KKP Optimistis Rampung Akhir Tahun Ini
Pembangunan Poltek Kelautan dan Perikanan Jembrana
NEGARA, NusaBali
Pembangunan kampus Politeknik (Poltek) Kelautan dan Perikanan (KP) Jembrana, di Banjar Munduk, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana yang sempat terhambat karena rekanan bermasalah, telah dilanjutkan kembali pada Agustus 2018. Pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang telah menunjuk rekanan baru, optimistis pembangunan kampus Poltek KP Jembrana yang sebelumnya ditarget rampung pada awal 2018, akan selesai pada akhir tahun ini.
Optimisme tersebut diungkap sejumlah jajaran KKP saat mendampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, meninjau pembangunan Poltek KP Jembrana, Rabu (10/10). Peninjauan pembangunan kampus yang juga tampak masih setengah jadi itu, dilakukan setelah Menteri Susi menyerahkan beasiswa kepada 66 taruna Poltek KP Jembrana yang merupakan kalangan anak nelayan.
“Tahun ini sudah selesai. Sekarang sudah ada murid (mahasiswa). Sudah tiga angkatan,” ujar Menteri Susi.
Menteri Susi mengaku, sebelumnya berencana membangun 10 Poltek KP se-Indonesia. Namun yang sudah terbangun saat ini ada tujuh Poltek. Pembangunan Poltek KP yang salah satunya dibangun di Jembrana, itu memiliki tujuan mencetak para ahli kelautan dan perikanan.
“Sudah saatnya mendukung visi Presiden, laut masa depan bangsa. Selain menjaga dengan alat tangkap yang ramah lingkungan, merawat laut dengan pengelolaan sampah yang benar, kemudian bisnis yang baik. Penting mencetak SDM yang handal di kelautan dan perikanan. Tanpa itu siapa yang akan mengelola laut kita,” ujarnya.
Bahkan, Menteri Susi mengaku dia bercita-cita dapat mencetak lebih banyak ahli kelautan dan perikanan daripada ahli pertanian. Hal itu karena lautan jauh lebih luas dibanding daratan Indonesia. Apalagi dalam pertumbuhan belakangan ini, sektor pekerjaan konvensional semakin berkurang. Dicontohkan seperti perbankan yang akan mengurangi karyawan, karena semua sudah dapat terlayani menggunakan gadget. “Lalu ke mana anak-anak kita, surplus demografi kita? Ya tentu ke laut. Mengelola laut, mengelola hasilnya. Tetapi itu juga hanya mungkin bertahan jangka panjang sampai anak, cucu kita, kalau kita disiplin menjaga. Kalau tidak juga percuma. Kalau kapal-kapal asing tetap boleh beroperasi lagi, ya habis lagi ikannya,” tandas Menteri Susi. *ode
Pembangunan kampus Politeknik (Poltek) Kelautan dan Perikanan (KP) Jembrana, di Banjar Munduk, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana yang sempat terhambat karena rekanan bermasalah, telah dilanjutkan kembali pada Agustus 2018. Pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang telah menunjuk rekanan baru, optimistis pembangunan kampus Poltek KP Jembrana yang sebelumnya ditarget rampung pada awal 2018, akan selesai pada akhir tahun ini.
Optimisme tersebut diungkap sejumlah jajaran KKP saat mendampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, meninjau pembangunan Poltek KP Jembrana, Rabu (10/10). Peninjauan pembangunan kampus yang juga tampak masih setengah jadi itu, dilakukan setelah Menteri Susi menyerahkan beasiswa kepada 66 taruna Poltek KP Jembrana yang merupakan kalangan anak nelayan.
“Tahun ini sudah selesai. Sekarang sudah ada murid (mahasiswa). Sudah tiga angkatan,” ujar Menteri Susi.
Menteri Susi mengaku, sebelumnya berencana membangun 10 Poltek KP se-Indonesia. Namun yang sudah terbangun saat ini ada tujuh Poltek. Pembangunan Poltek KP yang salah satunya dibangun di Jembrana, itu memiliki tujuan mencetak para ahli kelautan dan perikanan.
“Sudah saatnya mendukung visi Presiden, laut masa depan bangsa. Selain menjaga dengan alat tangkap yang ramah lingkungan, merawat laut dengan pengelolaan sampah yang benar, kemudian bisnis yang baik. Penting mencetak SDM yang handal di kelautan dan perikanan. Tanpa itu siapa yang akan mengelola laut kita,” ujarnya.
Bahkan, Menteri Susi mengaku dia bercita-cita dapat mencetak lebih banyak ahli kelautan dan perikanan daripada ahli pertanian. Hal itu karena lautan jauh lebih luas dibanding daratan Indonesia. Apalagi dalam pertumbuhan belakangan ini, sektor pekerjaan konvensional semakin berkurang. Dicontohkan seperti perbankan yang akan mengurangi karyawan, karena semua sudah dapat terlayani menggunakan gadget. “Lalu ke mana anak-anak kita, surplus demografi kita? Ya tentu ke laut. Mengelola laut, mengelola hasilnya. Tetapi itu juga hanya mungkin bertahan jangka panjang sampai anak, cucu kita, kalau kita disiplin menjaga. Kalau tidak juga percuma. Kalau kapal-kapal asing tetap boleh beroperasi lagi, ya habis lagi ikannya,” tandas Menteri Susi. *ode
1
Komentar