Gerindra Sebut 2019 Pilpres Terberat Bagi Prabowo
Partai Gerindra menyebut Pilpres 2019 adalah yang terberat bagi Prabowo Subianto.
JAKARTA, NusaBali
"Kami merasakan terus terang ini adalah bobot terberat beliau (Prabowo) menjadi calon presiden. Jadi kami merasa bahwa Prabowo saat ini dikepung," kata Muzani di DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (10/10). Pendapat di atas disampaikan Muzani saat menanggapi kasus hoax Ratna Sarumpaet. Muzani menjawab pertanyaan wartawan terkait harapan koalisi Prabowo atas kasus yang menyeret elitenya.
Lalu apa alasannya Muzani menyebut Prabowo dikepung? Muzani mencontohkan Pilpres 2009 tidak ada pengerahan kepala daerah untuk mendeklarasikan dukungan kepada salah satu calon seperti sekarang. Selain itu, 'kepungan' lain menurut Muzani bersumber dari hasil berbagai lembaga survei.
"Even bupati yang kita usung pun tidak memiliki keberanian untuk menyatakan dukungan kepada Pak Prabowo-Sandi. Meskipun kami juga menyatakan bahwa bapak ibu kewajibannya adalah memberikan pelayanan kepada rakyat di kabupaten, di kota, di provinsi yang sedang dipimpin. Biarlah kewajiban untuk memenangkan Prabowo-Sandi menjadi kewajiban partai pengusung dan tim pemenangan yang sudah kita bentuk," kata Muzani.
"Prabowo tidak boleh dalam suasana survei yang unggul, tidak boleh dalam suasana yang dimungkinkan bisa menang, pemberitaan Prabowo tidak boleh positif, rakyat yang mendukungnya harus dalam suasana kayak gini dan seterusnya-seterusnya," imbuh Muzani.
Selain itu, para pengusaha disebut Muzani khawatir mendukung Prabowo-Sandiaga. Dia menyebut para pengusaha khawatir tidak kebagian bisnis dari pemerintah apabila mendukung pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) Prabowo-Sandiaga.
“Karena mereka mengatakan bahwa proyek kami dengan pemerintah APBN atau APBD terancam. Jadi kami merasa bahwa Prabowo saat ini dikepung" ujarnya dilansir detik.com. Namun Muzani mengaku tidak khawatir dengan hal itu. Dia menilai publik semakin sadar dan merasakan beratnya kondisi ekonomi saat ini. Dia menyebut tim Prabowo-Sandiaga terus berupaya meyakinkan rakyat untuk memberikan kepercayaan dan dukungan. "Karena pada akhirnya demokrasi akan diterima dengan cara apapun bagaimana rakyat mempercayai kami, mandat itu bisa kami raih pada Rabu 17 April," ucapnya.*
Lalu apa alasannya Muzani menyebut Prabowo dikepung? Muzani mencontohkan Pilpres 2009 tidak ada pengerahan kepala daerah untuk mendeklarasikan dukungan kepada salah satu calon seperti sekarang. Selain itu, 'kepungan' lain menurut Muzani bersumber dari hasil berbagai lembaga survei.
"Even bupati yang kita usung pun tidak memiliki keberanian untuk menyatakan dukungan kepada Pak Prabowo-Sandi. Meskipun kami juga menyatakan bahwa bapak ibu kewajibannya adalah memberikan pelayanan kepada rakyat di kabupaten, di kota, di provinsi yang sedang dipimpin. Biarlah kewajiban untuk memenangkan Prabowo-Sandi menjadi kewajiban partai pengusung dan tim pemenangan yang sudah kita bentuk," kata Muzani.
"Prabowo tidak boleh dalam suasana survei yang unggul, tidak boleh dalam suasana yang dimungkinkan bisa menang, pemberitaan Prabowo tidak boleh positif, rakyat yang mendukungnya harus dalam suasana kayak gini dan seterusnya-seterusnya," imbuh Muzani.
Selain itu, para pengusaha disebut Muzani khawatir mendukung Prabowo-Sandiaga. Dia menyebut para pengusaha khawatir tidak kebagian bisnis dari pemerintah apabila mendukung pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) Prabowo-Sandiaga.
“Karena mereka mengatakan bahwa proyek kami dengan pemerintah APBN atau APBD terancam. Jadi kami merasa bahwa Prabowo saat ini dikepung" ujarnya dilansir detik.com. Namun Muzani mengaku tidak khawatir dengan hal itu. Dia menilai publik semakin sadar dan merasakan beratnya kondisi ekonomi saat ini. Dia menyebut tim Prabowo-Sandiaga terus berupaya meyakinkan rakyat untuk memberikan kepercayaan dan dukungan. "Karena pada akhirnya demokrasi akan diterima dengan cara apapun bagaimana rakyat mempercayai kami, mandat itu bisa kami raih pada Rabu 17 April," ucapnya.*
Komentar