6 Pura di Jembrana Rusak karena Gempa
Di wilayah Buleleng, 3 rumah penduduk dilaporkan rusak akibat guncangan gempa Situbondo
7 Sekolah dan 21 Rumah di Jembrana Juga Rusak
NEGARA, NusaBali
Data kerusakan bangunan di Kabupaten Jembrana akibat gempa 6,4 SR yang menggocang Situbondo, Jawa Timur, Kamis (11/10) dinihari, terus bertambah. Hingga Jumat (12/10), terdata ada 7 tepat ibadah dan 11 fasilitas umum yang mengala-mi kerusakan. Sedangkan rumah penduduk yang rusak diguncang gempa mencapai 21 unit. Kerusakan ini tersebar di 5 kecamatan se-Kabupaten Jembrana.
Berdasarkan data BPBD Jembrana, Jumat kemarin, kerusakan total 39 bangunan itu, masing-masing tersebar 16 titik wilayah Kecamatan Negara, 12 titik di wilayah Kecamatan Jembrana, 9 titik di wilayah Kecamatan Mendoyo, 1 titik di Kecamatan Pekutatan, dan 1 titik di Kecamatan Melaya.
Dari 7 tempat ibadah yang rusak akibat gempa, 6 di antaranya adalah pura. Rinciannya, Pura Pura Dalem Desa Pakraman Gumbrih (Kecamatan Pekutatan), Pura Puseh Desa Mendoyo Dauh Tukad (Kecamatan Mendoyo), Pura Dalem Desa Pakraman Baluk (Kecamatan Negara), Pura Merajan Dadia di Desa Pakraman Baluk (Kecamatan Negara), Pura Puseh Desa Pakraman Dauhwaru (Kecamatan Jembrana), dan Pura Dadia Pasek Wanagiri di Kelurahan Loloan Timur (Kecamat-an Jembrana). Sementara satu tempat ibadah lainnya yang rusak adalah Gereja Pniel di Desa Blimbingsari, Kecamatan Melaya.
Sedangkan 11 bangunan fasilitas umum yang rusak akibat gempa, 7 di antaranya adalah sekolah. Rinciannya, SMPN 3 Negara (tembok roboh), SDN 1 Loloan Timur (tembok kamar mandi roboh), MTs Negeri 3 Negara (tembok pagar roboh), SDN 4 Baluk (tembok bangunan retak), SLB Negeri Negara (sejumlan genteng dan plafon roboh), SMKN 2 Negara (sejumlah genteng berserakan), dan TK Negeri Negara.
Sementara 4 bangunan fasilitas umum lainnya yang rusak, masing-masing Kantor Bupati Jembrana (kerusakan bagian atap), Kantor Samsat Negara (gapura roboh), Kantor Lurah Baler Bale Agung (sejumlah plafon roboh), dan RSUD Nega-ra (sejumlah tembok retak).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, I Ketut Eko Susila Artha Permana, menga-takan kerusakan bangunan yang terdata itu masih bersifat sementara. Sebagian besar merupakan kategori rusak ringan, ada beberapa kategori rusak sedang. Sesuai pengamatan sementara, kerusakan paling parah menimpa Pura Puseh Desa Pakraman Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo.
Menurut Eko Susila, saat ini pihaknya masih terus mengupdate data kerusakan bangunan akibat dampak gempa Situbondo. Dalam mengumpulkan data tersebut, BPBD Jembrana meminta pihak desa/kelurahan untuk mendata dampak kerusakan di wilayah masing-masing.
“Selain tetap melakukan pendataan, kami juga fokus membantu evakuasi puing-puing bangunan yang roboh. Bantuan tenaga itu, kami prioritaskan kepada yang benar-benar membutuhkan,” tandas Eko Susilo saat dikonfirmasi NusaBali di Negara, Jumat kemarin.
Sementara itu, di wilayah Kabupaten Buleleng dilaporkan ada 3 unit rumah penduduk yang roboh akibat gempa Situbondo. Ketiga rumah itu masing-masing milik keluarga Gede Merta Jiwa di Banjar/Desa Banyupoh (Kecamatan Gerokgak), milik Syahyan Afif di Banjar Kubu Lebah, Desa Pegayaman (Kecamatan Sukasada), dan milik Sopian di Banjar Kubu Lebah, Desa Pegayaman (Kecamatan Sukasada).
