KNPI Jembrana Ajak Generasi Muda Hindari Hoax
Talkshow Ancaman Hoax Jelang Pemilu
NEGARA, NusaBali
Menjelang Pemilu 2019, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jembrana menggelar talkshow bertema ‘Ancaman Hoax (berita bohong) Terhadap Persatuan dan Kebhinekaan Bangsa Menjelang Pemilu 2019’ di Gedung Kesenian Bung Karno (GKBK) Jembrana, Selasa (16/10). Acara ini diikuti komponen lintas generasi, organisasi kepemudaan, keagamaan, siswa maupun para kepala sekolah SMP dan SMA, hingga jajaran Forum Koordinasi Perbekel dan Lurah (FKPL) se-Jembrana. Dalam acara ini juga diisi penandatanganan petisi anti hoax.
Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Djefri Marsono Hanok mengatakan hoax yang gencar disebarluaskan menjelang Pemilu merupakan ancaman serius. Terlebih hoax yang mengandung konten isu SARA, fitnah dan ujaran kebencian, bisa menimbulkan disintegrasi bangsa.
“Dulu kita berperang dengan menggunakan senjata, tetapi dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, perang tidak lagi menggunakan senjata. Tetapi perang di dunia maya, ini jauh lebih berbahaya. Jadi kita harus bisa memproteksi diri termasuk lingkungan sekitar,” ujarnya.
Hal sama diungkapkan Ketua Bawaslu Jembrana, Pande Made Adi Mulyawan. Pihaknya mengakui pada tahun politik, banyak pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu yang gencar menyebarluaskan hoax melalui dunia maya, yang isinya saling menjatuhkan. Sebagai pengawas Pemilu, pihaknya berusaha melakukan pengawasan semaksimal mungkin untuk mencegah penyeberluasan hoax.
Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan yang juga merupakan Ketua Umum KNPI Jembrana mengatakan, saat ini terjadi lompatan teknologi dan digitalisasi. Menurutnya, generasi milenial saat ini merupakan generasi yang cerdas, namun rentan akan kesalahan, sehingga harus memiliki kecerdasan bermedia sosial. Di tahun politik ini, menurutnya yang kemungkinan tercipta adalah munculnya lebih banyak hoax, termasuk juga kampanye hitam. “Ini yang kita harus semua waspadai. Suara negara rusak bukan dari luar, tetapi dari dalam, salah satunya melalui penyebaran berita bohong,” ujarnya.*ode
Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Djefri Marsono Hanok mengatakan hoax yang gencar disebarluaskan menjelang Pemilu merupakan ancaman serius. Terlebih hoax yang mengandung konten isu SARA, fitnah dan ujaran kebencian, bisa menimbulkan disintegrasi bangsa.
“Dulu kita berperang dengan menggunakan senjata, tetapi dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, perang tidak lagi menggunakan senjata. Tetapi perang di dunia maya, ini jauh lebih berbahaya. Jadi kita harus bisa memproteksi diri termasuk lingkungan sekitar,” ujarnya.
Hal sama diungkapkan Ketua Bawaslu Jembrana, Pande Made Adi Mulyawan. Pihaknya mengakui pada tahun politik, banyak pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu yang gencar menyebarluaskan hoax melalui dunia maya, yang isinya saling menjatuhkan. Sebagai pengawas Pemilu, pihaknya berusaha melakukan pengawasan semaksimal mungkin untuk mencegah penyeberluasan hoax.
Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan yang juga merupakan Ketua Umum KNPI Jembrana mengatakan, saat ini terjadi lompatan teknologi dan digitalisasi. Menurutnya, generasi milenial saat ini merupakan generasi yang cerdas, namun rentan akan kesalahan, sehingga harus memiliki kecerdasan bermedia sosial. Di tahun politik ini, menurutnya yang kemungkinan tercipta adalah munculnya lebih banyak hoax, termasuk juga kampanye hitam. “Ini yang kita harus semua waspadai. Suara negara rusak bukan dari luar, tetapi dari dalam, salah satunya melalui penyebaran berita bohong,” ujarnya.*ode
1
Komentar