperiksa polisi selama 6 jam, dengan dicecar 30 pertanyaan. Sebelum menjalani pemeriksaan, mantan Ketua MPR 1999-2004 ini sempat teriak minta Presiden Jokowi copot Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Amien Rais kemarin menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya dari pagi pukul 10.00 WIB hingga sore pukul 16.00 WIB. Menurut Amien, ada 30 pertanyaan yang diajukan penyidik kepolisian. "Jumlah pertanyaan 30 persis, (pertanyaannya) tanya penyidik, ya," ujar Amien seusai pemeriksaan.
Amien Rais mengaku merasa dihormati oleh penyidik. "Saudara-saudara, saya merasa dihormati, dimuliakan oleh penyidik. Jadi, betul-betul suasananya akrab penuh tawa, penuh canda, dan lain-lain," katanya.
Menurut Amien, memang dia ada di ruang pemeriksaan selama 6 jam. Namun, sesungguhnya pemeriksaan hanya berlangsung separuh dari waktu tersebut. "Yang separuh itu untuk makan, salat, dan ngobrol ke sana ke mari," ujarnya. "Demikian smooth, demikian bagus. Pertanyaannya tidak muter-muter, apalagi menjebak. Saya terima kasih sekali," imbuh Amien.
Sedangkan pengacara Amien, Ardy Mbalembout, menyatakan kliennya di-tanya penyidik soal pertemuannya dengan Ratna Sarumpaet, tersangka hoax penganiayaan. "Ya, materinya tadi seputar pertemuan Pak Amien dengan Ratna. Kemudian, tentang komunikasi itu sendiri," papar Ardy di Mapolda Metro Jaya.
Disebutkan, pertemuan Amien dengan Ratna Sarumpaet---yang kala itu masih menjadi Jurkam Nasional Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Capres-Cawapres yang diusung Gerindra-Demokrat-PAN-PKS-Partai Berkarya)---terjadi pada 2 Oktober 2018. Saat itu, Ratna kepada sejumlah orang yang mengikuti pertemuan bercerita soal penganiayaan.
"Mungkin harus saya jawab bahwa ini inisiasinya karena kesadaran bersama-lah. Ada orang datang tertua dalam keadaan menderita. Jadi, ini sifatnya manusiawi, responsif, humanity. Jadi itu aja sebenarnya," ujar Ardy dilansir detikcom. "Coba teman-teman, ada saudara, orang dekat, tiba-tiba datang dengan muka bengkak-bengkak, terus menceritakan dan meyakinkan ada beberapa orang. Pasti kan responsnya iba-lah," lanjutnya.
Sementara, suasana berbeda justru terjadi sebelum pemeriksaan Amien Rais. Sebelum masuk ke ruang pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya kemarin pagi, Amien minta Presiden Jokowi agar copot Kapolri Jenderal Tito Karnavian. "Anda semua ingin tahu, saya nggak akan perpanjang. Saya minta Pak Jokowi agar Pak Kapolri Tito Karnavian dicopot," teriak Amien.
Amien tidak menjelaskan panjang lebar alasannya meminta agar Kapolri dicopot. Dia hanya menunjukkan lembaran koran nasional. "Saya yakin stok kepemimpinan Polri yang jujur mengabdi ke bangsa dan negara banyak. Kita cinta polisi," kata Amien yang kemarin dantar massa alumni 212.
Pagi itu, Amien memulai pernyataannya dengan mengutip statemen Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto, yang menyebut pemanggilan dirinya berdasarkan keterangan Ratna Sarumpaet. "Ini surat panggilan untuk saya tanggal 2 Oktober, yang katanya berdasarkan keterangan Ratna Sarumpaet. Padahal, Sarumpaet ditangkap 4 Oktober. Ini sangat janggal. Tanggal 2, Sarumpaet belum memberi keterangan apa pun ke polisi," tandas Amien. "Apakah ini upaya kriminalisasi? Wallahualam," lanjutnya.
