Tak Mau Sekolah, Malu Karena Obesitas
Kisah Silvia, Gadis Berbobot 179,3 Kg
LAMONGAN, NusaBali
Setiap anak menyimpan ‘impian’. Demikian juga dengan Silvia Dwi Susanti (15), warga Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk, Lamongan. Namun dengan bobot mencapai 179,3 kilogram, impian Silvia untuk menjadi guru dikuburnya dalam-dalam. Apa pasal?
Anak bungsu dari dua bersaudara, pasangan almarhum Suroso dan Musri, tidak lagi merasakan bangku sekolah sejak kelas empat Madrasah Ibtidaiyah (MI), lantaran malu kepada rekan-rekannya atas kondisi yang dia alami. Namun, bukan berarti, Silvia yang tidak lulus Sekolah Dasar (SD) ini tidak memiliki cita-cita.
Diceritakan oleh Musri (47), Silvia pernah mengatakan kepada dirinya jika ia ingin menjadi guru. “Sempat ngomong kepada saya, suatu saat lalu, jika dia ingin jadi guru,” ucap Musri seperti dilansir kompas, Selasa (16/10).
Ungkapan dari sang anak sempat disambut gembira oleh Musri, meski Silvia saat ini belum sama sekali mengantongi ijazah. Silvia kecil langsung mengenyam bangku sekolah MI, tanpa terlebih dulu menuntut ilmu di Taman Kanak-kanak (TK) seperti anak lain pada umumnya.
Langkah untuk mendapatkan ijazah SD pun belum kesampaian, lantaran Silvia enggan melanjutkan dan kembali ke sekolah hingga sekarang. Ia malu dengan obesitas yang dialaminya.
“Sebelum bapaknya meninggal 2015 lalu, Silvia memang sempat sebentar mengajari anak-anak di sini mengaji, bersama dengan beberapa orang temannya, meski Silvia sendiri sudah tidak lagi sekolah,” ujar Musri.
Bantu Silvia Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Adi Suwito mengatakan, pihaknya siap membantu Silvia untuk bisa kembali bersekolah. Namun, sebelumnya pihaknya bakal lebih dulu melihat seperti apa kondisi yang dialami oleh Silvia.
“Kami akan lihat dulu seperti apa kondisi pastinya. Hari ini kami sudah koordinasi, besok (18/10) tim perwakilan akan langsung melihat Silvia, untuk mengetahui secara pasti seperti apa kondisinya, serta langkah yang harus diambil,” ujar Adi Suwito, Rabu (17/10).
Ia mengaku, memang sudah mengetahui dari media terkait Silvia yang mengalami obesitas, hingga menyebabkan ia tidak lagi berkenan untuk bersekolah.
Dinas Pendidikan sudah menyiapkan beberapa langkah alternatif, supaya Silvia bisa kembali menuntut ilmu dan mendapatkan ijazah. “Kalau dia belum lulus SD, maka akan kami arahkan untuk mengikuti kejar program paket A dulu. Nanti guru-guru SD yang wilayahnya berada tidak jauh dari rumah Silvia akan kami minta bantuan untuk mengajar Silvia,” terangnya. *
Setiap anak menyimpan ‘impian’. Demikian juga dengan Silvia Dwi Susanti (15), warga Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk, Lamongan. Namun dengan bobot mencapai 179,3 kilogram, impian Silvia untuk menjadi guru dikuburnya dalam-dalam. Apa pasal?
Anak bungsu dari dua bersaudara, pasangan almarhum Suroso dan Musri, tidak lagi merasakan bangku sekolah sejak kelas empat Madrasah Ibtidaiyah (MI), lantaran malu kepada rekan-rekannya atas kondisi yang dia alami. Namun, bukan berarti, Silvia yang tidak lulus Sekolah Dasar (SD) ini tidak memiliki cita-cita.
Diceritakan oleh Musri (47), Silvia pernah mengatakan kepada dirinya jika ia ingin menjadi guru. “Sempat ngomong kepada saya, suatu saat lalu, jika dia ingin jadi guru,” ucap Musri seperti dilansir kompas, Selasa (16/10).
Ungkapan dari sang anak sempat disambut gembira oleh Musri, meski Silvia saat ini belum sama sekali mengantongi ijazah. Silvia kecil langsung mengenyam bangku sekolah MI, tanpa terlebih dulu menuntut ilmu di Taman Kanak-kanak (TK) seperti anak lain pada umumnya.
Langkah untuk mendapatkan ijazah SD pun belum kesampaian, lantaran Silvia enggan melanjutkan dan kembali ke sekolah hingga sekarang. Ia malu dengan obesitas yang dialaminya.
“Sebelum bapaknya meninggal 2015 lalu, Silvia memang sempat sebentar mengajari anak-anak di sini mengaji, bersama dengan beberapa orang temannya, meski Silvia sendiri sudah tidak lagi sekolah,” ujar Musri.
Bantu Silvia Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Adi Suwito mengatakan, pihaknya siap membantu Silvia untuk bisa kembali bersekolah. Namun, sebelumnya pihaknya bakal lebih dulu melihat seperti apa kondisi yang dialami oleh Silvia.
“Kami akan lihat dulu seperti apa kondisi pastinya. Hari ini kami sudah koordinasi, besok (18/10) tim perwakilan akan langsung melihat Silvia, untuk mengetahui secara pasti seperti apa kondisinya, serta langkah yang harus diambil,” ujar Adi Suwito, Rabu (17/10).
Ia mengaku, memang sudah mengetahui dari media terkait Silvia yang mengalami obesitas, hingga menyebabkan ia tidak lagi berkenan untuk bersekolah.
Dinas Pendidikan sudah menyiapkan beberapa langkah alternatif, supaya Silvia bisa kembali menuntut ilmu dan mendapatkan ijazah. “Kalau dia belum lulus SD, maka akan kami arahkan untuk mengikuti kejar program paket A dulu. Nanti guru-guru SD yang wilayahnya berada tidak jauh dari rumah Silvia akan kami minta bantuan untuk mengajar Silvia,” terangnya. *
Komentar