Peserta TKN TTG dan Pindeskel Kunjungi Desa Punggul
Peserta temu karya nasional (TKN) gelar teknologi tepat guna ke-20 dan pekan inovasi perkembangan desa dan kelurahan (Pindeskel) 2018, melakukan kunjungan ke Desa Punggul, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Minggu (21/10).
MANGUPURA, NusaBali
Dipilihnya Punggul sebagai objek kunjungan, karena Punggul sebagai juara I Lomba Desa Tingkat Provinsi Bali tahun 2018 dan sebagai Desa Digital. Rombongan peserta yang dipimpin Kasubid Evaluasi Perkembangan Desa Wilayah Kemendagri Budiono bersama Direktur Badan Litbang Kementerian Desa disambut Kadiskominfo Badung I Wayan Weda Dharmaja mewakili bupati, Camat Abiansemal, perbekel se-Kecamatan Abiansemal, serta masyarakat Desa Punggul.
Weda Dharmaja menyampaikan, Desa Punggul merupakan salah satu desa yang mampu memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi untuk memudahkan layanan kepada masyarakat. “Diharapkan apa yang sudah dilakukan di Desa Punggul ini dapat menjadi contoh bagi peserta untuk dapat diterapkan di desa/kelurahan di daerah masing-masing,” ujarnya.
Perbekel Punggul I Kadek Sukarma memaparkan inovasi aplikasi Punggul Desa Digital. Dijelaskan, Desa Punggul menerapkan aplikasi ini diawali dengan membangun jaringan, memasang wifi gratis di akses publik termasuk pemasangan kamera pemantau di 32 titik. Kemudian dibangun sistem SIAK desa dan sistem Siadek.
“Dengan aplikasi ini cukup NIK KTP, semua data masyarakat sudah terekam. Tentu saja hal ini memudahkan dalam pelayanan administrasi dan surat menyurat,” kata dia. Selanjutnya ada sistem Siadek yang dirangkum dengan Sigadis (sistem informasi georafis administrasi desa terintegrasi).
Sementara Budiono mengatakan, kunjungan lapangan ini dimaksudkan untuk melihat langsung juara I lomba desa/kelurahan tingkat provinsi tahun 2017 dan 2018. Desa dan kelurahan sebagai objek kunjungan di Badung yakni Desa Kutuh, Kuta Selatan sebagai juara I tahun 2017 dan Desa Punggul, Abiansemal juara I tahun 2018.
“Dipilihnya desa juara I sebagai objek kunjungan lapangan ini, menunjukkan bahwa desa/kelurahan ini mampu memahami kendala dan potensi yang dimilikinya. Dari kendala dan potensi itulah muncul tantangan untuk menyelesaikan kendala dengan suatu inovasi yang berangkat dari kebutuhan masyarakat. Hal ini juga tidak terlepas dari dukungan pemerintah kabupaten/kota, serta provinsi sebagai satu poros pemerintahan dalam negeri,” tuturnya. *asa
Dipilihnya Punggul sebagai objek kunjungan, karena Punggul sebagai juara I Lomba Desa Tingkat Provinsi Bali tahun 2018 dan sebagai Desa Digital. Rombongan peserta yang dipimpin Kasubid Evaluasi Perkembangan Desa Wilayah Kemendagri Budiono bersama Direktur Badan Litbang Kementerian Desa disambut Kadiskominfo Badung I Wayan Weda Dharmaja mewakili bupati, Camat Abiansemal, perbekel se-Kecamatan Abiansemal, serta masyarakat Desa Punggul.
Weda Dharmaja menyampaikan, Desa Punggul merupakan salah satu desa yang mampu memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi untuk memudahkan layanan kepada masyarakat. “Diharapkan apa yang sudah dilakukan di Desa Punggul ini dapat menjadi contoh bagi peserta untuk dapat diterapkan di desa/kelurahan di daerah masing-masing,” ujarnya.
Perbekel Punggul I Kadek Sukarma memaparkan inovasi aplikasi Punggul Desa Digital. Dijelaskan, Desa Punggul menerapkan aplikasi ini diawali dengan membangun jaringan, memasang wifi gratis di akses publik termasuk pemasangan kamera pemantau di 32 titik. Kemudian dibangun sistem SIAK desa dan sistem Siadek.
“Dengan aplikasi ini cukup NIK KTP, semua data masyarakat sudah terekam. Tentu saja hal ini memudahkan dalam pelayanan administrasi dan surat menyurat,” kata dia. Selanjutnya ada sistem Siadek yang dirangkum dengan Sigadis (sistem informasi georafis administrasi desa terintegrasi).
Sementara Budiono mengatakan, kunjungan lapangan ini dimaksudkan untuk melihat langsung juara I lomba desa/kelurahan tingkat provinsi tahun 2017 dan 2018. Desa dan kelurahan sebagai objek kunjungan di Badung yakni Desa Kutuh, Kuta Selatan sebagai juara I tahun 2017 dan Desa Punggul, Abiansemal juara I tahun 2018.
“Dipilihnya desa juara I sebagai objek kunjungan lapangan ini, menunjukkan bahwa desa/kelurahan ini mampu memahami kendala dan potensi yang dimilikinya. Dari kendala dan potensi itulah muncul tantangan untuk menyelesaikan kendala dengan suatu inovasi yang berangkat dari kebutuhan masyarakat. Hal ini juga tidak terlepas dari dukungan pemerintah kabupaten/kota, serta provinsi sebagai satu poros pemerintahan dalam negeri,” tuturnya. *asa
Komentar