Amien Rais juga bicara soal kejanggalan penulisan namanya di surat pemanggilan oleh kepolisian. "Nama yang tertulis pada surat panggilan saya tertulis Amin Rais. Padahal, nama saya jelas Muhammad Amien Rais," kata Amien. Menurut Amien, pihaknya sudah mengingatkan Polda Metro Jaya soal nama lengkapnya. Namun, di surat pemanggilan, nama lengkapnya tetap tak ditulis. "Soal nama ini, saya mau tanya ke Ajun Komisaris Besar Polisi Jerry Raymond Siagian dan AKP Nico Purba, kenapa nama Muhammad tidak ditulis? Apakah alergi dengan nama Muhammad? Wallahualam.”
Di sisi lain, Presiden Jokowi tanggapi dingin permintaan Amien Rais agar copot Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Jokowi awalnya ditanya mengenai hasil investigasi Indonesialeaks, di mana ditemukan dugaan rusaknya alat bukti oleh penyidik di KPK. Alat bukti yang rusak itu terkait dengan dugaan aliran kepada Tito Karnavian yang dulu menjadi Kapolda Metro Jaya.
Terkait kasus itu, Jokowi tak mau bicara lebih jauh. Dia mengatakan hal itu baru dugaan. Dia juga menegaskan tidak mau ikut campur masalah hukum. "Kan baru dugaan. Saya nggak mau intervensi, nggak mau ikut campur wilayah hukum," tegas Jokowi saat ditemui wartawan di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Jakarta Timur, Rabu kemarin.
Jokowi sendiri mengaku sering bertemu dengan Jenderal Tito. Namun, dia mengaku belum mengkonfirmasi hal itu, karena kasus yang dialamatkan ke Jenderal Tito baru sekadar dugaan. Terkait permintaan agar Jenderal Tito dicopot dari jabatan Kapolri, menurut Jokowi, desakan itu biasa saja. *
Amien Rais diperiksa polisi selama 6 jam, dengan dicecar 30 pertanyaan. Sebelum menjalani pemeriksaan, mantan Ketua MPR 1999-2004 ini sempat teriak minta Presiden Jokowi copot Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Amien Rais kemarin menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya dari pagi pukul 10.00 WIB hingga sore pukul 16.00 WIB. Menurut Amien, ada 30 pertanyaan yang diajukan penyidik kepolisian. "Jumlah pertanyaan 30 persis, (pertanyaannya) tanya penyidik, ya," ujar Amien seusai pemeriksaan.
Amien Rais mengaku merasa dihormati oleh penyidik. "Saudara-saudara, saya merasa dihormati, dimuliakan oleh penyidik. Jadi, betul-betul suasananya akrab penuh tawa, penuh canda, dan lain-lain," katanya.
Menurut Amien, memang dia ada di ruang pemeriksaan selama 6 jam. Namun, sesungguhnya pemeriksaan hanya berlangsung separuh dari waktu tersebut. "Yang separuh itu untuk makan, salat, dan ngobrol ke sana ke mari," ujarnya. "Demikian smooth, demikian bagus. Pertanyaannya tidak muter-muter, apalagi menjebak. Saya terima kasih sekali," imbuh Amien.
Sedangkan pengacara Amien, Ardy Mbalembout, menyatakan kliennya di-tanya penyidik soal pertemuannya dengan Ratna Sarumpaet, tersangka hoax penganiayaan. "Ya, materinya tadi seputar pertemuan Pak Amien dengan Ratna. Kemudian, tentang komunikasi itu sendiri," papar Ardy di Mapolda Metro Jaya.
Disebutkan, pertemuan Amien dengan Ratna Sarumpaet---yang kala itu masih menjadi Jurkam Nasional Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Capres-Cawapres yang diusung Gerindra-Demokrat-PAN-PKS-Partai Berkarya)---terjadi pada 2 Oktober 2018. Saat itu, Ratna kepada sejumlah orang yang mengikuti pertemuan bercerita soal penganiayaan.
