Banyupinaruh, Masyarakat Padati Pantai
Sehari setelah hari suci Saraswati, Saniscara Umanis Watugunung, Sabtu (13/10), umat Hindu di Bali melakukan upacara melukat (pembersihan lahir batin,Red) saat rahina Banyupinaruh, Minggu (14/10).
GIANYAR, NusaBali
Pantai masih menjadi lokasi tujuan murah meriah untuk prosesi pembersihan diri itu. Seperti tampak pada Minggu kemarin, masyarakat antusias mandi air laut di Pantai Purnama Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar. Terlebih kondisi gelombang sedang pasang, masyarakat tambah antusias untuk melukat. Hanya saja, akses jalan di pesisir pantai masih porak poranda pasca diterjang gelombang tinggi beberapa waktu lalu.
Menurut salah satu warga, Ni Wayan Devi Triani, dirinya bersama keluarga setiap Banyupinaruh selalu mandi di pantai. Sebab, tujuan melukat lainnya semisal Tirta Empul Tampaksiring dipastikan ramai dan penuh. "Soalnya kalau ke Tirta Empul pasti antreannya mengular. Lebih dekat dan cepat ke pantai saja," ujar remaja asal Sukawati ini.
Seperti diketahui, setiap hari Banyupinaruh, Redite Kliwon Wuku Sinta hampir seluruh umat Hindu di Bali mencari sumber mata air untuk melukat. Kesempatan Banyupinaruh yang jatuh sehari setelah hari turunnya ilmu pengetahuan, Saraswati ini banyak dimanfaatkan untuk membersihkan diri secara sekala niskala. Selain pantai, sejumlah Griya juga menjadi lokasi umat melakukan penglukatan. Ada pula lokasi melukat yang cukup ramai dikunjungi, seperti di Pura Tirta Empul, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring dan Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang.
Sementara itu, sejumlah ruas pantai di Klungkung dipadati ribuan warga saat Banyupinaruh, Antara lain, di Pantai Watu Klotok, Pantai Kusamba, Pantai Lepang, Pantai Goa Lawah dan lainnya, termasuk di Kecamatan Nusa Penida.
Sebagian besar warga ke pantai untuk melaukat. Namun ada juga ke pantai hanya untuk sekadar rekreasi bersama keluarga, sembari menikmati pemandangan. Pantauan di sejumlah pantai akibat membludaknya warga juga diikuti melubernya sampah usai sisa makanan. “Kami sengaja ke pantai untuk membersihkan diri, saat Banyu Punaruh ini,” ujar Made Setia, seorang warga saat ditemuai di Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, Klungkung.
Guna memberikan rasa aman d pantai, jajaran Polres Klungkung dan Polsek Jajaran menyebar puluhan personelnya untuk berjaga di pesisir pantai. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “Ini dalam rangka menjaga situasi yang aman dan kondusif,” ujar Kapolsek Dawan AKP Kadek Suadnyana.
Personel Polres Klungkung dan Polsek jajaran disebar di beberapa pantai di Klungkung, yang dipadati warga. Petugas juga mengimbau agar masyarakat berhati-hati melaksanakan banyu pinaruh karena situasi ombak di sepanjang pantai tidak bisa diduga, di mana bisa datang ombak besar secara tiba-tiba.
*nvi, wan
Menurut salah satu warga, Ni Wayan Devi Triani, dirinya bersama keluarga setiap Banyupinaruh selalu mandi di pantai. Sebab, tujuan melukat lainnya semisal Tirta Empul Tampaksiring dipastikan ramai dan penuh. "Soalnya kalau ke Tirta Empul pasti antreannya mengular. Lebih dekat dan cepat ke pantai saja," ujar remaja asal Sukawati ini.
Seperti diketahui, setiap hari Banyupinaruh, Redite Kliwon Wuku Sinta hampir seluruh umat Hindu di Bali mencari sumber mata air untuk melukat. Kesempatan Banyupinaruh yang jatuh sehari setelah hari turunnya ilmu pengetahuan, Saraswati ini banyak dimanfaatkan untuk membersihkan diri secara sekala niskala. Selain pantai, sejumlah Griya juga menjadi lokasi umat melakukan penglukatan. Ada pula lokasi melukat yang cukup ramai dikunjungi, seperti di Pura Tirta Empul, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring dan Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang.
Sementara itu, sejumlah ruas pantai di Klungkung dipadati ribuan warga saat Banyupinaruh, Antara lain, di Pantai Watu Klotok, Pantai Kusamba, Pantai Lepang, Pantai Goa Lawah dan lainnya, termasuk di Kecamatan Nusa Penida.
Sebagian besar warga ke pantai untuk melaukat. Namun ada juga ke pantai hanya untuk sekadar rekreasi bersama keluarga, sembari menikmati pemandangan. Pantauan di sejumlah pantai akibat membludaknya warga juga diikuti melubernya sampah usai sisa makanan. “Kami sengaja ke pantai untuk membersihkan diri, saat Banyu Punaruh ini,” ujar Made Setia, seorang warga saat ditemuai di Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, Klungkung.
Guna memberikan rasa aman d pantai, jajaran Polres Klungkung dan Polsek Jajaran menyebar puluhan personelnya untuk berjaga di pesisir pantai. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “Ini dalam rangka menjaga situasi yang aman dan kondusif,” ujar Kapolsek Dawan AKP Kadek Suadnyana.
Personel Polres Klungkung dan Polsek jajaran disebar di beberapa pantai di Klungkung, yang dipadati warga. Petugas juga mengimbau agar masyarakat berhati-hati melaksanakan banyu pinaruh karena situasi ombak di sepanjang pantai tidak bisa diduga, di mana bisa datang ombak besar secara tiba-tiba.
*nvi, wan
Komentar