Realisasi Subsidi BBM Lampaui Pagu
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan realisasi subsidi BBM dan LPG dalam APBN pada akhir September 2018 sudah melampaui pagu yang ditetapkan.
JAKARTA, NusaBali
Askolani dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (17/10), mengatakan realisasi BBM dan LPG sudah mencapai Rp54,3 triliun atau 115,9 persen dari pagu Rp46,9 triliun. "Realisasi BBM dan LPG ini mengalami pertumbuhan sebesar 96,7 persen dibandingkan periode sama tahun lalu," ujarnya.
Ia menjelaskan salah satu alasan kenaikan realisasi subsidi BBM dan LPG tersebut adalah karena pemerintah melunasi tunggakan subsidi pada tahun sebelumnya sebesar Rp12 triliun.
"Kenaikan ini karena melunasi tunggakan hasil audit BPK sebesar Rp12 triliun, jadi ini sedikit melampaui pagu," ujar Askolani.
Ia menambahkan realisasi subsidi BBM dan LPG ini diperkirakan makin meningkat karena terdapat penyesuaian harga BBM yang ditanggung pemerintah dari Rp500 per liter menjadi Rp2.000 per liter. "Penyesuaian harga ini berdampak pada tambahan belanja subsidi untuk mendukung kebijakan BBM yang sudah ditetapkan," kata Askolani.
Sementara itu, realisasi subsidi listrik juga telah mencapai Rp38,2 triliun atau 80,2 persen dari pagu dalam APBN Rp47,7 triliun atau mengalami pertumbuhan 25,2 persen. Dengan demikian, maka keseluruhan realisasi subsidi energi telah mencapai Rp92,5 triliun atau 97,9 persen dari pagu Rp94,5 triliun atau mengalami pertumbuhan 59,1 persen. Dalam kesempatan ini, realisasi subsidi non energi juga ikut disampaikan telah mencapai Rp30,9 triliun atau 50 persen dari pagu APBN sebesar Rp61,7 triliun.*ant
Askolani dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (17/10), mengatakan realisasi BBM dan LPG sudah mencapai Rp54,3 triliun atau 115,9 persen dari pagu Rp46,9 triliun. "Realisasi BBM dan LPG ini mengalami pertumbuhan sebesar 96,7 persen dibandingkan periode sama tahun lalu," ujarnya.
Ia menjelaskan salah satu alasan kenaikan realisasi subsidi BBM dan LPG tersebut adalah karena pemerintah melunasi tunggakan subsidi pada tahun sebelumnya sebesar Rp12 triliun.
"Kenaikan ini karena melunasi tunggakan hasil audit BPK sebesar Rp12 triliun, jadi ini sedikit melampaui pagu," ujar Askolani.
Ia menambahkan realisasi subsidi BBM dan LPG ini diperkirakan makin meningkat karena terdapat penyesuaian harga BBM yang ditanggung pemerintah dari Rp500 per liter menjadi Rp2.000 per liter. "Penyesuaian harga ini berdampak pada tambahan belanja subsidi untuk mendukung kebijakan BBM yang sudah ditetapkan," kata Askolani.
Sementara itu, realisasi subsidi listrik juga telah mencapai Rp38,2 triliun atau 80,2 persen dari pagu dalam APBN Rp47,7 triliun atau mengalami pertumbuhan 25,2 persen. Dengan demikian, maka keseluruhan realisasi subsidi energi telah mencapai Rp92,5 triliun atau 97,9 persen dari pagu Rp94,5 triliun atau mengalami pertumbuhan 59,1 persen. Dalam kesempatan ini, realisasi subsidi non energi juga ikut disampaikan telah mencapai Rp30,9 triliun atau 50 persen dari pagu APBN sebesar Rp61,7 triliun.*ant
1
Komentar