Kadin Bali Isyaratkan Ekspor Merangkak Naik
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali menyatakan ada kecenderungan ekspor komoditas dari Bali mengalami peningkatan dalam bulan- bulan ke depan.
DENPASAR, NusaBali
Syaratnya, nilai kurs dollar (AS) terhadap rupiah, stabil, setelah sebelumnya bergejolak. Karena dengan kurs yang stabil, eksportir sudah dapat melakukan penyesuaian harga bahan baku dengan harga produk ekspor.
Indikasi perbaikan ekspor tersebut, ditandai dengan mulai menggeliatnya ekspor beberapa komoditi, seperti handicraft, kerajinan kayu, perak dan garmen. “Sebelumnya memang merosot,” ujar Ketua DPD Kadin Bali Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra, Minggu (14/10).
Namun bekakangan, permintaan dokumen ekspor ke Kadin menunjukkan keramaian. Hal itulah, kata Alit Wiraputra- sapaan Ketua Kadin Bali ini, kondisi ekspor membaik. Asumsinya, menurut Alit Wiraputra, telah terjadi penyesuaian atau keseimbangan harga baik bahan dengan harga produk yang dijual /ekspor. “Karena ada tidak sedikit bahan baku produk ekspor kita, juga didapatkan dari impor,” kata Alit Wiraputra.
Lonjakan dollar AS tentu sebelumnya menyebabkan harga bahan baku, meningkat. Itulah awalnya menyebabkan, ekspor ikut terimbas. Pelaku ekspor tentu kagok, demikian menurut Alit Wiraputra. Namun setelah ada penyesuaian-penyesuaian, menunjukkan kondisi ekspor membaik. “Kalau melihat kecenderungannya sekarang dalam bulan depan ekspor naik,” kata Alit Wiraputra.
Kabid Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Anak Agung Ngurah Bagawinata, mengiyakan indikasi membaiknya kondisi ekspor Bali. Hanya selain, faktor kemungkinan penyesuaian harga terkait kurs rupiah terhadap dollar, penyebab membaiknya ekspor juga karena siklus tahunan. “Kalau mengacu tahun sebelumnya, Oktober- November ekspor biasanya meningkat,” ujar Gung Baga, sapaan pejabat asal Denpasar ini. Sedang pada akhir tahun yakni pada Desember, cendrung menurun. “Itu Desember kan merupakan tutup buku,” jelas Gung Baga.
Dikatakan permintaan layanan dokumen ekspor ke Disperindag Bali, masih normal, yakni berkisar 100-150 per hari. Belakangan ada peningkatan. “Namun rasanya belum cukup signifikan,” tandas Gung Baga.
Selain produk garmen, handicraft dan perhiasan, kata Gung Baga ekspor tuna merupakan salah satu komoditas yang semakin ramai permintaannya. *k17
Syaratnya, nilai kurs dollar (AS) terhadap rupiah, stabil, setelah sebelumnya bergejolak. Karena dengan kurs yang stabil, eksportir sudah dapat melakukan penyesuaian harga bahan baku dengan harga produk ekspor.
Indikasi perbaikan ekspor tersebut, ditandai dengan mulai menggeliatnya ekspor beberapa komoditi, seperti handicraft, kerajinan kayu, perak dan garmen. “Sebelumnya memang merosot,” ujar Ketua DPD Kadin Bali Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra, Minggu (14/10).
Namun bekakangan, permintaan dokumen ekspor ke Kadin menunjukkan keramaian. Hal itulah, kata Alit Wiraputra- sapaan Ketua Kadin Bali ini, kondisi ekspor membaik. Asumsinya, menurut Alit Wiraputra, telah terjadi penyesuaian atau keseimbangan harga baik bahan dengan harga produk yang dijual /ekspor. “Karena ada tidak sedikit bahan baku produk ekspor kita, juga didapatkan dari impor,” kata Alit Wiraputra.
Lonjakan dollar AS tentu sebelumnya menyebabkan harga bahan baku, meningkat. Itulah awalnya menyebabkan, ekspor ikut terimbas. Pelaku ekspor tentu kagok, demikian menurut Alit Wiraputra. Namun setelah ada penyesuaian-penyesuaian, menunjukkan kondisi ekspor membaik. “Kalau melihat kecenderungannya sekarang dalam bulan depan ekspor naik,” kata Alit Wiraputra.
Kabid Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Anak Agung Ngurah Bagawinata, mengiyakan indikasi membaiknya kondisi ekspor Bali. Hanya selain, faktor kemungkinan penyesuaian harga terkait kurs rupiah terhadap dollar, penyebab membaiknya ekspor juga karena siklus tahunan. “Kalau mengacu tahun sebelumnya, Oktober- November ekspor biasanya meningkat,” ujar Gung Baga, sapaan pejabat asal Denpasar ini. Sedang pada akhir tahun yakni pada Desember, cendrung menurun. “Itu Desember kan merupakan tutup buku,” jelas Gung Baga.
Dikatakan permintaan layanan dokumen ekspor ke Disperindag Bali, masih normal, yakni berkisar 100-150 per hari. Belakangan ada peningkatan. “Namun rasanya belum cukup signifikan,” tandas Gung Baga.
Selain produk garmen, handicraft dan perhiasan, kata Gung Baga ekspor tuna merupakan salah satu komoditas yang semakin ramai permintaannya. *k17
Komentar