"Mungkin harus saya jawab bahwa ini inisiasinya karena kesadaran bersama-lah. Ada orang datang tertua dalam keadaan menderita. Jadi, ini sifatnya manusiawi, responsif, humanity. Jadi itu aja sebenarnya," ujar Ardy dilansir detikcom. "Coba teman-teman, ada saudara, orang dekat, tiba-tiba datang dengan muka bengkak-bengkak, terus menceritakan dan meyakinkan ada beberapa orang. Pasti kan responsnya iba-lah," lanjutnya.
Sementara, suasana berbeda justru terjadi sebelum pemeriksaan Amien Rais. Sebelum masuk ke ruang pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya kemarin pagi, Amien minta Presiden Jokowi agar copot Kapolri Jenderal Tito Karnavian. "Anda semua ingin tahu, saya nggak akan perpanjang. Saya minta Pak Jokowi agar Pak Kapolri Tito Karnavian dicopot," teriak Amien.
Amien tidak menjelaskan panjang lebar alasannya meminta agar Kapolri dicopot. Dia hanya menunjukkan lembaran koran nasional. "Saya yakin stok kepemimpinan Polri yang jujur mengabdi ke bangsa dan negara banyak. Kita cinta polisi," kata Amien yang kemarin dantar massa alumni 212.
Pagi itu, Amien memulai pernyataannya dengan mengutip statemen Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto, yang menyebut pemanggilan dirinya berdasarkan keterangan Ratna Sarumpaet. "Ini surat panggilan untuk saya tanggal 2 Oktober, yang katanya berdasarkan keterangan Ratna Sarumpaet. Padahal, Sarumpaet ditangkap 4 Oktober. Ini sangat janggal. Tanggal 2, Sarumpaet belum memberi keterangan apa pun ke polisi," tandas Amien. "Apakah ini upaya kriminalisasi? Wallahualam," lanjutnya.
Amien Rais juga bicara soal kejanggalan penulisan namanya di surat pemanggilan oleh kepolisian. "Nama yang tertulis pada surat panggilan saya tertulis Amin Rais. Padahal, nama saya jelas Muhammad Amien Rais," kata Amien. Menurut Amien, pihaknya sudah mengingatkan Polda Metro Jaya soal nama lengkapnya. Namun, di surat pemanggilan, nama lengkapnya tetap tak ditulis. "Soal nama ini, saya mau tanya ke Ajun Komisaris Besar Polisi Jerry Raymond Siagian dan AKP Nico Purba, kenapa nama Muhammad tidak ditulis? Apakah alergi dengan nama Muhammad? Wallahualam.”
Di sisi lain, Presiden Jokowi tanggapi dingin permintaan Amien Rais agar copot Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Jokowi awalnya ditanya mengenai hasil investigasi Indonesialeaks, di mana ditemukan dugaan rusaknya alat bukti oleh penyidik di KPK. Alat bukti yang rusak itu terkait dengan dugaan aliran kepada Tito Karnavian yang dulu menjadi Kapolda Metro Jaya.
Terkait kasus itu, Jokowi tak mau bicara lebih jauh. Dia mengatakan hal itu baru dugaan. Dia juga menegaskan tidak mau ikut campur masalah hukum. "Kan baru dugaan. Saya nggak mau intervensi, nggak mau ikut campur wilayah hukum," tegas Jokowi saat ditemui wartawan di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Jakarta Timur, Rabu kemarin.
Jokowi sendiri mengaku sering bertemu dengan Jenderal Tito. Namun, dia mengaku belum mengkonfirmasi hal itu, karena kasus yang dialamatkan ke Jenderal Tito baru sekadar dugaan. Terkait permintaan agar Jenderal Tito dicopot dari jabatan Kapolri, menurut Jokowi, desakan itu biasa saja. *
1
Komentar