Sepekan Pameran di Arena IMF - WB, UKM Dapat Transaksi Rp 500 Juta
Delegasi Masih banyak yang Tinggal di The Nusa Dua
MANGUPURA, NusaBali
Selama mengikuti pameran di arena Annual Meeting International Monetary Fund – World Bank (IMF-WB) yang berlangsung 8–14 Oktober 2018, UKM Kabupaten Badung mendapat transaksi langsung sebesar Rp500 juta. Selain transaksi langsung ada kemungkinan terjadi transaksi pascapameran.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Badung I Ketut Karpiana, mengungkapkan ada 50 UKM yang difasilitasi yang ikut dalam pameran itu.
“Rp 500 juta transaksi itu dari 50 UKM yang ikut pameran. Sebanyak 30 UKM dari Badung sisanya dari kabupaten lain yang ikut di stan milik Badung. Dari seluruh produk, yang diminati pembeli adalah fashion, handicraft, perak,” ungkapnya, Senin (15/10).
Dia katakan selama pameran pihaknya tidak mematok target penjualan. Namun yang paling penting adalah bagaimana produk UKM Badung bisa dikenal luas, terutama para peserta IMF-WB. Untuk transaksi diharapkan tak hanya transaksi langsung, tetapi diharapkan ada transaksi selanjutnya ketika produk itu sudah diketahui oleh pembeli. Sehingga bisa ada transaksi besar pascapameran.
“Ada pembeli yang datang tidak hanya membeli untuk kebutuhan pribadi. Namun juga untuk kebutuham jualan di negaranya. Ini terbukti dari setiap pelaksanaan pameran, memang ada tindak lanjut seperti itu. Atau ada transaksi setelah pameran selesai,” tutur Kaprina.
“Dari informasi, ada dua UKM yang memproduksi kain, menerima order. Ada yang sudah mengirim sebanyak 50 piecis yang memang kualitas ekspor,” imbuh Karpiana.
Rezeki serupa didapatkan oleh pengelola kawasan The Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung. Kawasan yang menjadi tempat digelarnya IMF-WB selama sepekan, semua kamar hotel terisi. Ribuan kamar hotel yang tersedia dalam kawasan elite itu dihuni oleh tamu elite IMF–WB.
Managing Director The Nusa Dua Wayan Karioka dikonfirmasi terpisah kemarin mengatakan meski sidang tahunan Bank Dunia itu sudah usai pada 14 Oktober, namun secara keseluruhan kamar hotel masih dihuni oleh para delegasi IMF–WB.
“Informasi dari panitia nasional masih ada yang memperpanjang masa tingga di dalam kawasan The Nusa Dua. Ada yang masih tinggal seminggu lagi, ada yang besok (hari ini) baru pulang ke negaranya. Kebetulan daftarnya belum saya dapat. Berapa jumlahnya saya belum tahu. Karena yang memegang itu adalah panitia nasional IMF–WB. Dari informasinya ada yang terbang ke luar Bali dan ada yang berlibur ke beberapa tempat di Bali. Saat ini hotel di dalam kawasan mayoritas masih dihuni oleh para delegasi. Tetapi pelayanan maupun pengamanan sudah kembali normal seperti biasa,” ungkap Karioka.
Dikatakannya, setiap konferensi berpengaruh terhadap kenaikan hunian (okupansi). Perkiraan untuk bulan ini di kawasan The Nusa Dua okupansinya sekitar 90 persen. Bila dibandingkan tahun lalu terjadi kenaikan. Tahun lalu hanya mencapai 85 persen. “Konferensi ini jelas membawa dampak yang sangat positif. Untuk data hunian bulan ini saya belum dapat. Yang pasti tahun ini okupansi mengalami kenaikan,” tuturnya. *po
Selama mengikuti pameran di arena Annual Meeting International Monetary Fund – World Bank (IMF-WB) yang berlangsung 8–14 Oktober 2018, UKM Kabupaten Badung mendapat transaksi langsung sebesar Rp500 juta. Selain transaksi langsung ada kemungkinan terjadi transaksi pascapameran.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Badung I Ketut Karpiana, mengungkapkan ada 50 UKM yang difasilitasi yang ikut dalam pameran itu.
“Rp 500 juta transaksi itu dari 50 UKM yang ikut pameran. Sebanyak 30 UKM dari Badung sisanya dari kabupaten lain yang ikut di stan milik Badung. Dari seluruh produk, yang diminati pembeli adalah fashion, handicraft, perak,” ungkapnya, Senin (15/10).
Dia katakan selama pameran pihaknya tidak mematok target penjualan. Namun yang paling penting adalah bagaimana produk UKM Badung bisa dikenal luas, terutama para peserta IMF-WB. Untuk transaksi diharapkan tak hanya transaksi langsung, tetapi diharapkan ada transaksi selanjutnya ketika produk itu sudah diketahui oleh pembeli. Sehingga bisa ada transaksi besar pascapameran.
“Ada pembeli yang datang tidak hanya membeli untuk kebutuhan pribadi. Namun juga untuk kebutuham jualan di negaranya. Ini terbukti dari setiap pelaksanaan pameran, memang ada tindak lanjut seperti itu. Atau ada transaksi setelah pameran selesai,” tutur Kaprina.
“Dari informasi, ada dua UKM yang memproduksi kain, menerima order. Ada yang sudah mengirim sebanyak 50 piecis yang memang kualitas ekspor,” imbuh Karpiana.
Rezeki serupa didapatkan oleh pengelola kawasan The Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung. Kawasan yang menjadi tempat digelarnya IMF-WB selama sepekan, semua kamar hotel terisi. Ribuan kamar hotel yang tersedia dalam kawasan elite itu dihuni oleh tamu elite IMF–WB.
Managing Director The Nusa Dua Wayan Karioka dikonfirmasi terpisah kemarin mengatakan meski sidang tahunan Bank Dunia itu sudah usai pada 14 Oktober, namun secara keseluruhan kamar hotel masih dihuni oleh para delegasi IMF–WB.
“Informasi dari panitia nasional masih ada yang memperpanjang masa tingga di dalam kawasan The Nusa Dua. Ada yang masih tinggal seminggu lagi, ada yang besok (hari ini) baru pulang ke negaranya. Kebetulan daftarnya belum saya dapat. Berapa jumlahnya saya belum tahu. Karena yang memegang itu adalah panitia nasional IMF–WB. Dari informasinya ada yang terbang ke luar Bali dan ada yang berlibur ke beberapa tempat di Bali. Saat ini hotel di dalam kawasan mayoritas masih dihuni oleh para delegasi. Tetapi pelayanan maupun pengamanan sudah kembali normal seperti biasa,” ungkap Karioka.
Dikatakannya, setiap konferensi berpengaruh terhadap kenaikan hunian (okupansi). Perkiraan untuk bulan ini di kawasan The Nusa Dua okupansinya sekitar 90 persen. Bila dibandingkan tahun lalu terjadi kenaikan. Tahun lalu hanya mencapai 85 persen. “Konferensi ini jelas membawa dampak yang sangat positif. Untuk data hunian bulan ini saya belum dapat. Yang pasti tahun ini okupansi mengalami kenaikan,” tuturnya. *po
1
Komentar