Penyuluh Agama Hndu Berebut Tiket ke Nasional
Penyuluh Agama Hindu Karangasem, I Gusti Ayu Yunita Dewi, mewakili Karangasem dalam Lomba Penyuluh Agama Hindu 2018 Tingkat Provinsi Bali untuk memperebutkan tiket lomba ke tingkat nasional.
AMLAPURA, NusaBali
Dalam lomba itu, menjalani verifikasi bidang administrasi, test ketrampilan, MC (master of ceremony), dharma wacana dan yang lainnya. Kabid Pendidikan Hindu Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Bali, Ida Bagus Mastika yang turun langsung menilai Yunita Dewi di Kantor Kemenag Karangasem, Jumat (19/10).
Penilaian itu dilakukan se-Bali untuk mencari satu penyuluh terbaik mewakili Bali di Lomba Penyuluh Tingkat Nasional 2018. Penilaian untuk Yunita Dewi dilakukan mulai dari acara pembinaan dan pengembangan spiritual agama melalui membaca kitab suci dan yoga di Pura Jagatnatha Amlapura. Di mana, I Gusti Ayu Yunita Dewi bertindak sebagai MC dan memimpin doa Tri Sandya.
Selanjutnya penilaian berlanjut di Kantor Kementerian Agama Karangasem, Jalan Untung Surapati Amlapura. Ida Bagus Mastika mengatakan, kelebihan peserta dari Karangasem fasih berbahasa Bali sesuai sor singgih. Sebab, sebagai penyuluh, hal itu yang paling utama dalam berkomunikasi sosial dengan masyarakat.
"Tetapi tak kalah pentingnya, memahami dan menjalankan praktek Agama Hindu sesuai yang tertuang dalam kitab suci Weda," katanya. Yunita Dewi yang asli dari Banjar Buayang, Desa Culik, Kecamatan Abang, selama ini yang menjadi daerah binaannya di Desa Pakraman Linggawana (Desa Kerta Mandala, Kecamatan Abang), Desa Pakraman Culik (Desa Culik), Desa Pakraman Tukad Besi (Desa Purwekerti, Kecamatan Abang).
Tugas-tugas sebagai penyuluh mendata keberadaan desa pakraman, termasuk di dalamnya mendata keberadaan Pura Tri Kahyangan Tiga, Pura Dadia, Pura Pamaksan, Pura Panti, pamangku, banjar adat, bendesa, kelian banjar dan jumlah pemeluk Agama Hindu dan jumlah penduduk secara umum.
Keberadaan itulah dilaporkan ke Kantor Kementerian Agama. Di samping katanya melayani umat sebagai MC saat ada upacara besar di Pura Tri Kahyangan Tiga, Karya Mamungkah lan Nubung Daging, melakukan pembinaan kepada sekaa teruna-teruni. "Misalnya memberikan pemahaman, tata cara berpakaian yang baik dan sopan, berpakaian yang etis untuk ke pura," katanya.
Mengingat luasnya wilayah binaannya, diakui belum semuanya bisa tersentuh. "Syukurnya penyuluhan yang kami lakukan kepada STT, bersedia dilaksanakan pihak STT itu," lanjut lajang yang alumnus STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Agama Hindu Amlapura 2013 ini.
Disinggung peluangnya untuk memenangkan gelar penyuluh terbaik Bali, sekaligus untuk berlaga di Lomba Tingkat Nasional 2018? "Saya mesti optimis, walau persaingan cukup berat," pungkas peraih medali emas Karya Ilmiah Nasional di Lampung 2017. *k16
Dalam lomba itu, menjalani verifikasi bidang administrasi, test ketrampilan, MC (master of ceremony), dharma wacana dan yang lainnya. Kabid Pendidikan Hindu Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Bali, Ida Bagus Mastika yang turun langsung menilai Yunita Dewi di Kantor Kemenag Karangasem, Jumat (19/10).
Penilaian itu dilakukan se-Bali untuk mencari satu penyuluh terbaik mewakili Bali di Lomba Penyuluh Tingkat Nasional 2018. Penilaian untuk Yunita Dewi dilakukan mulai dari acara pembinaan dan pengembangan spiritual agama melalui membaca kitab suci dan yoga di Pura Jagatnatha Amlapura. Di mana, I Gusti Ayu Yunita Dewi bertindak sebagai MC dan memimpin doa Tri Sandya.
Selanjutnya penilaian berlanjut di Kantor Kementerian Agama Karangasem, Jalan Untung Surapati Amlapura. Ida Bagus Mastika mengatakan, kelebihan peserta dari Karangasem fasih berbahasa Bali sesuai sor singgih. Sebab, sebagai penyuluh, hal itu yang paling utama dalam berkomunikasi sosial dengan masyarakat.
"Tetapi tak kalah pentingnya, memahami dan menjalankan praktek Agama Hindu sesuai yang tertuang dalam kitab suci Weda," katanya. Yunita Dewi yang asli dari Banjar Buayang, Desa Culik, Kecamatan Abang, selama ini yang menjadi daerah binaannya di Desa Pakraman Linggawana (Desa Kerta Mandala, Kecamatan Abang), Desa Pakraman Culik (Desa Culik), Desa Pakraman Tukad Besi (Desa Purwekerti, Kecamatan Abang).
Tugas-tugas sebagai penyuluh mendata keberadaan desa pakraman, termasuk di dalamnya mendata keberadaan Pura Tri Kahyangan Tiga, Pura Dadia, Pura Pamaksan, Pura Panti, pamangku, banjar adat, bendesa, kelian banjar dan jumlah pemeluk Agama Hindu dan jumlah penduduk secara umum.
Keberadaan itulah dilaporkan ke Kantor Kementerian Agama. Di samping katanya melayani umat sebagai MC saat ada upacara besar di Pura Tri Kahyangan Tiga, Karya Mamungkah lan Nubung Daging, melakukan pembinaan kepada sekaa teruna-teruni. "Misalnya memberikan pemahaman, tata cara berpakaian yang baik dan sopan, berpakaian yang etis untuk ke pura," katanya.
Mengingat luasnya wilayah binaannya, diakui belum semuanya bisa tersentuh. "Syukurnya penyuluhan yang kami lakukan kepada STT, bersedia dilaksanakan pihak STT itu," lanjut lajang yang alumnus STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Agama Hindu Amlapura 2013 ini.
Disinggung peluangnya untuk memenangkan gelar penyuluh terbaik Bali, sekaligus untuk berlaga di Lomba Tingkat Nasional 2018? "Saya mesti optimis, walau persaingan cukup berat," pungkas peraih medali emas Karya Ilmiah Nasional di Lampung 2017. *k16
1
Komentar