Ajaib, Pohon Pule Keluarkan Air Suci
Peristiwa ajaib terjadi pada pohon pule di pojok timur laut Pura Puseh Desa Pakraman Dukuh, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen, Karangasem.
AMLAPURA, NusaBali
Pohon pule berusia 40 tahun setinggi 25 meter dengan diameter 1 meter ini mendadak mengeluarkan air bak hujan gerimis, yang dipercaya sebagai tirta (air suci). Krama dari berbagai pelosok pun berdatangan ke lokasi untuk mohon berkah air suci.
Pohon pule yang berada di tegalan milik keluarga I Nyoman Wida, 65, ini menge-luarkan air bak hujan gerimis, sejak Soma Ribek pada Soma Pon Sinta, Senin (5/10) tengah malam. Peristiwa ini pertama kali diketahui seorang warga yang melintas di jalan setepak bawah pohon pule. Cerita munculnya air ajaib ini kemudain beredar dari mulut ke mulut, sehingga banyak warga berdatangan ke lokasi.
Air yang muncul dari daun pohon pule biasanya cukup deras sore hingga malam hari. Kalau pagi sampai siang, kondisinya biasa saja. Sehari pasca perstiwa mun-culnya air ajaib tersebut, pohon pule ini diperlakukan khusus, sejak Selasa (16/10). Batang bagian bawah pohon pule dililit kain poleng. Sementara di depan pohon pule dibautkan tempat untuk mecanang.
Pamangku Pura Puseh, Desa Pakraman Dukuh juga menaruh tirta di atas tempat mecanang tersebut, sebagai sarana sembahyang bagi krama yang datang. Dan, krama yang datang bisa membawa pulang tirta tersebut setelah sembahyang. Krama biasanya datang membawa canangsari dan menghaturkan punia sekadarnya di bawah pohon pule.
Pantauan NusaBali di lokasi pohon pule ajaib, Rabu (17/10) sore, sejumlah krama silih berganti berdatangan untuk menggelar persembahyangan. Mereka meyakini air yang menetes dari pohon pule berkhasiat sebagai obat.
Pemilik pohon pule, I Nyoman Wida, mengatakan air bak gerimis dari daun pule mulai muncul sejak Senin tengah malam. Selanjutnya, banyak krama yang berda-tangan. “Setiap orang yang datang merasakan adanya gerimis ajaib jika berteduh di bawah pohon pule berusia 40 tahun ini,” jelas Nyoman Wida.
Nyoman Wida mengatakan, tidak ada firasat apa pun sebelum munculnya air ajaib dari pohon pule tersebut. Tidak pula ada ada mimpi aneh. Namun, sebagai krama Bali, dirinya percaya munculnya air dari pohon pule ini merupakan sipta (pertanda niskala). “Mudah-mudahan ini pertanda adanya anugerah Ida Sang Hyang Widhi,” harap ayah tiga anak asal Banjar Dukuh, Desa Sangkan Gunung yang kesehariannya bekerja sebagai petani ini.
Menurut Nyoman Wida, sejauh ini belum ada petunjuk dari pihak banjar maupun desa terkait tindak lanjut atas munculnya air dari pohon pule di tegalannya tersebut. Hingga hari ketiga pasca munculnya air ajaib, belum ada rencana untuk ngawacakang (menanyangan secara niskala) kepada orang pintar.
Sementara itu, krama yang datang ke lokasi pohon pule ajaib rata-rata mengaku tertarik ke lokasi karena penasaran. I Gusti Ayu Asri, perepuan asal Jro Tegal, Banjar Tabola, Desa/Kecamatan Sidemen, misalnya, mengaku penasaran oleh beredarnya berita di media sosial soal munculnya air tersebut.
IGA Asri mengatakan, setelah menyimak postingan di media sosial, dirinya langsung datang ke lokasi pohon pule, Rabu sore, untuk membuktikan keajaiban tersebut. “Orang-orang bilang ini air ajaib, bisa dipakai obat. Tapi, saya belum bisa mendapatkan air ajaib ini, karena gerimisnya tidak deras,” tutur IGA Asri seusai sembahyang di bawah pohon pule ajaib, kemarin sore.
