MasDipa Disambut Tokoh Puri
Calon Bupati/Wakil Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri dan I Wayan Arta Dipa atau MasDipa mengunjungi Puri Agung Kanginan Karangasem, Jumat (23/10).
AMLAPURA, NusaBali
Kedatangan rombongan MasDipa, disambut tokoh Puri Agung Kanginan Karangasem AA Made Arya, AA Bagus Ngurah Agung dari Puri Gede Karangasem, I Gusti Agung Bagus Cakra dari Puri Kelodan, I Gusti Bagus Agung Gede Agung dari Puri Kelodan, I Gusti Agung Gede Darma dari Puri Kawan, Kelian Desa Pakraman Subagan I Putu Toya, Kelian Desa Pakraman Karangasem I Wayan Bagiarta, tokoh Tinghoa Bing Sanjaya, Facin dan lainnya.
AA Made Arya mengingatkan, agar kelak menang sebagai Bupati Karangasem, tidak lupa Puri Karangasem, sebagai kiblatnya pembangunan di bidang budaya.
Begitu juga tokoh Puri Gede, AA Bagus Ngurah Agung, mengingatkan sebagai pemimpin ke depan, mesti tetap konsekuen sesuai visi dan misi yang dirancang sejak awal. “Bupati Karangasem mesti peduli Puri Karangasem yang sering kali menggelar aktivitas budaya. Selama ini Bupati Karangasem enggan datang, padahal telah ambil bagian di pembangunan di bidang seni dan budaya,” jelas AA Bagus Ngurah Agung.
Berbeda dengan tokoh I Ketut Sulendra, berharap agar mampu mengelola potensi di laut, untuk kesejahteraan masyarakat. “Makanya mesti cerdas, dalam hal mengelola sumber daya alam, diimbangi keberadaan sumber daya manusia,” pinta Sulendra.
Ternyata dialog menyangkut visi dan misi, kurang menarik perhatian segenap tokoh muslim yang hadir. Abdul Karim, tokoh muslim dari Lingkungan Dangin Sema, Kelurahan/Kecamatan Karangasem, hanya satu keinginan, agar paket MasDipa menang. “Untuk itu waspadai terjadinya kecurangan, dan kelicikan dari pihak-pihak yang bermental kurang terpuji,” pinta Abdul Karim.
Abdul Karim mengingatkan, dari kalangan muslim nantinya tidak ada gunanya memberikan banyak dukungan, sepanjang kecurangan di TPS dan KPPS terjadi. “Itulah sebabnya, agar jangan menugaskan saksi, asal-asalan,” pintanya.
Atas kekhawatiran itu Konsultan Paket MasDipa, I Gusti Putu Artha memberikan gambaran, sekaligus memetakan TPS yang rawan. “TPS rawan kami tempatkan anggota dewan sebagai saksi. Bahkan saksi berlapis, segala kegiatan kami rekam, begitu caranya untuk mengamankan perolehan suara,” tegas Putu Artha.
1
Komentar