Perbekel Banyupoh, Ketut Bijaksana, mengatakan rumah Gede Merta Jiwa rusak sebagian, karena dinding tembok dari batako roboh. Untungnya, Gede Medrta Jiwa dan keluarganya selamat dari maut setelah berhasil lari keluar dari rumah-nya saat kejadian. “Ketusakan rumah warga itu masih kami koordinasikan dengan pihak kecamatan,” ujar Ketut Bijaksana saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat kemarin.
Sedangkan Camat Sukadada, Made Dwi Adnyana, menerangkan dua rumah warganya di Desa Pegayaman mengalami kerusakan bagian dinding tembok yang roboh. Material tembok dari batako roboh menimbun sebagian peralatan rumah tangga milik keluarga Syahyan Afif dan Sopian. “Beruntung, benghuninya selamat tanpa terluka. Mereka masih tinggal di runahnya yang rusak itu, karena kerusakannya tidak terlalu parah,” papar Camat Dwi Adnyana.
Sementara, Sekretaris BPBD Buleleng, Ketut Susila, mengatakan kerusakan rumah akibat gempa di Desa Banyupoh dan Desa Pegayaman sudah di-assessment oleh personel Tim Reaksi Cepat (TRC). Hasilnya, kerugian material akibat keru-sakan rumah di Desa Banyupoh sekitar Rp 8 juta. Sedangkan untuk keruskaan dua rumah warga di Desa Pegayaman, kerugian total Rp 35 juta.
BPBD Buleleng, kata Susila, secepatnya akan mendistribusikan logistik untuk korban terdampak gempa. Bantuan ini untuk meringankan kebutuhan para korban. Sedangkan untuk perbaikan rumah, penanganan lanjutan secepatnya akan diupayakan BPBD Buleleng dengan mengusulkan dana bantuan. “Segera kami usulkan bantuan perbaikannya. Saat ini, kami berikan bantuan paket sembako dulu,” jelas Susila. *ode,k19
NEGARA, NusaBali
Data kerusakan bangunan di Kabupaten Jembrana akibat gempa 6,4 SR yang menggocang Situbondo, Jawa Timur, Kamis (11/10) dinihari, terus bertambah. Hingga Jumat (12/10), terdata ada 7 tepat ibadah dan 11 fasilitas umum yang mengala-mi kerusakan. Sedangkan rumah penduduk yang rusak diguncang gempa mencapai 21 unit. Kerusakan ini tersebar di 5 kecamatan se-Kabupaten Jembrana.
Berdasarkan data BPBD Jembrana, Jumat kemarin, kerusakan total 39 bangunan itu, masing-masing tersebar 16 titik wilayah Kecamatan Negara, 12 titik di wilayah Kecamatan Jembrana, 9 titik di wilayah Kecamatan Mendoyo, 1 titik di Kecamatan Pekutatan, dan 1 titik di Kecamatan Melaya.
Dari 7 tempat ibadah yang rusak akibat gempa, 6 di antaranya adalah pura. Rinciannya, Pura Pura Dalem Desa Pakraman Gumbrih (Kecamatan Pekutatan), Pura Puseh Desa Mendoyo Dauh Tukad (Kecamatan Mendoyo), Pura Dalem Desa Pakraman Baluk (Kecamatan Negara), Pura Merajan Dadia di Desa Pakraman Baluk (Kecamatan Negara), Pura Puseh Desa Pakraman Dauhwaru (Kecamatan Jembrana), dan Pura Dadia Pasek Wanagiri di Kelurahan Loloan Timur (Kecamat-an Jembrana). Sementara satu tempat ibadah lainnya yang rusak adalah Gereja Pniel di Desa Blimbingsari, Kecamatan Melaya.