Paparan senada juga disampaikan Putu Suparti, krama Banjar Dukuh, Desa Sang-kan Gunung. “Saya baru datang ke sini (pohon pule ajaib), ingin membuktikan turunnya air. Gerimisnya cukup terasa, tapi sulit mendapatkan air ajiab itu,” kata Putu Suparti. *k16
Pohon pule yang berada di tegalan milik keluarga I Nyoman Wida, 65, ini menge-luarkan air bak hujan gerimis, sejak Soma Ribek pada Soma Pon Sinta, Senin (5/10) tengah malam. Peristiwa ini pertama kali diketahui seorang warga yang melintas di jalan setepak bawah pohon pule. Cerita munculnya air ajaib ini kemudain beredar dari mulut ke mulut, sehingga banyak warga berdatangan ke lokasi.
Air yang muncul dari daun pohon pule biasanya cukup deras sore hingga malam hari. Kalau pagi sampai siang, kondisinya biasa saja. Sehari pasca perstiwa mun-culnya air ajaib tersebut, pohon pule ini diperlakukan khusus, sejak Selasa (16/10). Batang bagian bawah pohon pule dililit kain poleng. Sementara di depan pohon pule dibautkan tempat untuk mecanang.
Pamangku Pura Puseh, Desa Pakraman Dukuh juga menaruh tirta di atas tempat mecanang tersebut, sebagai sarana sembahyang bagi krama yang datang. Dan, krama yang datang bisa membawa pulang tirta tersebut setelah sembahyang. Krama biasanya datang membawa canangsari dan menghaturkan punia sekadarnya di bawah pohon pule.
Pantauan NusaBali di lokasi pohon pule ajaib, Rabu (17/10) sore, sejumlah krama silih berganti berdatangan untuk menggelar persembahyangan. Mereka meyakini air yang menetes dari pohon pule berkhasiat sebagai obat.
Pemilik pohon pule, I Nyoman Wida, mengatakan air bak gerimis dari daun pule mulai muncul sejak Senin tengah malam. Selanjutnya, banyak krama yang berda-tangan. “Setiap orang yang datang merasakan adanya gerimis ajaib jika berteduh di bawah pohon pule berusia 40 tahun ini,” jelas Nyoman Wida.
Nyoman Wida mengatakan, tidak ada firasat apa pun sebelum munculnya air ajaib dari pohon pule tersebut. Tidak pula ada ada mimpi aneh. Namun, sebagai krama Bali, dirinya percaya munculnya air dari pohon pule ini merupakan sipta (pertanda niskala). “Mudah-mudahan ini pertanda adanya anugerah Ida Sang Hyang Widhi,” harap ayah tiga anak asal Banjar Dukuh, Desa Sangkan Gunung yang kesehariannya bekerja sebagai petani ini.
Menurut Nyoman Wida, sejauh ini belum ada petunjuk dari pihak banjar maupun desa terkait tindak lanjut atas munculnya air dari pohon pule di tegalannya tersebut. Hingga hari ketiga pasca munculnya air ajaib, belum ada rencana untuk ngawacakang (menanyangan secara niskala) kepada orang pintar.
Sementara itu, krama yang datang ke lokasi pohon pule ajaib rata-rata mengaku tertarik ke lokasi karena penasaran. I Gusti Ayu Asri, perepuan asal Jro Tegal, Banjar Tabola, Desa/Kecamatan Sidemen, misalnya, mengaku penasaran oleh beredarnya berita di media sosial soal munculnya air tersebut.
IGA Asri mengatakan, setelah menyimak postingan di media sosial, dirinya langsung datang ke lokasi pohon pule, Rabu sore, untuk membuktikan keajaiban tersebut. “Orang-orang bilang ini air ajaib, bisa dipakai obat. Tapi, saya belum bisa mendapatkan air ajaib ini, karena gerimisnya tidak deras,” tutur IGA Asri seusai sembahyang di bawah pohon pule ajaib, kemarin sore.
Paparan senada juga disampaikan Putu Suparti, krama Banjar Dukuh, Desa Sang-kan Gunung. “Saya baru datang ke sini (pohon pule ajaib), ingin membuktikan turunnya air. Gerimisnya cukup terasa, tapi sulit mendapatkan air ajiab itu,” kata Putu Suparti. *k16
1
Komentar