Tanpa KTP, 39 Remaja Ditolak Masuk Bali
Jajaran Polsek Kawasan Laut Gilimanuk mengamankan 39 remaja asal Surabaya, Jawa Timur, yang didapati tanpa membawa KTP, Rabu (17/10) pagi.
NEGARA, NusaBali
Puluhan remaja berpenampilan seperti anak punk, yang mengaku sebagai suporter Persebaya Surabaya alias Bonek, itu pun terpaksa ditolak masuk Bali. Mereka langsung dipulangkan kembali ke Jawa.
Berdasar informasi, 39 Bonek (bondho nekat alias modal nekat), terdiri dari 37 orang laki-laki serta 2 perempuan, itu diamankan petugas kepolisian di tempat pemeriksaan pintu masuk Bali, Pos II Pelabuhan Gilimanuk, sekitar pukul 07.00 Wita. Saat melihat kedatangan gerombolan remaja berpenampilan seperti anak punk yang akan melintasi Pos II Pelabuhaan Gilimanuk, petugas langsung meminta mereka untuk menunjukkan KTP.
Namun, para remaja yang mengaku datang ke Bali untuk menonton laga Persib Bandung melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar pada 20 Oktober mendatang, itu tidak membawa KTP ataupun kartu identitas lainnya.
Mengetahui hal tersebut, petugas langsung melapor kepada Kapolsek Gilimanuk Kompol I Nyoman Subawa, yang datang langsung ke Pos II Pelabuhan Gilimanuk untuk memberikan pembinaan kepada puluhan remaja tersebut. Setelah diberikan pembinaan termasuk dilakukan pendataan, para Bonek itu langsung dipulangkan kembali ke Jawa, dengan diantar petugas sampai menaiki kapal menuju Pelabuhan Ketapang.
Kapolsek Gilimanuk Kompol I Nyoman Subawa, mengatakan sebanyak 39 remaja yang mengaku hendak menonton laga Persebaya Surabaya di Gianyar, itu terpaksa ditolak masuk Bali karena tidak membawa KTP. Para remaja berpenampilan seperti anak punk itu, rata-rata hanya membawa perbekelan seadanya, sehingga dikhawatirkan melakukan hal-hal tidak diinginkan selama di Bali.
“Daripada menjalani hidup mirip gelandangan, dan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, ya langsung kami pulangkan. Mereka juga tidak ada membawa identitas,” ujarnya.
Menurut Kompol Subawa, pemeriksaan di Pos II Pelabuhan Gilimanuk yang menjadi akses pintu masuk Bali, tidak hanya khusus menyasar suporter bola maupun anak punk. Namun, pemeriksaan dilakukan kepada setiap orang masuk Bali, baik itu menyangkut orang, barang bawaan, maupun kendaraan. “Ada aturan-aturan yang diikuti. Yang jelas, kami memulangkan mereka untuk antisipasi keamanan dan ketertiban di Bali,” tandasnya. *ode
Puluhan remaja berpenampilan seperti anak punk, yang mengaku sebagai suporter Persebaya Surabaya alias Bonek, itu pun terpaksa ditolak masuk Bali. Mereka langsung dipulangkan kembali ke Jawa.
Berdasar informasi, 39 Bonek (bondho nekat alias modal nekat), terdiri dari 37 orang laki-laki serta 2 perempuan, itu diamankan petugas kepolisian di tempat pemeriksaan pintu masuk Bali, Pos II Pelabuhan Gilimanuk, sekitar pukul 07.00 Wita. Saat melihat kedatangan gerombolan remaja berpenampilan seperti anak punk yang akan melintasi Pos II Pelabuhaan Gilimanuk, petugas langsung meminta mereka untuk menunjukkan KTP.
Namun, para remaja yang mengaku datang ke Bali untuk menonton laga Persib Bandung melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar pada 20 Oktober mendatang, itu tidak membawa KTP ataupun kartu identitas lainnya.
Mengetahui hal tersebut, petugas langsung melapor kepada Kapolsek Gilimanuk Kompol I Nyoman Subawa, yang datang langsung ke Pos II Pelabuhan Gilimanuk untuk memberikan pembinaan kepada puluhan remaja tersebut. Setelah diberikan pembinaan termasuk dilakukan pendataan, para Bonek itu langsung dipulangkan kembali ke Jawa, dengan diantar petugas sampai menaiki kapal menuju Pelabuhan Ketapang.
Kapolsek Gilimanuk Kompol I Nyoman Subawa, mengatakan sebanyak 39 remaja yang mengaku hendak menonton laga Persebaya Surabaya di Gianyar, itu terpaksa ditolak masuk Bali karena tidak membawa KTP. Para remaja berpenampilan seperti anak punk itu, rata-rata hanya membawa perbekelan seadanya, sehingga dikhawatirkan melakukan hal-hal tidak diinginkan selama di Bali.
“Daripada menjalani hidup mirip gelandangan, dan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, ya langsung kami pulangkan. Mereka juga tidak ada membawa identitas,” ujarnya.
Menurut Kompol Subawa, pemeriksaan di Pos II Pelabuhan Gilimanuk yang menjadi akses pintu masuk Bali, tidak hanya khusus menyasar suporter bola maupun anak punk. Namun, pemeriksaan dilakukan kepada setiap orang masuk Bali, baik itu menyangkut orang, barang bawaan, maupun kendaraan. “Ada aturan-aturan yang diikuti. Yang jelas, kami memulangkan mereka untuk antisipasi keamanan dan ketertiban di Bali,” tandasnya. *ode
Komentar