Sedangkan 11 bangunan fasilitas umum yang rusak akibat gempa, 7 di antaranya adalah sekolah. Rinciannya, SMPN 3 Negara (tembok roboh), SDN 1 Loloan Timur (tembok kamar mandi roboh), MTs Negeri 3 Negara (tembok pagar roboh), SDN 4 Baluk (tembok bangunan retak), SLB Negeri Negara (sejumlan genteng dan plafon roboh), SMKN 2 Negara (sejumlah genteng berserakan), dan TK Negeri Negara.
Sementara 4 bangunan fasilitas umum lainnya yang rusak, masing-masing Kantor Bupati Jembrana (kerusakan bagian atap), Kantor Samsat Negara (gapura roboh), Kantor Lurah Baler Bale Agung (sejumlah plafon roboh), dan RSUD Nega-ra (sejumlah tembok retak).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, I Ketut Eko Susila Artha Permana, menga-takan kerusakan bangunan yang terdata itu masih bersifat sementara. Sebagian besar merupakan kategori rusak ringan, ada beberapa kategori rusak sedang. Sesuai pengamatan sementara, kerusakan paling parah menimpa Pura Puseh Desa Pakraman Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo.
Menurut Eko Susila, saat ini pihaknya masih terus mengupdate data kerusakan bangunan akibat dampak gempa Situbondo. Dalam mengumpulkan data tersebut, BPBD Jembrana meminta pihak desa/kelurahan untuk mendata dampak kerusakan di wilayah masing-masing.
“Selain tetap melakukan pendataan, kami juga fokus membantu evakuasi puing-puing bangunan yang roboh. Bantuan tenaga itu, kami prioritaskan kepada yang benar-benar membutuhkan,” tandas Eko Susilo saat dikonfirmasi NusaBali di Negara, Jumat kemarin.
Sementara itu, di wilayah Kabupaten Buleleng dilaporkan ada 3 unit rumah penduduk yang roboh akibat gempa Situbondo. Ketiga rumah itu masing-masing milik keluarga Gede Merta Jiwa di Banjar/Desa Banyupoh (Kecamatan Gerokgak), milik Syahyan Afif di Banjar Kubu Lebah, Desa Pegayaman (Kecamatan Sukasada), dan milik Sopian di Banjar Kubu Lebah, Desa Pegayaman (Kecamatan Sukasada).
Perbekel Banyupoh, Ketut Bijaksana, mengatakan rumah Gede Merta Jiwa rusak sebagian, karena dinding tembok dari batako roboh. Untungnya, Gede Medrta Jiwa dan keluarganya selamat dari maut setelah berhasil lari keluar dari rumah-nya saat kejadian. “Ketusakan rumah warga itu masih kami koordinasikan dengan pihak kecamatan,” ujar Ketut Bijaksana saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat kemarin.
Sedangkan Camat Sukadada, Made Dwi Adnyana, menerangkan dua rumah warganya di Desa Pegayaman mengalami kerusakan bagian dinding tembok yang roboh. Material tembok dari batako roboh menimbun sebagian peralatan rumah tangga milik keluarga Syahyan Afif dan Sopian. “Beruntung, benghuninya selamat tanpa terluka. Mereka masih tinggal di runahnya yang rusak itu, karena kerusakannya tidak terlalu parah,” papar Camat Dwi Adnyana.
Sementara, Sekretaris BPBD Buleleng, Ketut Susila, mengatakan kerusakan rumah akibat gempa di Desa Banyupoh dan Desa Pegayaman sudah di-assessment oleh personel Tim Reaksi Cepat (TRC). Hasilnya, kerugian material akibat keru-sakan rumah di Desa Banyupoh sekitar Rp 8 juta. Sedangkan untuk keruskaan dua rumah warga di Desa Pegayaman, kerugian total Rp 35 juta.
BPBD Buleleng, kata Susila, secepatnya akan mendistribusikan logistik untuk korban terdampak gempa. Bantuan ini untuk meringankan kebutuhan para korban. Sedangkan untuk perbaikan rumah, penanganan lanjutan secepatnya akan diupayakan BPBD Buleleng dengan mengusulkan dana bantuan. “Segera kami usulkan bantuan perbaikannya. Saat ini, kami berikan bantuan paket sembako dulu,” jelas Susila. *ode,k19
1
Komentar